Harapan

1.7K 96 2
                                    

Beberapa tahun pun berlalu, kini Hinata tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik jelita. Banyak kaum adam yang mendekatinya, namun tak ada satu pun yang mampu menarik perhatiannya.

Dia menutup hatinya yang telah diisi penuh oleh si pirang pahlawannya.

Flashback On

Semenjak pertemuan dengan Naruto di Ichiraku Cafe, Hinata dan teman-temannya sering nongkrong di Cafe itu, tak jarang Sakura dan Ino membawa pasangannya.

Hanya Hinata yang sendiri, tapi itu sudah cukup, karena pujaan hatinya bekrja di Cafe itu. Dia bisa bebas memandangi wajah Naruto nya.

Setiap kegiatan yang dialkukan Naruto tak satupun yang terlewat oleh mata Hinata. Mulai dari mencatat pesanan sampai mengantar pesanan ke meja-meja.

"Asik ya yang lagi jatuh cinta" kata Ino mulai memggoda.

"Senyum-senyum sendri, serasa dunia milik berdua yang lain cuma ngontrak" sambung Sakura.

"Apaan sih Ino-chan, Sakura-chan" balas Hinata tanpa melepas pandangannya dari Naruto.

"Dobe.." Sasuke pun memanggil Naruto yang hendak duduk di bangku khusus pegawai.

Naruto yang dipanggil pun mulai mendekat ke meja Sasuke.

"Sasuke-san, kenapa memanggil Naruto-kun ke sini?" jawab Hinata yang jantungnya mulai berdetak kencang.

"Kasihan dia sendiri disitu" jawab Sasuke asal, padahal dia sengaja.

Pipi Hinata semakin memerah saat Naruto duduk di sampingnya.

Dug dug dug

Jantung Hinata memompa dengan tak beraturan.

"Yo semua" sapa Naruto

"Yo" balas Sasuke.

"Hai Naruto. Selesai bekerja ada kegiatan lain ga?" Tanya si pinky, Sakura.

"Ga. Ada apa?"

"Tolong antarkan Hinata-chan pulang dong. Aku dan Ino mau kencan" kata Sakura sambil mengedipkan sebelah matanya pada Hinata.

"Boleh" jawab si Blonde.

"Selamat berjuang Hinata-chan" bisik Ino sambil berdiri dan mengajak Sai, kekasihnya meninggalkan Ichiraku Cafe diikuti oleh pasangan Sakura dan Sasuke.

Hinata hanya diam mematung dengan pipi semerah buah tomat kesukaan Sasuke.

Selang beberapa menit setelah Cafe tutup, Naruto pun keluar dan mengajak Hinata untuk pulang.

Hinata hanya menunduk sambil meremas kuat ujung bajunya untuk menghilangkan kegugupannya. Hening, itu lah yang terjadi selama diperjalanan.

Dag dig dug

'Aduh, apa Naruto-kun mendengarkan suara detak jantungku ya?' batin Hinata.

"Itu rumahmu kan?" Tunjuk Naruto pada salah satu rumah mewah bergaya tradisional di ujung jalan kompleks. Anggukan kepala Hinata menjawab pertanyaan Naruto.

"Maaf Hinata-chan, aku hanya bisa mengantar sampai disini. Aku masih takut kalau bertemu dengan keluargamu"

"A-ari-arigato Naruto-kun" kata Hinata membungkukkan badannya.

Akhirnya Naruto hanya melihat dari jauh Hinata memasuki rumahnya.

Flashback End

Dengan uang hasil tabungannya selama bekerja sampingan. Kini Naruto telah menamatkan gelar sarjananya di bidang Engineering.

Dengan bermodalkan map berisi berkas untuk melamar pekerjaan dan pakaian rapi berwarna hitam putih juga sepatu pentofel berwarna hitam mengkilap.

Naruto yang kini lebih tinggi dan tegap, dengan rambut yang dipotong tipis mulai memasuki gedung perkantoran HYUZUKI Corp yang bergerak dibidang properti. Hari ini dia mendapat panggilan untuk melakukan interfew.

Ruang HRD telah terlihat di depannya, banyak orang berseragam hitam putih menunggu di depannya. Kegugupan pun mulai melanda Naruto saat satu persatu nama dipanggil untuk masuk ke dalam ruangan itu.

"Naruto-san"

"Ya"

"Silahkan masuk"

"Baik"

Dengan langkah hati-hati Naruto mendekat ke arah pintu kayu tersebut.

Tok tok tok

"Masuk"

Setelah mendapat ijin untuk masuk Naruto pun masuk dan memberi salam.

"Silahkan duduk"

"Baik pak"

"Siapa namamu?"

"Nama saya Naruto pak"

"Naruto?" Tanya lelaki berkepala nanas

"Hanya Naruto" jawab Naruto santai.

"Baiklah. Ceritakan tentang dirimu"

"Saya dibesarkan di panti asuhan yang terletak dipinggiran kota besar. Tetapi setelah panti asuhan itu di gusur saya bekerja sambil sekolah dan bertempat tinggal di kontrakan kecil yang masih saya tempati hingga sekarang. Saya tidak tau pasti kapan saya dilahirkan, yang saya tau setiap bulan oktober kami selalu mengadakan pesta kecil-kecilan untuk merayakan hari kedatangan saya di panti. Saya lulusan dari Waseda University dalam bidang Enginer. Itu beberapa hala mengenai diri saya"

"Hmm.... Menarik. Apa kamu pernah bertanya dengan kepala panti mengenai asal usulmu?"

"Ya. Mereka bilang saya ditemukan di salah satu emperan toko"

"Apa ada benda atau tanda yang mereka temukan saat membawamu?"

"Ehm. Ano, gomen. Apa pertanyaan ini masih berhubungan dengan pekerjaan yang saya lamar?"

"Jawab saja"

"Kata ibu panti, saya memakai selimut berlambang pusaran air dan ada kalung berbentuk kristal yang saya pakai" jawab Naruto.

"Baiklah. Kamu boleh keluar. Minggu depan kami akan menghubungi kamu kalau kamu diterima"

Dengan perasaan heran dan penuh tanya, Naruto pamit dan keluar dari ruangan itu. Kemudian berlanjut pulang ke apartemen nya.

TBC

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang