Fourth : Namanya Nagara.

169 9 0
                                    

"Sayang... Temenin mama ke butik yuk" kata mama Alleta tiba-tiba.
"Lah kan ini baru sampe rumah ma, Al juga baru kelar sarapannya" protes Alleta.
"Al sayang, kamu lupa besok itu acara penting perusahaan papa, banyak tamu yang bakal diundang. Mama nggak mau anak mama pake jeans ke pesta"
"Mama... Al nggak suka pesta ma..."

"Ini acara papa sayang, kamu harus dateng"
"Tapi ma....." baru saja Alleta hendak memprotes lagi, mamanya sudah menatapnya tajam. Seakan berkata 'tidak boleh protes lagi'

"Iya iya ma, Al mau" ucapnya malas.
"Nah gitu dong, itu baru anak mama"
"Yaelah anaknya mama kan cuma Al doang"
"Eh iya juga ya, lupa" jawab mamanya sambil terkekeh.
Alleta mendengus melihat tingkah mamanya itu
"Yaudah, kamu ganti baju dulu ya sayang, mama tungguin di bawah" kata mamanya lagi.
"Nggak usah ma, Al udah siap kok"
Mamanya memandang penampilan putri semata wayangnya itu.
"Mbok ya pake baju yang lebih rapi dikit lah sayang, ntar kamu dikira bukan anak mama... masak mamanya anggun gini, anaknya kaya gitu"
"Kaya gitu gimana ma? Udahlah ma, ayo cus udah ma, Al keburu ngantuk nih" rajuk Alleta.
"Hmm...yaudah lah. Kamu itu ya... emang susah diatur kalo soal penampilan"
Alleta tersenyum lebar mendengar jawaban mamanya itu.

Alleta dan mamanya memasuki mobil dan bersiap untuk pergi ke butik. Hening... Alleta memecah keheningan...

"Ma...." tidak ada jawaban.
"Mama......" panggilnya lagi..
"Hmm" jawab mamanya singkat.
"Ma, Al mau ngomong..."
"Iya, ngomong aja sayang, nggak usah malu-malu gitu lah"
"Ma, ntar kalo di butik, mama jangan milihin Al baju yang aneh-aneh ya"
Mamanya terkekeh mendengar penuturan Alleta.
"Maksud kamu baju yang aneh-aneh itu yang gimana sayang?"
"Ya gitu ma, ya pokoknya jangan yang rempong. Yang bikin Al susah gerak, susah jalan, susah nafas... Al nggak suka ma" pintanya memelas.
Hening... Mamanya tidak menjawab.
"Ma... kok nggak di jawab sih ma"
"Mama nggak janji ya sayang" akhirnya mamanya menjawab juga.
"Ih mama... jangan gitu ya ma. Plis..." rengeknya memohon.
Mamanya diam sepanjang perjalanan. Akhirnya mereka sampai juga di tempat tujuan.
"Ayo sayang, kita udah sampai"
Alleta tidak menjawab, ia pura-pura tidur. Memejamkan matanya rapat-rapat dan itu malah menunjukan kalau dia hanya berpura-pura.
"Udahlah sayang, jangan pura-pura tidur. Mama tau kamu belum tidur"
Alleta tetap memjamkan matanya.
"Oo gitu ya, yaudah deh. Paling besok bakalan ada yang nggak dapet uang jajan". Kata mamanya lagi.
"Ish mama.... iya iya Al bangun nih"
Mamanya hanya menggelengkan kepala melihat tingkah laku anaknya tersebut.
Al membuntuti mamanya sambil berulang kali mengeluh dalam hati. Tidak ada satupun pakaian di butik itu yang menarik hati Alleta. Semuanya tampak membosankan. Padahal butik itu adalah butik terbaik yang ada di kotanya.

Alleta memilih mengekor di belakang mamanya, mukanya suntuk dan tampak jelek sekali. Akhirnya ia lelah dan memilih duduk, dan mamanya tidak tau kalau anaknya itu sudah tidak di belakangnya lagi.

Tiba-tiba matanya menangkap sosok seseorang yang menjengkelkan bagi Alleta.
"Itu kan... cowok gaje yang kemarin. Ngapain dia disini? Sama cewek lagi. Mungkin pacarnya" Belum sempat keherananya hilang, ia sudah melihat mamanya tiba-tiba mendekati laki-laki tersebut, lalu bercipika cipiki dengan perempuan yang ada di dekat laki-laki gaje itu.

Tiba-tiba tangan mamanya melambai, memanggilnya untuk mendekat. Tapi Alleta justru malah menutup wajahnya dengan baju di dekatnya. Dan mamanya malah mendekat lalu menarik tangannya.
'Duh mati gue' rutuknya dalam hati.
Kini ia berhadapan dengan laki-laki yang tadi di lihat dari kejauhan.
Laki-laki itu menatapnya dengan pandangan menusuk. Dan setelah Alleta selesai bersalaman dengan perempuan tadi, Alleta memilih melihat kearah lain.

"Oh jadi ini putri semata wayangmu jeng? Duh cantiknya"
"Iya jeng, gimana cantik kan?"
"Iya cantik banget jeng, sesuai sama apa yang kamu omongin kemaren"

Alleta merengut, ia di bicarakan seperti barang dagangan. Seperti sandal jepit sepulub ribu tiga. 'Ah malangnya nasibku' batinnya dalam hati.
Ia juga mengklarifikasi, perempuan tadi bukan pacar laki-laki songong tadi, tapi ibunya. Dan namanya adalah tante Dela.
Tante Dela menyikut pinggang putranya tadi, memberi tanda untuk mengajak Alleta berkenalan.

"Nagara" katanya singkat.
"Nak, yang baik dong kenalannya, jangan gitu ah!"
Yang di panggil hanya mendengus lalu menurut saja.
"Kenalin, nama gue Nagara" katanya sambil mengulurkan tangan.
"Alleta" jawab Alleta sambil menjawab uluran tangan Nagara.

'Oo ternyata tuh cowok songong punya nama juga. Namanya keren sih. Sayang, orangnya nyebelin' batin Alleta.

'Oo namanya Alleta. Namanya cantik. Sayang, orangnya amit-amit'

Lalu Nagara menatap Alleta dengan pandangan menusuk lagi. Dan berkata pelan, "Mobil gue"
Bukannya menjawab Alleta malah menjulurkan lidahnya.
Nagara ingin marah, tapi karena ada mamanya, niat itu diurungkan juga.
Setelah kedua mamanya melakukan obrolan panjang yang menurut mereka tidak bermutu, akhirnya salah satu dari mereka memutuskan obrolan dan berpamit pulang.
Tidak lupa Alleta menyunggingkan senyum manisnya untuk memanas-manasi Nagara.
Nagara hanya mengumpat kecil dan membuang muka.

Akhirnya mereka pulang duluan.
"Sayang, ganteng banget ya Nagara itu. Sopan lagi. Duh idaman banget deh" mamanya tersenyum sendiri.
"Mama apaan, mukanya tuh biasa aja ma. Biasa..."
Mamanya tidak menggubris omongan Alleta tersebut.

Di perjalanan pulang yang ada hanya suara mamanya yang terus menerus memuji Nagara. Eh, bukan memuji, lebih tepatnya memuja. Ya kira-kira begitu.
Sampai tiba-tiba pertanyaan mamanya membuatnya tercekat.
"Sayang, katanya kamu kemarin mau ke bengkel buat ganti rugi mobil yang kamu tabrak, kok nggak jadi?"
"Eng... itu ma... anu... sebenernya.. itu ma... Al..." Alleta gugup mau menjawab bagaimana. Mengingat Nagara adalah korban yang ia ceritakan kemarin.
"Kamu itu ngomong apa sih, yang jelas dong sayang"
"Tapi mama janji ya, mama jangan marah" pinta Alleta.
"Iya... iya... cepetan jawab dong..." kata mamanya tidak sabaran.
"Eng.... sebenernya... cowok yang mobilnya Al tabrak itu, mobil itu.... mobil Nagara ma..." Alleta menggigit bibir bawahnya sambil mengecilkan volume suaranya saat menyebut nama Nagara.
"A... Apa?" Mamanya kaget dan seketika menghentikan laju mobilnya.
"Mama jangan marah dong, Al kan udah jujur ma" kata Alleta takut.
"Mama nggak marah. Mama cuma syok"
"Ma, maafin Al plis. Al kan nggak sengaja ma. Ya ma, maafin ya..." Alleta memohon sambil menangkupkan tangannya tanda memohon.
"Mama nggak marah, tapi kamj harus cerita sama papa soal kejadian ini"
"Iya deh ma, ntar Al ngomong ke papa" kata Alleta sambil menunduk lesu.

AlletaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang