CH4. Court

233 27 8
                                    

Sorry for typo

Maaf kalo lama update soalnya bingung mau milih jalan ceritanya kayak gimana. (Kayak ada yang nungguin :'v)

Oh ya kemarenkan orang-orang pilihan dua belas batu permata utama itu sebutannya 'pasangan' tapi diganti jadi 'P.S atau partnerschaft' aja yah ... Makasih ...

Aku menutup kedua mataku sejenak dan membukanya kembali. Dan tanpa kusadari tanganku sedikit mengeluarkan cahaya berbagai warna.

Aku memantapkan hatiku dan yakin dengan ucapanku kali ini. "Aku!"


.

.

.

***

Author POV

Tok, tok, tok.

Suara ketukan pintu masuk di dekat bangku membuat ucapan Aralyn berhenti di tengah-tengah dan Elvarette mau tak mau harus berhenti mendengarkan. Elvarette mengalihkan pandangannya ke arah pintu dan tampak berpikir.

Sementara itu, Aralyn merasa ada yang aneh dengan dirinya dan mengangkat kedua tangannya.

Terkejut.

Itulah yang dirasakan Aralyn saat mendapati kedua tangannya mengeluarkan cahaya seperti warna Akselia.

Sekarang rasa terkejut itu terganti menjadi rasa panik, dia ingat Akselia pernah memberitahu untuk tidak membocorkan segala hal yang berkaitan tentangnya kepada siapa pun.

Bukannya hilang, tapi cahaya itu malah bertambah. Aralyn bertambah panik dan juga ada Elvarette di sampingnya. Bagaimana kalau Elvarette tau tentang Akselia? Hal itulah yang membuatnya bertambah panik dan pusing.

"Aralyn! Jangan panik atau cahaya itu akan terus bertambah!" Ucap Akselia tiba-tiba di dalam pikiran Aralyn.

Ba ... baik!

Segera Aralyn menetralisirkan rasa paniknya dan itu membuat cahaya tersebut perlahan menghilang. Aralyn menghela napas lega dalam hati.

Akselia! Kenapa cahaya itu bisa ada di tanganku dan bukankah cahaya itu mirip denganmu?

"Itu bukan masalah serius, Aralyn. Sekarang, ada satu lagi yang harus kau ingat yakni jangan terlalu berlebihan dalam mengeluarkan emosi atau akan berbahaya bagi dirimu sendiri." Balas Akselia dengan nada serius dan sedikit nada khawatir.

Tidak ada lagi balasan dari Akselia.

"Bahaya, ya?" Gumam Aralyn. Dia bingung dengan nada bicara Akselia kali ini. Kenapa dia merasa nada bicara Akselia sedikit berbeda kali ini?

"Mungkin cuma perasaan ... " Gumam Aralyn lagi. Sekarang perasaannya sudah tidak terlalu buruk ...

"Hah ... " Elvarette menghela napas pelan, membuat Aralyn menjengkit kaget. Elvarette berdiri lalu mengulurkan tangannya ke arah Aralyn, "Ayo, Aralyn. Ikut aku, sudah waktunya."

"Sudah waktunya?" Ucap Aralyn bingung. Dia hendak bertanya lagi, tetapi dia tahan karena melihat raut serius di wajah Elvarette.

Miracle Star: Fate of Life(hiatus Lama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang