Dua

26 3 0
                                    


Windy tidak pernah sadar bahwa menjadi cantik akan menguntungkannya. Tidak bisa dipungkiri, wajah seseorang akan memudahkan kita untuk bertahan hidup. Tekan tombol power televisi dan kita bisa liat berbagai orang cantik di mana-mana. Di FTV, orang cantik bisa hadir dalam bentuk apa saja. Bisa jadi mahasiswa. Bisa jadi musisi. Bahkan orang cantik jadi supir bajaj. Bukan tidak mungkin akan ada orang cantik berperan sebagai Alien di Alien Vs Predator. Alien rambutnya diombre. Sebelum makan manusia pake Kyle Lip Gloss dulu.

Ribet abis.

Tapi bagaimana pun juga, ini emang bener. Terlahir menjadi orang cantik akan sangat menguntungkan. Orang cantik kalo diem bakalan tetap asoy karena dia cantik. Kalau orang cantik melakukan hal yang dilakukan manusia pada umumnya, semesta langsung heboh. Lalu jadi berita di On The Spot dengan judul "Ini Tujuh Fakta Yang Belum Kamu Ketahui Dari Pilot Cantik!" Dan besoknya diwawancara di Hitam Putih. Padahal gak ada hubungannya antara bisa nyetir pesawat sama cantik. Cantik tapi kalo pesawatnya nabrak Gunung Slamet juga mukanya jadi kayak fosil Firaun.

Oke, kembali ke Windy.

Sebenarnya Windy juga tidak begitu suka dengan hal-hal seperti ini. Dia, di umurnya yang baru 20-an, suka dandan karena memang kesenangan diri. Entah bagaimana caranya, tapi dia mampu membedakan warna lipstick dalam radius 5 meter. Sayangnya, kekuatan ini tidak bisa digunakan untuk membedakan mana cowok ganteng dan cowok yang mukanya kayak gerobak pasir. Matanya minus 5.

'Tas lagi nih, di tembok sana ya,' Yohanes menunjuk sebuah tembok berwarna biru, lalu mengarahkan Windy untuk bergaya.

Windy membenarkan posisi kacamatanya. 'Bentar, woy, bentaaar.' Dia jinjit-jinjit sedikit.

'Kenapa lo, Win?'

'Gatau nih. Kesempitan celananya.' Dia lalu tertawa kecil. Rambutnya yang dikuncir terkibas-kibas sedikit.

'Si anjrit!'

Windy emang tipikal cewek menggemaskan yang kalo cowok ngeliat bawaannya langsung pengin nyulik aja.

Setelah beberapa sesi pemotretan, Windy menghampiri Yohanes. 'Liat dong, Nees!' Dia merebut kamera yang ada di meja piknik. 'Yang ini bagi, ini, ini, ini, ini juga.' Dia menatap Yohanes sebentar, lalu bilang, 'Lo kirim ke gue semuanya aja deh, Nes! Hahaha.'

'Iye bawel.'

Sebagai seorang Selebgram, Windy memang sering mendapat barang-barang kayak gini ke rumahnya. Mulai dari tas, kaos, celana. Sampai yang paling random... helm proyek. Dia sendiri heran. Waktu itu dia belum masang tarif untuk endorsement, jadi banyak banget barang yang dateng. Karena ngerasa nggak enak, akhirnya dia foto di perumahan baru di daerah Tangerang Selatan. Lengkap dengan ember semen dan kacamata gede.

Terus terang, Windy seneng juga karena dia merasa banyak orang yang merhatiin. Tapi di sisi lain, kadang nyebelin juga karena dia merasa terlalu "keliatan" gitu. Orang jadi terlalu gampang berkomentar tentang dia. Tahu kan, tipikal cowok-cowok yang suka ngegodain di kolom komentar? Belum lagi yang suka nanya "Komen pertama dapet apa, Kak?"

Nah yang gitu-gitu itu malesin banget buat dia. Ya emang komen pertama maunya dapet apa? Gak dapet apa-apa lah. Kalau mau dapetin sesuatu ya harus usaha dan kerja keras. Gabriel Garcia Marquez dapat penghargaan Nobel Sastra di tahun 1982, karena dia membuat tulisan-tulisan keren sejak 1950-an. Gabriel Garcia Marquez pas nerima Nobel nggak bilang, 'Terima kasih teman-teman semua. Akhirnya saya mendapat Nobel... gara-gara komen pertamax.'

Sambil menunggu Yohanes dan timnya siap-siap pulang, Windy iseng buka Instagram. Followers-nya sekarang 402 ribu. Message di DM-nya udah 2810. Dulu Windy emang suka bales-balesin DM yang masuk, tapi semenjak ada orang yang pernah nanya-nanya hal porno ke dia, dia jadi serem dan takut sendiri. Sampai sekarang, akhirnya gak berani buka fitur itu lagi.

'Yuk cabut!' Yohanes nyamperin Windy.

'Siap, Pabos!'

Jalanan menuju rumah macet banget gara-gara ada demo. Karena mulai bete, Windy akhirnya nyobain live Instagram di dalam mobil. Dia duduk di depan kiri. Yohanes di sebelahnya, nyetir sambil nyanyi lagu Raisa. Di belakang ada Ebem sama pacarnya, lagi pelukan. Entah kenapa informasi ini harus dikasih tahu.

'Haloooo!' sapa Windy, girang banget. Karena baru dua menit yang nonton udah 108 orang. Mungkin kalo yang nonton seribu, Windy bakal scream kayak anak metal saking girangnya.

'Kamu lagi apa?' tanya Windy ke handphone, dan dia jawab sendiri, 'Aku baru abis foto nih. Nanti begitu sampe rumah aku upload ya. Foto yang akunya merem!' Dia lalu ketawa sendiri.

Kalo live Instagram, apa-apa emang sendiri. Kasian sebenernya.

Windy menekan tombol switch camera sehingga layar kini menampilkan kondisi jalan di depan. 'Parah kan? Paraaah!' Dia mengembalikan kamera ke wajahnya. 'Aku kayaknya upload fotonya dua tahun lagi deh baru sampe rumah!'

Beragam komentar langsung bermunculan. Ada yang bilang kalau dia juga terjebak, sama seperti Windy. Ada yang minta disapa. Ada yang sibuk menekan tombol love. Ada yang salah fokus dengan nanya, 'ITU NGAPAIN DI BELAKANG PELUKAN? BAKAAAR!!    

BIANGLARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang