#15

10.7K 801 310
                                    

Kenyataan memang menyakitkan. Tapi, kenyataan bukanlah kebohongan
.

.

.

Uchiha Sasuke, memandang nanar kertas tebal berwarna hijau muda itu. Dadanya terasa sesak saat membaca isi undangan yang tertera. Digigitnya kuat-kuat bibir bawahnya. Air matanya tumpah saat manik hitamnya kembali menelusuri kata demi kata itu. ‘Pertunangan Uchiha Itachi dengan Akasuna Saki’ rasanya dia seperti ingin membakar undagan itu sekarang juga. Tapi, tak ada gunanya dia membakar kertas yang telah ia remas menjadi bulatan itu.

Sedangkan, gadis yang memberikan undangan itu, hanya menatap datar sosok yang meneteskan air mata itu.

“Kha! Sial, sial! Kenapa kau membuat permainan sialan ini brengsek!” ia mengumpat pada gadis yang tengah berdiri itu.

Ia terduduk diatas lantai. Ia ibarat orang yag telah kehilangan sesuatu yang menjadi bagian dari hidupnya. “Aku tau kau membenciku. Tapi kenapa? Kenapa kau menjadi berubah dan menyukai orang lain?” Tangannya beralih meremas kaos abu-abu yang ia kenakan. “Hina aku, caci aku, kau juga boleh menyakiti fisikku. Tapi kumohon Sakura. Jangan cintai orag lain. Jangan membenciku” dadanya benar benar terasa sesak saat ini. “Tidak bisakah kau memberiku kesempatan? Bukankah manusia berhak atas kesempatan kedua? Tapi kenapa tidak untukku?”

Gadis itu masih diam. Namun, setelah melihat air mata Sasuke. Membuat ia mau tak mau membuka suara. “Aku tidak membencimu. Sama sekali tidak. Tapi aku kecewa padamu” Sasuke mendongkak memandang gadis bernama Sakura itu. “Aku tidak akan mungkin bisa menyakitimu. Tapi inilah jalanku, ini jalan hidupku. Maafkan aku, tapi aku bukan orang yang dulu kau kenal” mata yang sudah berhiaskan serabut merah itu memandang nanar sosok cantik itu. “Maaf Sasuke. Aku tak mengerti apa maksud dari kesempatan yang kau maksud. Tapi, jika kesempatan yang kau maksud adalah kesempatan agar aku kembali mencintaimu, maaf aku tak bisa. Tapi, aku bisa memberimu kesempatan untuk dekat denganku sebagai adik iparku”

Sakura menghela napas panjang. “Maafkan aku. Aku tak ingin membuat masalah. Kau akan menjadi adik iparku nantinya. Jadi, kumohon~ terimalah kenyataan pahit ini” Sakura terhenti sejenak. Langkahnya terasa berat saat mendengar Sasuke terisak kecil. Ia memejamkan mata sebelum kembali terbuka. Setelah itu, Sakura pergi meninggalkan kamar yang menjadi saksi bisu kesakitan hati Uchiha Sasuke.

“Sasuke~” suara lembut nan melengking itu berhasil membuat Uchiha Sasuke menoleh keambang pintu kamarnya yang terbuka. Onyxnya memandang sosok itu tajam.

“Mau apa kau?! Pergi!” bentaknya dengan nada sedikit serak.

“Sasuke~ kau kenapa?” bukannya menurut, sosok pemilik manik amethyst itu mendekati pemuda raven yang terduduk diatas lantai.

Hyuuga Hinata, gadis manis yang baru saja memasuki kamar itu, mendekati Sasuke. Dia ikut mendudukan diri diatas lantai. “Sasuke, ada apa?” tanyanya dengan suara lembut. Jari-jarinya mengusap pelan pipi Sasuke yang dibasahi air mata.

Tapi, tindakkan baik dari Hyuuga Hinata sepertinya tidak terbalaskan dengan kebaikan juga. Dengan kasar, Sasuke menepis tangan yang telah menjadi penghapus airmata miliknya. “Sialan kau! Pergi! Aku tak membutuhkanmu!” Sasuke berteriak kembali. Mata hitam Sasuke, menyiratkan emosi yang begitu mendalam.

Hinata terdiam. Ia tak menuruti permintaan Sasuke. Amethyst lavendernya memandang sendu Sasuke yang kembali menangis. Dengan keberaniannya, Hinata memeluk erat tubuh Sasuke, membawa kepala raven itu pada bahu kanannya. “Sudah cukup Sasuke. Aku menyesali perbuatanku dulu. Maafkan aku maafkan aku. Aku mohon. Tapi, jangan membenciku. Karena aku baru menyadarinya. Aku menyukaimu. Aku menyukaimu. Aku menyukaimu Uchiha Sasuke hiks”

Last TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang