[8] Nothing to Him

2.7K 432 11
                                    

I've never been this deep towards someone. I never understand my feelings, but I know they are going against my will.

--

Jung-kook hanya terdiam menatap asap kopi yang masih mengepul di udara. Sekarang, ia sudah sendiri di kafe yang tidak terlalu ramai ini. Jangan salahkan ia karena kembali melewatkan kelasnya, itu memang sudah menjadi hobinya semenjak dulu.

Shin-bi baru saja pergi meninggalkannya. Ya, awalnya ia mengajak Shin-bi datang ke sini dengan harapan agar ia dapat mengetahui secara jelas tentang apa yang baru saja ia dengar. Dan ternyata Shin-bi sangat membantunya mengetahui apa yang ia ingin ketahui.

"Tidak ada anggota klub dance bernama Eun-ha. Yang aku tahu, ia adalah salah satu petugas kebersihan di kampus ini. Well, aku pernah sekali memergokinya tengah mengamati para ballerina latihan. Tampaknya, ia tertarik dengan ballet."

Kalimat yang dilontarkan Shin-bi itu seakan memperjelas semuanya. Ternyata Eun-ha memang bukan mahasiswa di sana, dia bekerja di sana. Dan bodohnya, dia baru menyadarinya sekarang. Entah mengapa hatinya sedikit tertohok mendengar itu semua. Apalagi setelah ia mendengar secara langsung Eun-ha dihina-hina.

Ia sering mendengar tentang Na-yeon dan Tzuyu. Na-yeon sendiri berasal dari keluarga konglomerat. Dia adalah anak yang manja, sombong dan ingin menang sendiri. Sedangkan Tzuyu adalah anak dari Duta Besar Taiwan di Korea. Ia sering mendengar para hoobae-nya bergosip tentang kecantikan mereka padahal menurut Jung-kook mereka biasa saja.

Ia menghela nafas panjang, tampaknya ia harus melakukan sesuatu.

--

Jung-kook berjalan ke ruangan CEO Bighit Technology. Ya, tidak ada yang berani menghalangi langkah Jung-kook karena ia adalah sahabat dari CEO mereka. Jung-kook mengetuk pintu sejenak lalu membuka pintu CEO dan ia memutar bola mata ketika menemukan pemandangan yang tersaji di depannya.

Tae-hyung sedang berciuman dengan Ye-rin.

Kedua manusia itu memang tidak tahu tempat dan keadaan. Jung-kook bahkan harus berdehem sebentar untuk memberitahukan kehadirannya di sini. Tae-hyung mendengus kesal sedangkan Ye-rin sudah menutup wajahnya karena malu.

"Tampaknya Ji-won akan segera memiliki adik baru" ucap Jung-kook datar.

Tae-hyung hanya tertawa sedangkan Ye-rin meringis malu. Ia segera keluar dari ruangan, membiarkan kedua pria itu bercengkrama. Tae-hyung memicingkan mata ke arah Jung-kook yang tengah duduk di sofanya. Tidak mungkin anak ini datang hanya untuk berbasa-basi, pikir Tae-hyung.

"Apa kau melewati kelasmu?" tanya Tae-hyung.

"Hm. Aku malas. Kau harus mengganti dosen-dosen yang mengajar di sana. Mereka membosankan." Ucap Jung-kook.

Tae-hyung hanya tertawa kecil mendengar perkataan Jung-kook. Tampak seperti pria itu sedang curcol.

"Jadi ada apa gerangan Jung-kook si es kutub ini datang mencariku?" tanya Tae-hyung.

"Kau juga mantan es kutub. Jangan lupakan itu"

Tae-hyung hanya mengangguk saja. Tampak seperti Jung-kook tidak sedang dalam mood yang bagus.

"Aku ingin kau memasukkan seseorang di kampusmu"

Tae-hyung mengernyit mendengar permintaan Jung-kook. Memasukkan seseorang di kampusnya terdengar seperti ia sedang mempedulikan seseorang.

"Siapa? Mengapa aku harus memasukannya?"

"Seseorang. Aku ingin dia dimasukkan di dalam klub dance dan untuk fakultas, biar saja dia yang memilih. Soal biaya, aku yang akan menanggung."

[BTS #2] Shooting Venus ( Jungkook x Eunha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang