8. kaget

50 7 0
                                    

Abel berjalan menuju parkiran bersama dengan Bila. Ini sudah hari keempat Abel pulang sekolah menggunakan motor, seperti kebiasaannya dulu sebelum pergi dan pulang sekolah bersama Bintang. Abel merasa ada yang aneh dengan suasana hatinya saat tiba diparkiran. Seolah-olah hatinya tidak senang saat melihat dua sejoli yang baru-baru ini dikabarkan sedang dekat, pulang bersama. Abel jadi teringat dengan ucapan Bintang lima hari lalu saat di taman perumahannya.

"Bel, lihat deh Audi sama Bintang cocok ya? Kayaknya Bintang udah mulai suka deh sama Audi, buktinya sekarang jadi tukang anter jemputnya Audi, padahal kan dulu dia tukan anter jemput lo." merasa ucapannya tidak ditanggapi oleh Abel, Bila menoleh. "Eh, ni anak kalo diajak ngomong suka bikin kesel! Bolot kali ya kuping lo. Jangan ngelamu atuh bel, mereka cocok kan?"

"Hah? Apa? Oh i-iya mereka cocok banget." ucap Abel gelagapan saat tersadar dari lamunannya. Bila menaikkan salah satu alisnya dan memandang Abel aneh.

"Udah ayok, katanya mau ke MCD!" ucap Abel yang langsung menarik tangan Bila menuju tempat motornya diparkir. Bila yang langsung ditarik begitu saja hanya terdiam kaget, gak kayak biasanya Abel seperti itu.
'Pasti ada sesuatu nih.'  ucap Bila dalam hatinya.

***

Bintang memberikan ice cream strawberry ke Audi yang sedang memandangi berbagai macam bunga yang ada di taman. Sepulang sekolah tadi, Bintang mengajak Audi pergi untuk makan siang. Alih-alih makan siang Audi malah mengajak Bintang ke sebuah taman yang berada dekat dengan SD nya dulu. Bintang tidak tahu apa motif Audi mengajaknya ke taman ini? Bagaimana Audi tahu taman ini? Padahalkan jaraknya lumayan jauh dari rumahnya. Oh, apa karena dulu Audi sekolah di SD dekat taman ini? Kalo iya berarti Audi satu SD sama dia dong. Tapi kan dia anak pindahan. "Ehmm... di lo kok tau tempat ini?"

"Taulah, kan dulu SD aku disana." jawab Audi sambil menunjuk SD yang berada di dekat taman. "Aku dulu sering ke sini kadang bareng sama temenku, dia cowok tapi beda kelas. Kita selalu main abis pulang sekolah. Ya tapi gak terlalu sering, soalnya dia juga punya sahabat jadi dia sering main sama sahabatnya."

Bintang mengernyit dahi. 'Kenapa rasanya dejavu ya?' pikir Bintang dalam hati. "Lo dulu sekolah disana? Gue juga dulu sekolah sana kali. Tapi kok gue gak pernah denger tuh sama yang namanya Audi. Cowoknya namanya siapa? Barangkali gue kenal, hehe. Gue dulu juga sering main ke taman ini bareng Abel kadang juga bareng sama Rara."

Deg...
Audi merasakan bahwa jantungnya kini sangat berdetak cepat saat mendengar ucapan Bintang. "Jadi, kalian bertiga kadang main di taman ini. Terus yang namanya Rara itu sekarang sekolah dimana?" tanya Audi mencari tahu apakah dugaannya benar atau salah?

"Gatau deh, semenjak lulus SD gue gak pernah dengar lagi tentang dia. Dia tiba-tiba ilang gitu aja kayak diumpetin sama bumi. Padahal diantara kami bertiga yang banyak ngomong tuh si Rara. Bahkan Abel aja dulu jarang bicara, Abel itu kayak tipe-tipe anak pemalu. Kalau lo SD di situ otomatis kita satu angkatan dong! Terus lo dulu kelas VI apa?"

"Aku dulu kelas VI B."

"Berarti lo kenal Rara, dia kan juga kelas VI B. Gak mungkin lo gak kenal, secara dia paling rame dikelasnya. Eh bentar, kok gue gak pernah tau ya ada yang namanya Audi di kelas VI B"

Audi tertawa mendengar ucapan Bintang. Masa daritadi Bintang tidak sadar bahwa dirinya ini adalah Rara. Apa wajahnya telah banyak berubah? "Ih kok malah ketawa sih di, gue seriusan kali. Beneran deh gue gak pernah dengar nama lo." ucap Bintang dengan perasaan ragu kalau Audi benar-benar sekolah sama dengannya waktu SD dulu.

MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang