Hantu Wanita memesan Bakso

30 1 1
                                    

Cerita Hantu Wanita Memesan Bakso ini diangkat dari kisah nyata kejadian yang dialami Ali, salah seorang pedagang bakso keliling di Jakarta Timur. Cerita Hantu memang cukup mengasyikkan, terlepas dari percaya atau tidak, cerita hantu memang ada di masyarakat. Peristiwa ini terjadi lima tahun yang lalu, pas Malam Jum'at Kliwon saat Ali sedang berkeliling di sebuah perkampungan menjajakan bakso. Berikut ini adalah Cerita Hantu Wanita MemesanBakso.

Malam itu, lima tahun yang lalu, tidak seperti biasanya jalanan di perkampungan tempat saya biasa menjajakan bakso terasa sepi. Sampai jam 9 malam baru 10 mangkok bakso yang saya jual. "sepi banget ya malam ini", kata Saya/Ali dalam hati sambil berjalan mendorong gerobak bakso dan memukul-mukul kentongan untuk memberi tanda bahwa tukang bakso sedang jualan bakso.

Tepat di sebuah pertigaan jalan saya/Ali sempat bimbang, mau belok ke kiri apa ke kanan. Dua-duanya terlihat sepi. Akhirnya saya/Ali putuskan ambil jalan kanan. Baru melewati dua rumah, ada seorang wanita bergaun putih keluar dari pagar rumah memanggil saya/Ali "bang, baksonya satu ya". "ya bu", jawab saya/Ali dan saya lihat wanita itu kembali masuk pagar. Saya/Alipun langsung menyiapkan satu porsi bakso yang dipesan.

Setelah usai saya/Ali menyiapkan satu mangkok bakso pesanan wanita itu, saya/Alipun mengantarnya ke rumah tempat wanita itu. Sampai di depan pagar saya/Ali sempat heran "kok pintu pagarnya ditutup ya, diselot lagi, padahal ibu tadi perasaan tidak membuka dan tidak menutup pagar", kata saya/Ali dalam hati. Saya/Ali menepis keheranan saya/Ali itu, saya/Ali buka pagar. Walaupun diselot tapi tidak dikunci. Saya/Ali langung masuk menuju pintu. Pintunya tertutup.

Sesampai di depan pintu, perlahan saya/Ali ketok "tok tok tok, permisi, ini baksonya bu", kata saya/Ali kepada wanita tadi yang saya/Ali yakini adalah penghuni rumah ini. Tidak ada jawaban dari dalam rumah, saya/Ali ketok lagi "tok tok tok, permisi, ini baksonya bu", kata saya/Ali lagi agak keras. Akhirnya terdengar langkah kaki dari dalam rumah dan pintupun dibuka. Yang membuka adalah seorang wanita muda dan bertanya "ada apa mas?". "ini mbak, tadi ada ibu-ibu di rumah ini pesan bakso sama saya/Ali" jawab saya/Ali kepada wanita muda itu. "Ibu-ibu?, di rumah ini tidak ada ibu-ibu mas, saya/Ali di sini cuma tinggal bertiga dengan suami dan anak saya mas", kata wanita muda itu. "ya tadi sih masuk ke sini mbak", kata saya/Ali.

Tiba-tiba seorang lelaki muda yang tentunya suami wanita muda ini keluar dari dalam rumah dan bertanya "ada apa sih malam-malam kok ribut". "ini abang tukang bakso ini mengantarkan bakso, katanya ada ibu-ibu di rumah ini pesan bakso. Padahal kan di rumah ini cuma kita bertiga", jawab wanita muda itu. "gitu aja kok ribut, ya sudah, sini baksonya, biar saya yang makan, tapi bikinkan satu lagi ya buat istri saya", kata lelaki muda itu. Saya/Alipun bergegas menyerahkan semangkok bakso kepadanya dan bergegas menyiapkan semangkok bakso lagi.

Setelah selesai menyiapkan, saya/Ali antar bakso ke rumah tersebut. "ini mbak baksonya", kata saya/Ali sambil menyerahkan semangkok bakso kepada wanita itu. "duduk sini dulu mas", kata lelaki muda itu sambil mempersilakan saya/Ali duduk di kursi yang ada di teras rumah itu. "ya mas, makasih", kata saya/Ali. Dia makan di teras, sementara istrinya masuk membawa bakso, tak lama kemudian istrinya menyerahkan mangkok yang sudah kosong kepada saya/Ali, mungkin langsung dipindah ke mangkoknya sendiri.

"emang bener tadi ada ibu-ibu pesan bakso, jangan-jangan kamu cuma ngarang aja biar baksomu laku", kata lelaki itu berkelekar sambil tersenyum kepada saya/Ali. "untuk apa saya bohong mas, saya kan tiap hari jualan di sini, memang benar kok tadi ada ibu-ibu yang pesan", jawab saya/Ali.
"ciri-cirinya bagaimana?" tanya lelaki muda itu. "ya ibu-ibu tidak terlalu tua sih, pakai baju panjang warna putih, rambutnya agak panjang", jawab saya/Ali.

"lalu dari mana asalnya dan kemana?", tanya lelaki muda itu lagi. "tadi keluar dari rumah ini dan masuk lagi ke rumah ini mas, tapi yang saya heran, saya/Ali tidak mendengar dia membuka pintu pagar
dan menutup pintu pagar, padahal waktu saya masuk, pagarnya ditutup dan diselot, waktu saya buka selotnya, bunyinya cukup keras mas”, jawab saya/Ali.

“ya, tidak salah, kata orang-orang di sekitar sini, memang dia kadang-kadang muncul, tapi saya sampai hari ini belum pernah bertemu sama dia”, kata lelaki muda itu.

“maksudnya mas?”, tanya saya lagi. Lelaki muda itu menjawab “kata orang-orang di sekitar sini, dia itu makhluk halus yang tinggal di rumah ini, itu sih kata orang, kami sendiri yang tinggal di sini belum pernah bertemu”. Langsung merinding bulukuduk saya/Ali mendengar penjelasan lelaki muda itu, ada rasa takut menjalar di tubuh saya/Ali.

Dan rupanya ketakutan saya/Ali terlihat oleh lelaki muda itu. “ya gak usah takut mas, biasa saja. Ini uangnya”, kata lelaki itu sambil menyodorkan uang sepuluhribu rupiah kepada saya/Ali. “baik mas, makasih ya mas”, kata saya/Ali sambil bergegas meninggalkan rumah itu.
Setelah selesai saya/Ali letakkan mangkok di dalam gerobak, dengan penuh rasa ketakutan, saya/Alipun langsung mendorong gerobak menjauhi rumah itu.

Thanks. Sekian terimakasih

The Horor Ghost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang