Third : I Hate You

181 10 0
                                    

Bisakah kau berhenti muncul dalam ingatanku? Kau tahu? Aku lelah.

Alleta

Brrrt... Brrrt... Brrrt...

"Aaa berisik banget elah. Siapa sih pagi-pagi gini udah gangguin ngebo gue?"  Dengan malas Alleta mengambil ponselnya di atas nakas.
"Nomor siapa nih? Gaada namanya. Yaudah lah angkat aja. Siapa tau gue menang undian atau apaan gitu"

"Ya halo, siapa ya?" Tanya Alleta.
"Heh, lo lupa sama janji lo kemaren? Lo udah janji ya mau tanggung jawab. Jangan coba-coba kabur!"

'Elah ternyata tuh cowok songong' batin Alleta.

"Iya iyaaa... Nggak usah teriak-teriak gitu napa sih? Dasar gaje! Telinga gue tuh masih normal ya"

"Apaan? Normal? Gue telfonin lo dari jaman purba lo baru angkat sekarang, dan lo bilang telinga lo normal? Luarrr biasa"

"Iihhh brisik amat sih lo! Gue tuh baru bangun tau!" Alleta membela diri.
"Oohh baru bangun? Cewek jam segini baru bangun? Pantesan lo gendut. Jam segini aja baru bangun, lemak lo tuh diurusin. Jogging kek yoga kek"

Alleta kaget bukan kepalang dikatain gendut. Mukanya merah padam.

"Eh lo cowok songong! Lo tuh cowok pertama yang berani ngatain gue gendut. Lo pingin cari masalah sama gue? Dan lagi, ini badan badan gue! Mau gue ngebo kek mau gue hibernasi kek, itu bukan urusan lo!"

"Dasar kebo! Kebo! Kebo! Kebo gendut"

Alleta mematikan ponselnya. Ia marah.  Sangat marah.

"Gue benci benci benci benciiiii!!! Aaarrgggg!!!" Teriak Alleta.

Ponselnya bergetar lagi, ia menatap layar dan mematikan telfon itu.
'Gue nggak bakal angkat telfon lo. Sebodo amat sama mobil lo. Biar meledak tu mobil sekalian' batin Alleta.

Ponselnya bergetar lagi, ada pesan masuk.

👨 : Angkat nggak! Awas aja kalo lo nggak angkat.

👩 : Bodo!

Alleta mengklik tombol send. Pesan terkirim.

Ponselnya bergetar lagi. Ada panggilan masuk berkali-kali. Alleta tidak menggubrisnya. Tapi lama kelamaan getaran ponsel itu mengganggu Alleta.
Alleta memilih untuk mematikan ponselnya.

"Bodo amat lo mau marah kek, nangis kek. Lagian gue juga nggak kenal sama lo. Lo aja nggak tau nama gue. Dasar gaje" Alleta teesenyum penuh kemenangan.
Sebenarnya Alleta bukan tipe perempuan yang tidak bertanggung jawab, tapi laki-laki itu yang menyebalkan dan membuat Alleta memilih lari dari kesalahan.

Tok tok tok...

Baru saja Alleta ingin melanjutkan tidur nyenyaknya... Pintu kamarnya diketuk berkali-kali.

"Iyaaa...." teriak Alleta dari dalam kamar.
"Sayang... Mama masuk ya" ucap mamanya lembut.
"Oh iya ma, Al udah bangun kok ma, mama masuk aja"
"Lho kok belom mandi sayang?"
"Emangnya mau kemana ma?" Tanya Alleta balik.
"Ayo temenin mama ke mall, sekarang kamu mandi ya, mama tunggu di bawah."

"Ma... Al masih ngantuk... Bentar lagi ya ma, plis" ucapnya memohon.
"Enggak sayang, nggak boleh bentar bentar lagi"
"Al kan belom sarapan juga ma, Al laper..."
"Nanti sekalian sarapan disana sayang"

"Tapi ma... Al...."
"Eits no tapi tapian, mandi! Mama tunggu di bawah"
"Iyaaa iyaaa maa" Alleta sudah tidak bisa mengelak lagi.

Setelah mandi, Alleta mematut dirinya di depan cermin. Rambutnya di cepol asal-asalan. Menurutnya ia seperti itu saja sudah cantik, tapi memang benar...

"Yuk ma, Al siap"
"Sayang... Kamu itu harus belajar pakai pakaian yang feminim, yang anggun"
"Udahlah ma, gini aja. Yaudah yuk berangkat"

Mamanya hanya menggeleng-gelengkN kepala melihat tingkah anaknya yang tidak begitu peduli soal penampilan. Tapi bagaimanapun juga, ia tetap menyayangi anak semata wayangnya itu.

Selesai menemani mamanya berbelanja, Al mengajak mamanya untuk pergi membeli sarapan.

"Ma ayo sarapan, Al udah laper banget" ucap Alleta memelas.
"Iya iya sayang, mau makan dimana?"
"Disana..." Alleta menunjuk salah satu kafe di dekat mall.

Tapi saat baru sampai di depan pintu kafe, ia melihat sosok yang diketahuinya sebagai sosok yang sangat menyebalkan menurut Alleta.

"Ma pulang aja yuk," kata Alleta tiba-tiba.
"Lho kok malah ngajakin pulang? Katanya tadi laper?" Tanya mamanya heran.
"Ntar sarapan di rumah aja ma, masakan mama lebih enak"
"Kamu bisa aja, mama kan jadi malu"
"Elah mama sama Al aja pake malu segala"

Alleta menggandeng tangan mamanya sambil berlari kecil menuju tempat dimana mobilnya terparkir.
Ia tak tahu, laki-laki itu mengawasinya dari dalam kafe.

"Gue hafalin tuh plat mobil lo, awas aja, gue bakal cariin lo sampe ketemu" kata laki-laki itu tersenyum penuh kemenangan dan menyeruput kopinya kembali.






Hehe gimana ceritanya? Gaje banget ya? Maapin deh ya. Baru pertama kali soalnya.

Btw, have a nice day readers.

Atika.

AlletaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang