Naruto © Masashi Kishimoto
Saya hanya meminjam nama karakter, untuk cerita murni hasil imajinasi saya.°ketika sebuah rasa cinta hadir dia akan membawa rasa bahagia hingga mampu mengubah segalanya, membuat segala hal yang sulit menjadi lebih sulit, hanya karena rasa yang berperan. Namun disuatu kesempatan saat rasa cinta itu mengambil alih terkadang segala hal itu bisa menjadi sangat tak masuk akal. Layaknya kisahku padamu.°
~
Langit senja telah menyapa membangunkan wanita yang tengah bergelung dalam selimutnya, menghiraukan suara ketukan yang sedari tadi menunggu sahutan darinya.
Entah kenapa sore ini setelah dia bangun Naruto merasa bahwa dirinya seakan begitu lemah dan beberapa hal begitu mengganggunya, tidak begitu mengerti dengan apa yang sebenarnya dia rasakan terasa begitu samar untuk di gambarkan. Masih tidak menjawab suara ibunya yang setia memanggilnya, ada sesuatu yang tertinggal itu yang kini dia rasakan, setelah cukup lama merenung mengingat apa yang tengah dilupakannya dengan nada tak bersemangat Naruto menjawab Ibunya.
"Ya Kaa san. Naru bangun."
"Segera turun kebawah Naru chan."
"Iya Kaa san, Naru segera turun."
"Baiklah, kami tunggu di ruang keluarga."
)(><)(><)(
Semua orang telah berada diruang keluarga di musim dingin seperti ini memang sangat jika berkumpul di depan perapian sambil bercengkrama bersama, dan hal ini yang kini tengah di lakukan keluarga Namikaze hanya si bungsu yang belum juga hadir.
"Kushi chan apa kau yakin sudah memanggil Naru?"
"Tentu kaa san, dia juga bilang akan segera turun." Jawab Kushina.
"Tapi ini sudah lebih dari setengah jam setelah kau memanggilnya."
"Benar juga, aku akan melihatnya lagi." Baru saja Kushina akan berdiri tapi di urungkannya saat melihat sang putri telah berada di tangga bawah.
"Naru chan kenapa lama sekali?" Tanya Tsunade.
"Naru tadi mandi dulu baa san."
" benarkah?"
"Tentu saja, cium saja kalau tidak percaya Naru sangat wangi saat ini."
"Baiklah cucu Baa san tercantik, kemarilah duduk di samping Baa san." Naruto pun berjalan ke arah sang nenek dan langsung duduk di lantai tapi dengan kepala yang dia sandarkan pada paha sang nenek yang duduk di sofa.
"Euhm kenapa manja sekali?" Tanya Tsunade dengan tangan membelai rambut cucu perempuan satu-satunya itu.
"Apa tidak boleh Naru seperti ini?"
"Tentu saja boleh, apapun untuk cucu tercantikku yang satu ini."
"Baa san!" Suara keras Naruto membuat semua orang yang berada disitu kaget dan heran, Naruto gadis itu bahkan tidak pernah sekalipun berteriak keras seperti itu pada orang yang lebih tua hari ini dia berteriak di hadapan neneknya.
"Kau kenapa Naru? Kenapa kau berteriak pada Baa sanmu?" Tanya Minato.
"Salah Baa san, Tou chan!" Bela Naru tak terima.
"Apa salah Baa san sayang?" Kali ini Tsunade coba bertanya pada Naruto apa salahnya hingga membuat sang cucu marah.
"Apa Baa san punya cucu perempuan selain Naru?" Selidik Naru.
"Apa maksudmu Naru, bagaimana bisa Baa san punya cucu perempuan selain Naru."
"Tadi baa san mengatakan naru cucunya yang satu, berarti baa san mempunyai cucu perempuan lain." Terang Naruto yang justru membuat Tsunade tertawa, ternyata Naruto bisa menjadi orang yang posesif juga.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Love
FanfictionAlzheimer ~ kisah indah itu harus terkikis dan terlupakan, sekuat apapun Dia berusaha untuk mengingatkan tapi takdir tak akan bisa Dia ubah bukan? Dan yang dapat dia lakukan hanya menjaga gadisnya untuk tidak pergi lagi, walaupun gadis itu dengan pe...