Delapan

3.9K 354 146
                                    

Yoongi memasuki ruangan yang sudah dianggap biasa di masuki olehnya.

Kedatangannya di sambut dengan hangat oleh pemilik ruangan itu. Seorang lelaki paruh baya yang tersenyum hangat padanya membuatnya ikut tersenyum.

"Ada apa kamu kemarin nak? Silahkan duduk" Yoongi duduk tepat dihadapan lelaki paruh baya itu.

"Aku ingin mempercepat pernikahannya Paman Son" dia berbicara tanpa ada rasa malu sedikitpun, membuat lelaki paruh baya yang di panggil Paman Son itu terkekeh akan sikap calon menantunya ini. Bagaimana bisa dia bersikap begitu di depan calon mertuanya.

"Itu sih terserah kamu, tapi aku rasa anak Paman tidak setuju deh. Diakan masih SMA"

Yoongi mendengus "tapi Paman setuju kan kalau aku mempercepat pernikahannya?" Paman Son tersenyum geli. Segitu tidak sabarkah calon menantunya itu meminang anak gadisnya.

"Kalau dari Paman sih setuju-setuju saja, lagian kamu juga sudah mapan. Anak gadisku tidak akan kamu terlantarin nantinya. Kenapa terburu-buru sih?" Paman Son menatap curinga pada Yoongi.

Yang di tatap pun hanya menampilkan rawut wajah biasa saja "aku sudah membobolnya Paman" dan dengan entengnya, tanpa rasa bersalah atau takut sedikit pun ia berkata seperti itu.

Paman Son yang mendengarnya hanya bisa terdiam dengan mulut yang sepenuhnya menganga. Tak mengerti dengan jalan pikiran anak ini.

"Astaga, sudah keduluan yah? Yasudah, mau bagaimana lagi. Keburu bunting kan bikin masalah"

Dan ayah dari anak gadis yang mungkin di katakan sudah tidak gadis lagi, ternyata sama gilanya dengan Yoongi.

Sama-sama tidak waras.

.

Seungwan menatap was-was kelasnya dari pintu. Takut bahwa orang yang ingin di hindarinya berada di sana. Namun ketakutannya harus sirna saat orang yang di hindarinya tak ada di sana. Dia akhirnya dapat menghela nafas lega.

Dia memasuki kelas dengan santainya tanpa tau orang yang di hindarinya pagi ini telah berjalan di belakangnya.

"Hai manis. Selamat pagi"

Mendengar suara itu sontak membuat Seungwan diam membeku di tempatnya.

"Tadi nyariin aku yah? Kangen banget nih?"

Menurutnya Yoongi itu seperti Vampir dan pas sekali dengan kulitnya yang pucat seperti mayat hidup. Dia bisa muncul di mana saja. Membuat Seungwan selalu harus waspada dan was-was akan kehadira Yoongi yang selalu datang tak di undang dan pulang tak di antar. Mirip kayak nyanyian jalangkung deh bawaanya.

"Apaan sih Yoon, Pede banget sih" Seungwan melanjutkan langkahnya dan duduk di bangkunya, diikuti dengan Yoongi yang duduk tepat di sampingnya.

"Loh, kok kamu duduk di sini sih? Tempat kamu kan di belakang"

Bukannya menjawab Yoongi malah semakin merapatkan tubuh mereka, bahkan sangat rapat.

"Hei, apa yang kamu lakuin sih? Ini kan tempat Seulgi, pergi sana!"

"Kok ngusir sih, sayang. Aku kan pengen deket sama kamu. Lagian Seulgi juga udah tukaran tempat sama aku"

Mata Seungwan melebar seketika. Apa yang barusan yang dikatakan si pucat tadi? Tukaran? Oh Hell no.

"Aku nggak mau. Pokoknya kamu harus pindah!"

Entar gua nggak konsen lagi.

"Kan enak kalau kita duduk bareng. Bisa sentuh-sentuhan yang di bawah, kan deket tuh" Yoongi menyerang Seugwan dengan mode kata-kata frontal nya. Membuat pipi Seungwan memerah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sweet || [WenGa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang