Senja Bagian 4

15 1 0
                                    

Pagi-pagi sekali sebuah direct message muncul dari layar handphonenya Steven. Sebuah pesan yang biasa ia terima dari seorang gadis, namun kali ini berbeda, gadis yang menirim pesan itu bukanlah gadis yang dulu pernah menambatkan hatinya dalam dadanya. Sekarang gadis nya sudah berbeda. Elivia Permata, begitulah kira-kira namanya. Sebuah salam perkenalan terpatri di layar handphonenya.

"Hai"

"Hai juga" balasnya.

"Kenalin aku Elivia Permata, aku sudah lama mengagumi mu, boleh nggak aku kenalan sama kamu?" lanjut pesan itu.

"Mmmm, boleh" balas Steven.

Akhirnya mulai lah pembicaraan mereka. Saling menanya satu sama lain tentang diri masing-masing. Hingga akhirnya terjalinlah keakraban diantara mereka. Sesekali Steven tertawa cekikikan membaca pesan yang dikirim oleh Elivia. Semenjak ia mendapatkan pesan dari Elivia, ia seperti mendapatkan semangat hidupnya kembali. Ia sepertinya merasa cocok dengan kedatangan Elivia dalam hidupnya. Tidak puas dengan hanya mengobrol melalui pesan, Steven pun meminta nomor handphone Elivia, mereka pun saling bertukar nomor handphone. Steven pun langsung menelphone Elivia. Mereka pun melanjutkan pembicaraan mereka dari pesan di instagram tersebut.

"Ngomong-ngomong yang kemarin kamu tabrak itu adalah aku" tiba-tiba Elivia membuka pembicaraan tentang masalah kemarin.

"Benarkah? Maaf ya aku nggak sengaja" ucap Steven seakan tidak percaya.

"Iya gak apa-apa kok."

"Mmmm.. oh ya soal kartu nama kemarin, kamu nemuinnya dimana? Karena sepertinya aku kenal sama kartu itu." ucap Steven karena teringat soal kenarin.

"Mmmm.. itu kemarin aku temukan disemak-semak bersama dengan sebuah boneka dan akulangsung memungutnya. Akupun langsung mencari tau siapa pemilik dari nama di kartu ini, eh gak taunya punya kamu dan kebetulan ternyata kita satu kampus ya." jawab Elivia.

"Iya, mendingan kamu buang saja lah sampah seperti itu tak pantas untuk disimpan" balas Steven.

"Sayang kalau dibuang, itu boneka masih bagus jadi lebih baik aku simpan saja." balas Elivia.

"Mmmm... gimana ya soalnya..." belum sempat Steven menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba Elivia langsung memotong pembicaraan.

"Aku tau itu untuk mantan mu kan? Aku melihat saat-saat kamu membuang boneka itu. Makanya daripada terbuang sia-sia aku mengambilnya, aku akan menjaganya, lebih baik kan?"

"I...iya sih, terserah kamu deh." Jawabnya singkat. Lanjutnya "Oh ya, besok sore kamu ada acara nggak?" tanya Steven tiba-tiba.

"Nggak, aku besok free, ada apa emang?" selidik Elivia penasaran.

"Nggak, ini... aku ingin mengajak kamu ke pantai besok, kira-kira kamu mau nggak?" tanya Steven lagi.

"Ah benarkah? Kalau begitu aku mau dong, jam berapa emangnya?" ucapnya dengan girang.

"Jam 5 bisa nggak?" tanya Steven memastikan.

"Bisa, aku tunggu dimana?" tanya Elivia.

"Besok aku jemput aja, alamat rumah mu dimana?" tanya Steven.

"Ok, aku kirim alamatku lewat pesan aja ya"

Lalu Elivia mengirimkan alamatnya kepada Steven. Steven pun langsung menyimpan alamat tersebut. Setelah puas mengobrol, akhirnya mereka mengakhiri pembicaraan mereka. Tak terasa ternyata jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang. Steven pun tertidur dengan bayang-bayang Elivia dalam benaknya.

Senja MenyapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang