Ada suatu saat kita tidak dapat memilih yang terbaik. Ada suatu saat di mana kita berbuat kesalahan, dalam kenangan penuh penyesalan. Bukankah hidup kadang rumit untuk dimengerti?
.
.
.
1 Month Later..
Dia terduduk di atas ranjang rumah sakit. Mata onyx kelamnya memandang keluar jendela besar. Ia tersenyum saat onyx hitamnya menangkap segerombolan anak bermain bola dengan wajah riang. Teringat dengan sebuah hubungan yang telah ia hancurkan dengan kesalahan kecil.
Ia menghembuskan napas pelan. Sudah 10 hari sejak ia sadar dari keadaan kritisnya, tapi sosok yang di selamatkannya, sosok yang dicintainya, sosok yang ia inginkan keberadaannya tak pernah ada di sampingnya. Senyuman miris terpati saat menyadari suatu hal.
Orang yang sudah kau khianati, tak akan mungkin menjadi orang yang sama.
Ingatannya tentang keluarganya dulu telah kembali, hal yang selalu membuatnya penasaran telah kembali. Tentang masalah rumah tangga ayah dan ibunya dulu.
Sakit, itulah yang dia rasakan. Tak cukupkah Tuhan memberinya satu penderitaan tentang perasaannya? Apakah Tuhan setega itu hingga menghukumnya dengan semua ingatan ini?
"Sasuke.." onyx hitamnya melirik sosok Hinata yang tersenyum membawa nampan berisi bubur. "Nah waktunya makan-"
"Aku tidak mau, pergilah! Aku ingin sendiri!" Hinata mencoba tersenyum meskipun rasanya sudut bibirnya sangat sulit untuk ia tarik.
"Ke-kenapa?" Suaranya tercekat saat ingin menanyakan pertanyaan lain.
"Sudah pasti kau tau alsannya. Aku hanya ingin dia--"
"Kau ingin dia?! Dia akan menikah dengan kakakmu lusa Sasuke! Kau masih menginginkannya?! Apa kau gila?!" Hinata berteriak, dia menangis tak kuat dengan semuanya. Nampan yang ia pegang ia cengkram kuat kuat.
Kakak, Sakura, Pernikahan, lusa. 4 Kata itu terpikir di otaknya, berputar seakan menyadarkan dia akan kenyataan yang teramat menyakitkan ini.
Ia terdiam sesaat di tempat. Mungkin dia sadar. Bahwa orang yang dia cintai bukanlah miliknya, dan cintanya hanyalah perasaan belaka yang akan menyakiti hati beberapa orang, terutama dirinya sendiri.
"Kau akan terus begini?! Apa kau tidak kasihan dengan ibumu yang selalu menangisi kondisimu?! Apa kau, apa kau tidak memikirkan perasaanku, kenapa Sasuke?"
'Maafkan aku, aku tau aku salah karena tak bisa meminta pada Itachi agar membatalkan pernikahannya.'
"Maafkan aku, Hinata." Hinata tersentak, kepalanya yang sebelumnya menunduk kini terangkat, menatap wajah tenang Sasuke. "Mungkin, memang benar Itachi yang terbaik untuk Sakura."
"Aku, akan melepasnya~"
"~Demi kakakku."
-oOo-
Dia menatap Itachi yang tersenyum ke arahnya. Ditatapnya lagi sebuah rumah sederhana dengan pagar yang berwarna hitam mengelilingi rumah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Tears
Fanfiction• SasuSaku Fanfiction • [Completed LaTe] Sakura tau, hidupnya yang sekarang penuh penderitaan dan air mata, tapi dia yakin suatu saat nanti, air mata yang ia keluarkan bukanlah air mata penderitaan seperti sekarang, melainkan air mata bahagia. Air...