Setelah sekian lama berada di kantin dengan obrolan seru dan acara makan makannya,mereka berdua mengantarkan Azriel ke asrama.
Hari ini adalah hari free sebenarnya,yang hanya diisi oleh kelas kelas gabungan saja tetapi bagi semua pelajar wajib hukumnya untuk berangkat,walaupun ada beberapa kelas yang hari itu bukan jadwalnya,sih.
Dalam perjalanan,Rei masih dengan keasyikannya menceritakan berbagai hal yang Azriel sendiri tentunya tidak tahu akan hal itu.Rei bercerita tentang kucing kesayangan tetangganya yang jatuh cinta dengan kucing milik saingan tetangga itu,gosip terbaru dari artis artis Hollywood maupun Bollywood,dan masih banyak lagi lah.Sampai sampai Azriel lelah sendiri mendengarnya.
"Nah,sudah sampai...."
Claire membukakan pintu kamar itu sambil mempersilahkan Azriel masuk ke dalamnya.
Rei berhenti bicara dan menggantinya dengan senyum manisnya.Azriel sedikit terlonjak melihat kamarnya.
"Kamar ini tidak jauh beda dengan kamarku dirumah" Dia berucap kagum pada asrama ini yang mampu menyaingi kamar indahnya dirumah.Namun,Azriel tampak biasa saja,tidak ada raut kagum di wajahnya.Claire menunjukkan ranjang tidurnya yang dekat dengan jendela kamar yang besar,yang posisinya hampir sama dengan kamarnya lagi.Sedikit rasa De javu ada dalam benak Azriel,tapi sayangnya ia tidak terlalu memperhatikan perasaan itu.
"Bagaimana,hmm?? Kau suka kamarnya? Oh,ya satu lagi.Kau sekamar dengan Claire,jadi kau bisa tanya tanya apa saja kepadanya," Ucapan Rei barusan menyadarkan lamunan kecil Azriel,dan ia pun menjawab,
"Ya,tentu saja aku menyukainya," 'sedikit' tambahnya dalam hati,takut akan mengecewakan kedua temannya ia tak berani untuk mengatakannya langsung.
"Azriel,jika kau ingin mandi,pintu berwarna biru itu adalah pintu kamar mandi.Dan setiap kamar mandi untuk dua orang.Berhubung ada satu kamar mandi lagi,jadi ada dua orang yang belum kau temui.Tenang saja,setelah kelas usai kami juga akan kembali ke kamar ini.Kami pergi dulu ya,Azriel...."
Claire menjelaskan sedikit tentang kamar ini sambil berjalan keluar untuk mengikuti kelas.Pintu kamarpun tertutup kembali,suasana di kamar itu jadi hening dan sepi,meninggalkan jejak horror.
Azriel merapikan baju bajunya dan meletakkannya di lemari.Dia melemparkan diri ke atas ranjangnya,memandang langit langit kamarnya seperti memandang langit sungguhan,biru.
Dia bangun kembali,memperhatikan sekeliling kamarnya yang didominasi dengan warna biru dan tosca.Dia tak habis pikir,kira kira tema apa ya yang ada di kamarnya ini? Warnanya sejuk dan cerah.Terbesit juga pemikiran apakah di kamar murid lain memiliki warna yang sama juga?.
Azriel merasa kurang puas dengan posisi ranjangnya yang berada di samping jendela besar kamar itu.Baginya,dia punya
keuntungan dan kerugian.Keuntungannya,dia bisa melihat benda langit kesukaanya sepuasnya sepanjang malam.Kerugiannya,dia takut dengan suara suara mistis yang belum pernah ia dengar,ia juga takut dengan bayangan ranting ranting pohon kering saat rembulan menyinarinya,ia membayangkan bayangan itu seperti makhluk aneh,sungguh mengerikan.Apalagi jika malam malam yang dipercayai orang adalah malam mistis.Ia membayangkan seandainya ada hantu mengerikan yang tiba tiba muncul di jendelanya,atau penampakan hantu menakutkan lainnya.Hiiii.....Dia bergidik ngeri sampai bulu bulu halus di tangannya berdiri."Kamar ini sungguh menyeramkan,aku jadi merasa takut."CTAK!.......CTAK!.......
Indra pendengarannya tidak mukin salah.Dirinya barusan mendengar suara itu,suara misterius yang kedengarannya berasal dari kamar mandi yang tadi di tunjukkan oleh Claire.Awalnya dia berniat untuk mandi dan mengganti bajunya itu yang sudah berkeringat dan tak lagi bau sedap tertapi ketika mendengar suara itu,ia membatalkan niatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALUCARD
FantasyDendam dan benci yang telah tertanam lama tak bisa ditahan lagi.Kegelapan dan kedinginan menjadi simbolnya.Masa lalunya pucat karena dirinya bagaikan es yang tajam dan beku. Kisah yang tidak luar biasa tetapi membuatnya sadar akan betapa berharganya...