#13

11.3K 858 214
                                    

Tak peduli seerat apapun kau memeluknya, orang yang tidak ditakdirkan denganmu akan pergi saat waktunya tiba.

.

.

.

Kaki Sasuke masih melangkah mendekati sosok yang berdiri itu. Senyuman tipis terpati kala gadis itu juga ikut mendekatinya. Hatinya menghangat saat menangkap senyuman dari bibir gadis itu. Tujuannya sekarang adalah memeluk gadis itu dengan segenap perasaan rindu.

Namun, tujuannya lenyap begitu saja saat sosok bersurai merah muda itu berjalan melewatinya, dia memandang gadis yang masih tersenyum itu, senyuman yang tidak ditunjukkan olehnya, tapi untuk kakaknya, Uchiha Itachi.

Langkahnya terhenti saat berada di depan Mikoto dan di samping Itachi. Senyuman masih terpati di wajah cantiknya. Meskipun dia sadar bahwa sejak tadi, sepasang onyx memandangnya rindu, tapi gadis bernama Akasuna Saki itu tak memperdulikannya.

“Ahh kalau begitu lebih baik kita duduk” ajakan dari Uchiha Mikoto itu langsung dituruti oleh dua orang yang saling berkaitan tangan itu, seakan mereka akan dipisahkan saat ini juga. Onyx hitamnya kini menangkap sosok Sasuke yang tengah berdiri dengan tatapan sayu, Mikotopun membuka suara “Sasuke~ kemarilah!”

Mengangguk dan mengikuti perintah ibunya, itulah yang Sasuke lakukan. Tangannya mengepal erat kala menyaksikan adegan romantis dari dua pasangan yang tengah duduk di depan ibunya. Sasuke mencoba tersenyum setelah mendudukan diri. Tanpa disengaja, onyx dan emerald bertemu, cukup lama mereka berpandangan sampai sang pemilik emerald mengalihkan pandangannya.

“Nah~ apa yang akan kalian bicarakan?” Mikoto membuka suara setelah lama keheningan menyelimuti ruangan ini.

Itachi berdehem sejenak, mencoba terlihat keren di depan dua perempuan cantik. Ia kemudian membuka suaranya. “Sebelumnya, perkenalkan. Gadis cantik yang berada disampingku ini. Akasuna Saki~”

Mendengar nama lain yang disebut, Sasuke terbelalak kaget. Akasuna Saki, adalah nama asing yang tak pernah dia dengar. Jika gadis bersurai merah muda di samping Itachi itu bukan Sakura, lantas kenapa Tuhan menciptakan orang yang begitu mirip? Dan kenapa Tuhan bisa menciptakan perasaan yang sama kala di dekat gadis yang berbeda.

“Kami kemari ingin meminta restu bu~” jeda sejenak, Itachi dan Sakura saling bertatapan. “Kami akan menikah, dan acara pertunangan kami tinggal menghitung hari lagi”

DEGH

Sasuke diam membeku, lidahnya seakan kelu untuk berbicara, matanya terasa sulit untuk bergerak dari dua pasangan itu, napasnya tercekat. Pemuda itu merasakan sakit yang teramat dalam. ‘Tunangan? Pernikahan?’

Lain Sasuke, lain Mikoto. Perempuan yang telah melahirkan dua orang anak itu tersenyum senang. “Selamat untuk kalian berdua nak” maniknya melirik Sasuke yang terdiam dengan tatapan yang sulit diartikan. Mikoto memilih diam, mungkin Sasuke masih tak menyangka bisa bertemu dengan sang kakak. Setidaknya itulah yang dipikirkan wanita beriris onyx itu.

Sasuke masih terdiam enggan membuka suara, tangannya sudah mengepal erat, lidahnya terasa kelu untuk digerakkan. Pemuda itu justru menundukkan kepalanya, tak berani menatap dua orang itu. ‘Dia orang lain, tapi kenapa aku merasakan perasaan yang sama seperti aku bersama Sakura’

TES

-oOo-

Uchiha Fugaku menghela napas panjang menyaksikan ayahnya yang sedari tadi hanya mondar-mandir. Ia kembali memfokuskan dirinya pada berkas-berkas yang berada di meja. Tapi konsentrasinya buyar kala Uchiha Madara menggebrak meja.

Last TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang