Akhii

146 16 7
                                        

Uhh!!

Sinar matahari yang membuatku lelah, udara yang begitu menusuk dihidungku hingga aku tak sanggup untuk menghirupnya.'jika aku tak sanggup untuk menghirupnya, berarti aku sudah...🤔. Astagfirullah!! Maafkan hamba mu ini ya Allah.

Jam yang melilit dilenganku kini telah  menunjukkan pukul 14.00 WIB. Itu sebagai tanda bahwa aktivitas ku diluar sana kini telah usai. Ku beranjak keluar kelas, lalu ku berniat untuk menjemput adikku. Namun, niat yang telah ku tekadkan kini hilang setelah aku mendapat kabar bahwa namaku tertera di Mading. 🤔

'Ya Allah, apakah namaku yang tertera di mading itu memberikan petunjuk baik bagiku? Aku harap begitu'. Ucap batinku

Akhirnya, ku putuskan untuk melihat Mading sekolah. Setelah ku perhatikan...

........ Jurusan ....
........ Jurusan ....
........ Jurusan ...
Isma Siti Aisyah jurusan kedokteran

Harap menghubungi pihak sekolah!!!

Setelah selesai ku lihat, langsung aku menghubungi pihak sekolah, mungkin pihak sekolah meminta ku untuk segera melunasi biaya sekolah. Aku sadar ya Allah, memang aku ini tidak sekaya temanku, kehidupanku tidak semewah seperti kehidupan yang dirasakan oleh orang lain. Namun, batinku mengatakan bahwa ini adalah cita-cita terbaik yang Allah berikan untukku. Aku tak peduli, apakah aku dapat menyelesaikan sekolahku atau aku akan berhenti ditengah jalanku begitu saja, tapi aku yakin Allah bersamaku, Allah membantuku. Hal yang terpenting adalah aku harus berusaha, berusaha, dan berusaha. Jika niat yang aku tekadkan ini tumbuh begitu kuat, aku yakin aku bisa menggapai cita-cita ku ini.

"Bismillah ya Allah, semoga kabar baik selalu menyertaiku. Aamiin." Harapanku

"Assalamu'alaikum". Ucapku sambil mengetuk pintu

"Wa'alaikumsalam, ah Isma mari masuk." Ucap lembut guruku

Langsung aku masuki ruangan kecil itu, dan kududuki sebuah tempat yang begitu nyaman dengan 'AC' yang membuat badanku menjadi segar kembali.

"Isma, barakallah (selamat) kamu mendapatkan beasiswa di kampus ini." Ucap guruku dengan langsung menjabat tanganku

Sungguh aku tak percaya akan hal itu.

"S..Sa.. saya Bu?". Tanyaku gugup
"Iya kamu Isma, selamat ya".
"Alhamdulillah, terimakasih Bu." Ucapku

Hanya kata itulah yang dapat ku keluarkan dari mulutku ini. Entah aku tidak bisa menjawab atau aku terlalu senang. Apakah aku ini mimpi?

Setelah kabar baik kuterima, tak sabar rasanya ingin kuberi tahu ibu dan adikku. Namun nyatanya Allah berkata lain, setelah sampai rumah ku melihat bendera kuning yang berkibar di tiang rumahku, ku berusaha untuk melangkahkan kakiku dengan cepat, hingga aku dapat melihat wanita yang telah berbaring kaku di dalam rumahku.

Kertas yang kupegang, kini jatuh berhasil mencium tanah.

"innalillahi waiina ilaihi rooji'un" ucapku, tetes air mataku membasahi wajahku.

"Ibuuuu..." teriak tangisku menghampirinya
" Buu, kenapa ibu begitu cepat meninggalkan aku buu. Buu aku disini, aku membawa kabar gembira untuk mu buu." Sambil kutunjukkan kertas beasiswa itu pada ibuku.

"Buka matamu, buka Bu bukaaaa.. ibu aku mohon jangan tinggalkan aku Bu." Tangisku

ASTAGFIRULLAH!!!

Ku terbangun dari tidurku, ku melihat jam dinding rumah, ternyata waktu menunjukkan pukul 04.45 WIB. Langsung ku berlari menuju kamar ibuku, kulihat wanita itu. Syukurlah itu semua hanya mimpi.

Langsung ku peluk ibuku sekuat tenagaku, hingga ia terbangun dari tidurnya.

"Emm.. kamu kenapa Isma?" Tanya ibuku
"Bu aku bermimpi ibu begitu cepat meninggalkan ku. Aku bawa kabar baik untuk ibu, tapi ibu sudah tiadaaa... ." Tangisku sambil memeluk erat wanita didepan ku.

Huh, ternyata ini hanya mimpi. Lega rasanya hatiku setelah wanita itu dapat memelukku. Tak lama langsung ku ambil air sembahyang untuk melaksanakan shalat subuh...

Wahhh, sedih tidak? Ternyata itu hanyalah mimpi. Paham tidak ceritanya? Pusing ya? Maaf 😢.

Jangan lupa vote yaa, terus comment gimana ceritanya, membosankan, pusing atau....?

Terimakasih 😊

Pegang Erat Tangan Ku, Bu! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang