Dari tadi aku gelisah di kasur. Aku putuskan untuk tetap diam dengan tubuhku menghadap kekanan dan memeluk guling kali ini. Aku melihat iPhoneku menganggur di meja tepat sebelah kasurku ini. Aku mengambil iPhoneku dan melihat ke layar.
02:03 AM
Seriously? Dari tadi aku belum tidur hingga jam 2 pagi? Oh, sudah pasti besok aku akan telat masuk sekolah dan terkena ocehan 2 bocah ditambah bolos untuk pelajaran pertama.
Aku turun dari kasurku dan keluar dari kamar untuk menuju pantry. Biasanya segelas air putih bisa membantuku tidur cepat.
"Kensa?" Aku mengangkat kepalaku yang tadinya melihat ke lantai. Ternyata di pantry ada mom juga. Mungkin aku keturunan mom yang susah tidur juga.
"Hey mom." Aku mengambil gelas dan mengisinya dengan air putih, lalu aku duduk tepat depan mom.
"Kamu ngapain bangun tengah malam?" Tanyanya.
"Dari tadi gabisa tidur." Jawabku sambil memainkan gelasku.
Sempat beberapa menit terjadi awkward moment. Dari tadi mom juga melamun sambil melihat wajahku. Tapi aku pura-pura cuek dan terus memainkan gelasku. Setelah aku merasa mulai mengantuk, aku memutuskan untuk ke kamar.
"Mom, aku ke kamar ya, aku mulai ngantuk." Kataku. Mom mengangguk dan aku beranjak dari kursi pantry.
"Kensa?"
"Ya?" Aku langsung membalikan tubuhku kearah mom. Entah kenapa tapi mom terlihat sedang memikirkan sesuatu yang sangat berat.
"Kamu masih menyimpan gelang itu?" Tanyanya.
Gelang apa?
Oh, gelang peace itu.
"Iya masih, kenapa?" Tanyaku balik. Mom sempat merenung sebentar sebelum menjawab pertanyaanku.
"Kamu simpan, dan kamu bawa terus ya. Tapi jangan sampai orang lain lihat. Kalaupun juga ada yang tanya soal gelang itu, kamu pura-pura gatau aja." Aku mengerutkan keningku bingung.
"Memangnya kenapa?" Tanyaku penasaran. Mom menutup wajahnya dengan kedua tangannya, lalu menggelengkan kepalanya. Aku menghela nafas kecil lalu beranjak ke kamar.
Orang tuaku selalu kawatir denganku, dan gelang peace itu.
*****
Like I said last night, aku telat sekolah dan ketinggalan jam pelajaran pertama. Kebetulan jam pelajaran kedua adalah olahraga jadi tadi aku langsung ke ruang ganti lalu ke perpus sambil menunggu jam pelajaran kedua dimulai. Dan aku sedari tadi belum bertemu dengan 2 bocah itu.
Di perpus sangat sepi. Mungkin hanya sekitar 3 orang. Aku mengambil buku fisika dan memilih membacanya di tempat pojok yang sepi. Kalian pikir aku akan membacanya? Tentu saja tidak! Aku sangat membeci fisika!
Honestly, aku mengambil buku itu karena besar dan tebal. Aku menggunakannya untuk menutup tanganku yang sedari tadi bermain dengan gelang peace. Pembicaraan aku dan mom semalam terus terbayang di kepalaku. Entah gimana, tapi pastinya mereka --kedua orang tuaku-- ada hubungan sesuatu dengan gelang ini.
Bel jam pelajaran kedua berbunyi. Langsung saja aku mengembalikan buku fisika ke tempat semula, keluar dari perpus dan menuju ke lokerku. Pastinya aku menyimpan gelang ini di loker. Gila saja jika aku menyimpannya di kantong celana olahragaku. Pasti akan hilang di tengah lapangan dan saat sampai rumah aku akan kena semprotan habis-habisan oleh kedua orang tuaku.
Tapi sebelum aku keluar dari perpus, aku melihat sekitarku karena sedari tadi aku merasakan kalau ada yang mempehatikanku.
*****
Setelah perlajaran olahraga selesai, aku masih belum bertemu dengan 2 bocah itu. Dan saat istirahat, benar saja, 2 bocah itu langsung mencariku dan menyemburkan beberapa pertanyaan seperti 'Dari tadi kau kemana? 3 pelajaran aku tidak melihatmu' atau 'Kenapa kau bisa telat?' dan semacamnya. Cukup membuang waktu untuk mengingat pertanyaan mereka.
"KENSA! KAU MENDENGARKANKU TIDAK?" Oh sudah pasti itu suara Niall yang teriak depan telingaku. Beruntung telingaku sudah jinak dengan teriakannya. Dan beruntung juga kita istirahat di taman belakang sekolah jadi saat Niall teriak tidak memalukan dirinya sendiri.
"Nope." Jawabku santai dan masih fokus dengan makananku. Aku mendengar Niall mendengus kesal dan aku hanya terkekeh kecil.
"Sudah, Niall. Kau tau kan kalau Kensa sudah berhadapan dengan makanan sifatnya seperti apa? Kau kan juga seperti dia." Tanggap Angela. Woah, baru kali ini ia membelaku dari Niall. Aku ingin mengucapkan banyak terima kasih kepadanya, tapi aku hanya sedang malas berbicara.
Saat asyik-asyiknya mengupas buah Jeruk yang aku ambil di kantin, tiba-tiba saja ada tangan yang mengambil sebagian Jerukku. Aku langsung melihat kearah Niall dengan tatapan tajam.
"Niall, balikan." Kataku pelan, namun masih ada nada tajam didalamnya.
"Nope." Karena geram, aku langsung merebutnya, tapi ia keburu lari. Angela terkekeh kecil.
"NIALL BALIKAN JERUK ITU!"
"TIDAK AKAN! INI BALASAN KARENA KAU TIDAK MENDENGARKANKU!"
"JANGAN MERENGEK KEPADAKU JIKA NANTI SORE AKU AKAN MENGAJAK ANGELA KE NANDO'S DAN MENTRAKTIRNYA SEPUASNYA TAPI KAU AKAN AKU BIARKAN DI DEPAN NANDO'S UNTUK MENJAGA MOBIL."
"ALRIGHT ALRIGHT INI JERUKMU DAN BAWA AKU JUGA KE NANDO'S"
Seketika tawaku dan Angela meladak mendengarnya.
*****
Tadi aku, Angela dan Niall mengerjakan tugas di perpus hingga jam 6 malam. Sesuai janjiku, aku membawa mereka ke Nando's. Tadi kami baru selesai makan di Nando's jam 7 dan mereka mengantarkan aku pulang jam 7:33. Mereka menurunkanku di pertigaan tempat biasanya aku pisah dengan mereka karena mereka beda jalur dari rumahku. Dengan terpaksa aku jalan kaki menuju rumahku karena kebetulan tadi aku tidak membawa mobilku.
Angin malam terus menerpa tubuhku. Beruntung aku memakai leeging panjang --rok sekolahku pas dengan lutut dan karena aku tidak suka rok pendek, aku menggunakan leeging-- dan kemeja seragam sekolahku yang aku lapisi dengan sweeter. Tangan kananku terus memegangi beanieku --aku takut kalau beanie kesayanganku ini akan terbang, walaupun memang mustahil-- dan tangan kiriku menggenggam gelang peaceku. Sedari tadi aku juga merasa ada yang mengikutiku. Aku mempercepat langkahku sambil menggenggam gelang peaceku erat. Entah tapi firasatku kalau gelang ini akan sedikit tidak aman.
Aku sudah bisa melihat rumahku dari sini. Aku langsung berlari tapi sialnya aku tersandung batu. Beruntung aku tidak jatuh, tapi gelang itu jatuh. Langsung saja aku ambil gelang itu dan melanjutkan lari menuju rumah.
Bonus Part
"I swear, I saw it with my eyes! That girl had a peace bracelet! I saw it!!"
"But you said her name was Kensa! There's no Kensa in our list!"
"But, her parents could've changed her name!"
==================
Yay yay part 1! Sekedar info, untuk cerita ini Niall gak terlalu berperan. Tapi suatu saat, Niall bakalan berperan banget. :D
Thanks for reading <3
![](https://img.wattpad.com/cover/13093774-288-k487193.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hide and Seek // Styles. AU
Fiksi Penggemar[CANCELED] Tau kah kau bahwa di daerah Eropa ada permainan yang sangat mematikan? Turun menurun setiap tahunnya, berbeda nama dan berbeda cara bermainnya. Hanya satu yang sama, menyebabkan kematian. Keniahesa Deario Daniel, perempuan yang sangat hum...