Chapter 3: Rabia

57 5 15
                                    

"Sekarang aku tahu dimana dia berada" gumam Akashi seraya seringai

Nash sekarang berada di ruangan pribadi di klub malam tersebut, menyaksikan beberapa gadis korbannya sedang melakukan pole dance yang sangat...... erotis.

"I see, so this is what happened recently......" ucap Nash seraya menekan sebuah tombol di remot kecil

Tak lama kemudian, pintu dibuka terlihatlah Kise bersama Momoi yang sekarang tak berdaya ingin mengumpat lagi. "Sorry, we're late!" Kise angkat bicara

Nash berdiri dari tempat duduknya, menghampiri Momoi dengan sebuah sapu tangan. "What's this?" tanyanya setelah mengusap sebuah noda darah di dekat bibir Momoi

"Mr. Gold. Should I explain what happened?" tanya Kise, Nash menyeringai bengis lalu ia mempersilakan Kise menjelaskan apa yang terjadi, "This girl is very hard to cope, and she often saying many bad words to me. I had a hard time to catch her" ucap Kise

"This girl isn't fresh anymore, you should find another girl that still good" balas Nash

"But, she's good"

Belum selesai melanjutkan pembicaraan mereka, pintu ruangan pribadi klub didobrak oleh Akashi yang secara langsung menyerang para bawahan Nash tanpa ampun, lalu tanpa ragu ia menyelamatkan Momoi keluar klub.

Melihat hal ini, Nash berniat untuk membalaskan dendam setimpal kepada Akashi yang baru saja pergi.

"YOU LITTLE SHIZ!!!!!" kali ini giliran Nash yang mengumpat, wajahnya telah berlumuran darah dikarenakan serpihan gelas pecah

"AAAH!!! WHAT THE FAKH! WHO'S THAT BOY BEFORE I'M GONNA BEAT HIM UP!"

"S-Sir...... calm down...." ucap Hanamiya berusaha menenangkan atasannya, namun tangannya ditepis

"Mr. Ryota, get the girl also that boy. Understand?!" pinta Nash dengan kasar mencekik kerah baju Kise, Kise hanya bisa berkata lemas, "Y-Yes.... Mr. Gold"

Beralih ke Akashi dan Momoi yang sepertinya sudah jauh dari klub malam tersebut. Momoi yang sepertinya agak merasa risih mengapa Akashi menyelamatkannya.

"Lepasin aku!" pinta Momoi dengan kasar

"Itukah caramu berterima kasih pada seseorang yang baru saja menyelamatkanmu?" tanya Akashi dengan dingin melepaskan tangan Momoi

"Aaah!!!!!!! Gara-gara kamu aku jadi gak punya kerja lagi!" Momoi menyalahkan Akashi

"Kenapa kau menyalahkanku?! Kerja yang kau sebutkan tadi itu benar-benar haram! Mau jadi korban bos kaukasian itu? Nggak mau 'kan! Kamu itu perempuan, perempuan itu mahal bagaikan berlian dibanding laki-laki yang terkadang mata keranjang!" Akashi menegur Momoi mengenai perkataannya

"Itu bukan urusanmu, bangsat!" teriak Momoi lagi sambil menjambak rambutnya dengan stres

"Bangsat terus, nggak usah mengumpat orang! Ini juga urusanku dan kau!" teriak Akashi

Momoi terdiam sebentar dan teringat adiknya, "Ryo-kun....."

Sakurai sedang duduk lemas di trotoar, ya, ini merupakan bagian dari pekerjaannya sebagai pengemis agar bisa memenuhi kehidupannya dan kakaknya.

Seketika itu ia mendengar suara kakaknya yang memanggilnya, "Ryo-kun! Ryo-kun!"

Sakurai menengok ke arah suara itu, namun mulutnya dibekap oleh seorang preman membuat Akashi beraksi diikuti oleh Momoi untuk menyelamatkan serta mengalahkan preman tersebut.

Akashi mengikuti preman tersebut sampai di sebuah jembatan tol. Di sana ia dihadang oleh berberapa preman-preman yang kelihatannya nggak mandi.

Saatnya bagi Akashi untuk beraksi lagi! Ia mengambil sebuah tongkat beton yang tidak terlalu panjang sebagai senjatanya. Di saat para preman fokus bertarung melawan Akashi, Momoi langsung melindungi Sakurai dan menjauh tidak jauh dari lokasi Akashi bertarung.

Salah satu preman ingin menyakiti kakak adik ini tetapi Akashi langsung memukulnya dari belakang seolah-olah seperti muka Kuroko kayak tembok. "Uh oh, sebaiknya kau berhati-hati"

Momoi hanya bisa cengo.

Semua preman telah terbujur kaku di hadapan Akashi, Momoi dan Sakurai. "Namaku Momoi Satsuki..... senang bertemu denganmu" ucap Momoi memperkenalkan dirinya malu-malu

"Akashi Seijuurou, itulah namaku! Ayo kita bicarakan nanti pada saat kita beristirahat!" ucap Akashi seraya pergi, diikuti oleh Momoi dan Sakurai

Akashi, Momoi dan Sakurai beristirahat di tempat pembangunan dan mereka berbicara tentang banyak hal. "Sudah sejak beberapa lama kalian tinggal di Tokyo?" tanya Akashi

"3 tahun"

Lalu Akashi mengeluarkan sebuah makanan dari tasnya, sandwich. "Ini, makanlah. Kau akan kekurangan gizi jika kau tidak makan" ucap Akashi dengan ramah menyodorkan dua bungkus sandwich kepada Momoi dan Sakurai, membuat Momoi tersipu malu, "T-Terima kasih....."

"Orang tua kalian?"

"Orangtuaku meninggalkanku dan Sakurai pada tahun lalu" ucap Momoi,"Jadi ayahku bilang dulu kalau punya anak dapat rejeki. Pas tua nanti akan banyak yang jaga. Tapi mereka lupa, sebelum bisa menikmati rejekinya masih banyak mulut-mulut yang harus dikasih makan" Momoi sambil melahap sandwich

"Aku tidak mengerti, orangtuaku meninggalkanku dengan membawa dua anak cewek dan satu laki-laki" ucap Sakurai tiba-tiba

Akashi lalu berbicara, "Kau beruntung punya adik"

"Mungkin aku beruntung punya adik, kalau tidak, aku pasti akan disenggol bacok di klub sana" ucap Momoi, lalu Akashi angkat bicara, "Bersyukurlah apa yang kita miliki. Aku beruntung masih punya orangtua yang masih mengajarkanku, beserta teman-temanku yang selalu menemani hari-hariku"

"Kuroko-kun, Mayuzumi-san, Mibuchi-san, Nebuya-san dan Hayama-san. Mereka adalah teman-temanku sejak aku masih di bangku SMA, di saat waktunya tiba, pulanglah bersamaku ke Kyoto" ucap Akashi

Momoi tersenyum senang, "Ya, kau benar, orangtuamu pasti akan menerimaku dan Sakurai"

"Kalau begitu, selamat malam"

"Selamat malam"

Akashi langsung ke beton besar sebelah untuk tidur.

Author Note:

Kata-kata umpatan Nash sengaja ditypokan biar menjamin kenyamanan pembaca.

[KnB] Tokyo [Akashi Seijuurou fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang