Akhirnya selama berberapa jam yang lama, Tokyo sudah di depan mata Akashi. Sangat ramai dari yang ia duga seperti karnival sirkus, ia bersama Izuki turun dari bus dan berpisah.
Ia menuju ke restoran terdekat yang menjual Sate Padang di tepi jalan tidak terlalu jauh dari halte bis. "Mas, Sate Padang tiga ya!" pesan Akashi kepada sang pelayan
"Baiklah!"
Seorang anak laki-laki yang kira-kira berumur 12 atau 11 tahunan diam-diam masuk ke restoran dan tanpa suara ia ingin mengambil dompet Akashi. Namun sang rambut merah menghentikannya.
"Mau mencopet?" tanya Akashi dengan dingin kepada anak itu, anak tersebut diam ketakutan
"S-Sumimasen!"
"Ayolah, jangan begitu, aku memaafkanmu kok" ucap Akashi sambil membelai rambut anak itu, "Namamu siapa?" tanya Akashi kepada lawan bicaranya
"S-Sakurai Ryo-desu" jawab Sakurai dengan tergagap
"Sakurai? Nama yang sangat keren" puji Akashi
Sakurai memiliki insting yang tajam, "Kak, apa kakak setengah Minang?" tanya Sakurai sambil menebak
Akashi mengangguk, "Betul, mau kuajari satu gerakan silat?" tawarnya
Sakurai tersenyum dan mengangguk, "Mau!"
"Ayahku pernah melawan empat macan sekaligus, dan inilah gerakan yang akan kakak ajarkan" ucap Akashi, lalu ia menghela nafas, "Tarik nafas dalam-dalam.... rasakanlah energi yang mengalir di tangan kananmu, bayangkanlah aku ini macannya"
Sakurai lakukan apa yang dikatakan oleh Akashi. "Uwo, uwo...... berhenti. Mungkin inilah bawaanmu dari lahir memiliki insting tajam. Hanya satu cara yang bisa menguasai silat, yaitu berlatih terus sampai kau menemukan harimaumu sendiri" ucap Akashi
Sakurai hanya ber-'O' karena ia telah mempelajari apa yang sangat keren.
Time Skip
Beralih ke seorang lelaki kaukasian berambut emas sedang duduk di sebuah sofa yang enak bersama dengan anak buahnya yang berkebangsaan Jepang. Pria itu sembari menyaksikan empat gadis-gadis yang anak buahnya bawa.
Salah satu dari mereka memeriksa seluruh tubuh gadis-gadis tersebut.
"These girls are somewhat fresh. Bring me more, Mr. Ryota" ucap pria berambut emas kaukasian ini, sang bawahan, yang bernama Kise mengangguk
"Just leave it to me, Mr. Gold" ucap Kise dengan bahasa Inggris, lalu disambung oleh Nash, "Good, so I don't have to hurt you"
Kise pergi meninggalkan ruangan apartemen anak buahnya dan menuju ke area lift, ia mengambil telepon seluler miliknya. "Ini aku, kita kehilangan satu cewek, ya aku nggak mau tahu gimana susahnya. Pokoknya kita harus cari Momoi Satsuki dan bawa dia ke bos"
"Kita akan ketemu di lobi"
TUUUT!
Kise mengakhiri panggilannya, lalu ia menirukan sebuah umpatan, "Bangsat!"
Kembali lagi ke seorang perempuan berambut pink yang keluar dari kosan untuk menemui temannya, Aida Riko. Sesampainya di sana, ia mengetuk pintu kamar ujung.
TOK! TOK!
"Ini Momoi! Jawablah!"
"Riko tadi pergi, dia dibawa oleh seorang lelaki yang sangat kasar. Tapi Riko bilang dia baik-baik saja trus dibawa ke mobil" ucap salah satu tetangganya, lalu sang rambut pink bertanya, "Siapa yang membawa Riko-chan?"
Sebuah suara yang menurutnya sangat menganggu membuatnya harus menoleh ke pemilik suara tersebut, "Gue!" sahut Kise dengan gayanya bersandar di mobil pribadinya berwarna abu-abu, "Masuklah!" ucap Kise lagi
Hari pun menjelang malam sekarang Akashi sedang mencari lokasi kos setelah berberapa lama, ia menemukan kos namun sudah diratakan dengan tanah sehingga membuatnya harus beristirahat di tempat lain membuat Akashi resah, namun ia tetap bersabar karena ini adalah ujian dari Allah SWT.
Sesaat ia ingin mencari tempat untuk beristirahat, tiba-tiba ia melihat sebuah mobil berwarna abu-abu. Pengemudi tersebut keluar dari mobil dan membuka bagasi mobil. Akashi melihat seorang gadis berambut pink yang kerap melontarkan banyak umpatan yang tidak jelas kepada pria berambut kuning tersebut.
"Lepaskan gue bangsat!!!!" teriak gadis itu sesaat dibawa oleh Kise, "Bangsat, bangsat melulu.... ganti kata-katamu sekarang!" titah Kise dengan kasar
Kise dengan kejamnya menampar gadis tersebut. Melihat itu, Akashi beranjak ke lorong tersebut untuk menyelamatkan gadis tersebut disambut oleh Kise yang terkesan meremehkan.
"Wah, wah, wah..... nampaknya kita kedatangan jagoan. Ini menjadi seru sekali....." ucap Kise sembari meremehkan
Akashi tidak menghiraukan perkataan Kise, lalu ia mengarah ke gadis tersebut. "Kau tidak apa-apa?" tanya Akashi dengan lembut, gadis itu hanya bisa mengangguk lemah
"Hajar dia" titah Kise kepada tukang pukulnya
Akashi mengambil ancang-ancang dalam silat Minang. Ia mampu mengalahkan para tukang pukul Kise dengan banyak pukulan dan tendangan. Namun kelihatannya efeknya belum terlalu mempan, di saat Akashi lengah, kedua orang tersebut menjatuhkannya ke tanah.
Kise langsung mendekati Akashi yang sekarang terbujur kaku di tanah. "Kita akan bertemu lagi, jagoan" bisiknya ke telinga Akashi, lalu ia menendang perut Akashi dengan kasar
Akashi merasa kesakitan karena perutnya ditendang, tetapi ia bersumpah akan menyelamatkan gadis itu. Pasti! Akashi berjuang untuk meraih gagang pintu yang ia tahu merupakan sebuah klub malam.
Ia mendekati gagang pintu tersebut meskipun dalam keadaan kesakitan. GREP! Akhirnya ia mampu mencapai gagang pintu tersebut dan dengan paksa ia membukanya. Klub malam 'Starry' merupakan klub malam yang dimiliki oleh Kise Ryota selain menjadi anak buah Nash, menjalankan usaha yang haram dalam Islam!
Akashi berkata dalam hati tentang Kise Ryota, 'Astagfirullah al'adzim, ini orang mau mementingkan kehidupan dunia?!'
Sesaat ia menaiki beberapa anak tangga, ia mendengar suara umpatan gadis tadi bersama dengan sosok Kise berada di bilik kristal. Akashi langsung memicingkan matanya dengan geram.
Dengan hati-hati Akashi memasuki klub tersebut, kedatangan Akashi membuat para tukang pukul langsung beraksi dari comfort zone mereka.
Kedua tukang pukul yang Akashi kalahkan tadi membuatnya mengambil ancang-ancang lagi.
Pertarungan pun dimulai, para pelanggan di klub malam tersebut berlari panik karena pertarungan yang sengit itu. Inilah giliran Akashi untuk beraksi bagaikan harimau yang mencari mangsa dengan mata yang membara. Akashi langsung membanting salah satu tukang pukul yang memegang sebotol wine agar melukainya.
Dengan sengaja menjulurkan kakinya ke salah satu dari mereka agar tersandung. Hampir saja Akashi dikalahkan namun dengan tangkas ia melemparkan dua kursi.
Akashi langsung membanting salah satu dari mereka ke meja dan memecahkan semua gelas tanpa ampun. Akashi hanya bersiul-siul.
KAMU SEDANG MEMBACA
[KnB] Tokyo [Akashi Seijuurou fanfic]
FanficAkashi Seijuurou, seorang pria berumur 23 tahun yang merupakan setengah Jepang-Minang. Sebagai bagian dari keluarga Akashi, ia mendalami Silat Minang aliran Harimau dalam persiapan akhir untuk memulai perantauannya. Ia harus meninggalkan keluarganya...