I guess I'm the only one hoping for your impossible love.
--
Jung-kook mendaratkan mobilnya dengan mulus di tempat parkir pribadinya. Ia mulai menyebutnya begitu karena tidak ada yang pernah memarkirkan mobilnya di sini kecuali dia. Dia nyaman dengan tempat ini meskipun jaraknya jauh dari gedung fakultas karena tempat ini sepi dan sejuk.
Ia turun dari mobilnya dan mengunci pintunya. Dengan pakaian andalannya yang berwarna hitam dengan topi infinity yang melekat di kepalanya seakan sudah menjadi penampilan khas Jung-kook. Pria itu berjalan menuju fakultasnya. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat Eun-ha yang berdiri di depannya, tidak memberi jalan baginya untuk pergi.
"Jangan menghalangi jalan" ucap Jung-kook dingin.
"Aku ingin berbicara padamu" ucap Eun-ha.
Jung-kook mengernyit. Ia merasa apa yang ia katakan hari itu sudah cukup jelas bahwa gadis itu tak lagi memiliki urusan dengannya.
"Hutangmu sudah lunas. Kita tak memiliki perkara lain." Ucap Jung-kook.
"Ada! Kau mengabaikanku. Kau memintaku pura-pura tidak kenal denganmu? Mengapa kau harus bersikap seperti itu?" tanya Eun-ha.
"Tidak ada alasan khusus."
"Kau bohong! Apa kau marah padaku karena tidak sengaja menguping pembicaraanmu dengan ibu tirimu at-"
"Diam!"
"Aku minta maaf. Aku minta maaf karena sudah membuatmu marah. Jujur, aku tak pernah bermaksud mendengar pembicaraan kalian. Aku minta maaf karena sudah mengatakan pendapatku meskipun aku tidak punya hak untuk itu"
"Aku anggap ini tak pernah terjadi."
"Aku ingin tahu mengapa kau memperlakukanku seperti ini? Meskipun hutangku sudah lunas, kita masih bisa bicara layaknya orang normal. Kau selalu menghindar dariku dan bersikap sangat dingin padaku. Mengapa kau melakukan itu?"
"Aku bersikap begitu pada semua orang. Ada yang salah?"
"Aku tak ingin kau bersikap seperti ini padaku karena aku... aku.."
"Dengar! Aku tak punya urusan apapun denganmu, mengerti?"
Jung-kook segera melangkah ke arah lain, hendak meninggalkan Eun-ha yang masih terpaku dengan pandangan kosong.
"Aku menyukaimu!"
Langkah Jung-kook terhenti ketika mendengar kalimat sakral yang sangat sensitif baginya. Ia belum melangkah terlalu jauh, ia masih dapat mendengar suara Eun-ha yang mengalun di udara, membuat alarm di otaknya sudah berbunyi keras memperingatkannya akan tanda bahaya.
Dengan mengabaikan perasaannya yang kacau balau, ia pun melangkah tanpa menoleh sedikit pun. Tidak, ia tahu ia tak boleh goyah. Apa yang ia perjuangkan selama beberapa hari ini tidak boleh berlalu sia-sia hanya karena satu kalimat. Hanya satu kalimat itu yang membuat dunianya seakan runtuh.
Aku menyukaimu.
Namun, keduanya sama-sama tidak sadar bahwa seseorang tanpa sengaja mendengar pembicaraan mereka. Orang tersebut sudah tersenyum licik. Ia mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada temannya.
Na-yeon, aku punya rencana untuk balas dendam.
--
Eun-ha menatap pertandingan basket antar fakultas tanpa minat. Ia datang ke sini untuk menemani Shin-bi yang mendapat tugas dokumentasi. Entah bagaimana ceritanya, ia dan Shin-bi menjadi teman setelah insiden ia terkunci di ruang pendinginan itu. Saat itu, Shin-bi segera datang meminta maaf karena namanya yang dipakai untuk menjebak Eun-ha.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BTS #2] Shooting Venus ( Jungkook x Eunha)
Fanfiction"Aku menyukai... Galaxy" Jung-kook yang tersirat dan Eun-ha yang tidak peka. Kalimat yang terlihat seperti angin lalu, tetapi mewakili ketulusan sebuah hati. Hati yang pernah tersakiti dan tak ingin berbakti pada hati lain. ~He is the venus. Defini...