add my acount

45 13 0
                                    

Dinaya POV

Aku memutar-mutar pensil 2B di tangan ku. Lampu di meja belajar sudah menyala sejak tiga jam lalu. Artinya sekarang sudah jam 12 malam. Entah apa yang akan ku tulis untuk malam ini????

Ku matikan AC kamar bervolume tinggi. Kemudian aku meninggalkan meja belajar dan membuka pintu sebelah yang mengantarkan ke balkon. Di balkon ini, kau akan bisa melihat berjuta bintang dan indah nya bulan saat malam.

Kriiing....kriiing...kriing..
Telpon ku berbunyi. Aku lari ke dalam kamar lagi untuk mengangkat panggilan telpon yang sudah berdering. "Siapa ya malam-malam gini nelpon???ngga tahu jam kalee"

"Haloo..."

"Halo..Din!"

"Siapa ya.."

"Masa ngga tahu sih..."

Idiih....nih orang.. Tukas ku dalam hati

"Enggak..udah ngaku aja."

"Ngga mau ah."

"Lo jangan main tebak-tebakan ya!Kayak kuis lo gembel..."

"Udah deh tebak aja."

"Ardi."

"Ardi????? Hayo...siapa??"

"Eh. Lo bukan Ardi?"

"Bukan lah..gue Thaif..temen sendiri ngga kenal."

"Ya..maaf lagian lo sih.. nomor gonta-ganti kayak artis aja lo"

"Hee...emang gue artiiis..."

"Udah jangan ngibul..kenapa malam-malam nelpon.?"

"Gini..lo besok ada remidi ngga??"

"Huuih...nanya remidi,.bukan ke yang ahli. Sorry cuih"

"Owh..berarti lo ngga ada remidi ya..?"

"Ya..gitu dehh..seperti biasa"

"Weh..sombong!!"

"Emang."

"Yaudah kalo ngga ada, by..gue mau belajar dulu..besok ada remidi gue."

"Ok..by...Hisung..!"

"By juga Diung..!!"

Dan Thaif pun menutup sambungan telponnya. Oh ya..kalau Hisung dan Diung adalah panggilan persahabatan kita. Memang sih kita masih baru untuk ini. Tapi, kita sudah cukup memahami kok satu sama lain.

Aku kembali ke balkon untuk melihat bintang-bintang yang semakin malam semakin indah. Satu...dua...tiga...satu... Ahhh ...aku tidak mampu menghintung berjuta lentera malam ini.

Seandainya ada ayah dan bunda malam ini. Sayang nya kedua malaikat itu telah berpulang ke rohmatulloh.. Sekarang keluarga ku satu-satu nya adalah Mas Kamil.kakak ku yang paling baik.

"Ayah...kenapa bintang kok bisa jatuh?"

"Ya..karena di bumi kan ada gaya gravitasi nak."

"Lalu bener ngga sih yah..kalau ada bintang jatuh doa kita bisa terkabul?"

"Itu cuma mitos..kalau doa kita terkabul,berarti kita sudah berbakti pada Alloh.."

"Oww..begitu ya yah."

"Iya nak..jadi Dinaya harus berbakti pada Alloh...ya..!"

"Iya yah...Dinaya janji.!"

"Pinter!!" Ayah mengacungkan jempol pada ku.

Sejak saat itu aku selalu menyukai bintang. Hampir setiap malam aku selalu menatap bintik-bintik bercahaya di angkasa.

Mas Kamil POV

Pukul 01:23_

Mobil Mas Kamil memasuki gerbang depan. Aku yakin pasti dia sudah melihat ku berada di atas balkon kamar malam-malam seperti ini. Aku yakin pasti nanti Mas Kamil nyamperin aku dan nanyain bla..bla..bla..

Aku tersenyum memandangi layar ponsel ku. Aku masih chattingan dengan Thaif tentang remidi. Sesekali aku menulis status di beberapa akun sosmed ku. Salah satu nya..

Dear my God...

Malam ini aku tak mampu memejamkan kedua mata ku. Ribuan bintang malam ini terus menggoda ku.
And_i_still_alone_

"Dek...kenapa kamu diluar ? Belum tidur?"

"Heum..belum Mas ngga bisa tidur."

"Kenapa??"

Ckriiing... Satu pemberitahuan di hp Mas Kamil.

"Owh..kamu kesepian?" Tanya Mas Kamil setelah melihat pemberitahuan di hp nya.

"Hemmm..iya." Jawab ku cuek.

"Yaudah kalau besok Mas menikah, pasti ada temennya."

"Iya. Tapi kapan??"

"Tau.. Pacar aja belom."

Wkwkwkwk...

Mas Kamil memang belum kefikiran untuk berpacaran apalagi menikah walau umur nya sudah 25 tahun. Ia masih fokus dengan pekerjaannya sebagai insinyur pembangunan jalan di beberapa kota besar. Nggak heran aku selalu di tinggal sendiri untuk beberapa hari.dan...itu membosankan.

And, again... Ckriiing tapi kali ini dari hp yang berada di genggaman ku.

"What...are he crazy???" Pekik ku..

"Apa dek???" Tanya Mas kepo.

"Ini Mas..laki-laki ini ngintilin akuuu mulu..eneq aku."

Aku memperlihatkan hp ku ke Mas Kamil. And...Laugh??? Mas Kamil malah tertawa seharusnya ia mrengut donk.

"Kok Mas ketawa?"

"Ardi??? Dia...temen...kakak!!!wkwkwk"

"APA....!!!"

Aku kaget. Ini seperti lelucon. Dunia itu sempit ya..?

"Masak sih Mas..tapi kayak nya sebaya sama aku?"

"Iya Ardi itu temen nongkrong."

"Owh...bilangin tuh Mas jangan ganggu -ganggu aku lagi!!"

"Emang dia kenapa dek?"

"Masa dia ngirim karangan bunga yang tulisannya happy wedding Dinaya & Ardi. Nyebelin nggak?"

"Kok dia tahu kamu?"

" nggak tempe..."

"Tahuuu!!"

"owh itu maksud aku."

"Bentar-bentar...kalau enggak salah Mas pernah pasang walpepper foto kamu dan Mas. lalu Ardi nanyain kamu."

"Oh mungkin itu kali Mas."

"Bisa jadi."

Ardi POV

"Emang Ardi tahu nama acount sosmed ku?"

"Dia nge-add kamu?"

"Iya."

"Mungkin dia udah pernah buka hp Mas."

"Bisa jadi."

"Ardi itu orang nya baik. Tapi sayang nya dia suka bolos sekolah. Dia juga dermawaaan banget. Dan satu lagi setia."

Kenapa Mas Kamil jadi baik-baikin Ardi di depan ku??? Tapi Mas Kamil ngga akan bohong sama aku. Meskipun soal pribadi nya sedikitpun.

"Dia rajin sholat ngga Mas?"

"Kayaknya."

"Tapi dia ngeselin banget Mas."

"Iya sih..tapi dia humoris kok"

"Humoris apa nya serem."

"Awas loh..nanti kepepet.."

"Hueeek...amit-amit.mutah getih 5 dino aku"

i never love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang