Butterfly

1K 130 28
                                    

Hentakan kakiku menjadi satu-satunya pengiring langkahku.

Semburat jingga mulai mewarnai langit. Lantai koridor terlihat berwarna orange akan akibatnya.

Kepalaku tertunduk menatap bayangan diriku pada lantai itu.

Dari atas sini, dapat kulihat siswa laki-laki sekolahku masih bermain basket di lapangan.

Fyi, kelasku berada di lantai dua.

Walaupun langit akan berganti, tidak membuat para siswa disini berhenti beraktivitas.

Tipe siswa zaman sekarang, ketika di kelas mereka ingin bel pulang berbunyi secepat mungkin. Dan apa yang kudapat sekarang benar-benar tidak masuk di logikaku.

Bahkan baju mereka sudah basah oleh keringat.

Sampai di ujung koridor aku berbelok, menuruni anak tangga. Saat kakiku menginjak anak tangga terakhir, sebuah suara mengehentikanku.

"Hei Yoora! Mau pulang bersama?" Itu Seoin, teman kelasku.

Aku tersenyum, mencoba menolak seramah mungkin. "Tidak, terima kasih. Seseorang sudah menungguku,"

Mulutnya membentuk kalimat 'Ahh, geurae' dengan kepala manggut-manggut tanda mengerti.

Selepas itu, ia berpamitan padaku lalu melangkah menjauhiku.

Kutatap punggung gadis itu, rambut brownnya yang sepinggang begitu indah ditempa cahaya orange pergantian waktu.

Kini, aku kembali sendiri. Melanjutkan langkahku menuju gerbang. Kali ini hentakan kakiku tidak sendiri, seseorang dari arah berlawanan menemani langkahku. Bunyinya serempak dengan sepatuku.

Kebiasaanku saat berjalan adalah menunduk, jadi seseorang di depan sana..aku tidak tahu.

Masa bodoh dengannya, tetap kulanjutkan langkahku. Suaranya semakin dekat, bahkan intuisiku mengatakan hentakan itu berjalan ke arahku. Satu per satu.

Tak.

Tak.

Tak.

Tak.

Empat langkah terakhir itu menghentikanku. Sepasang sepatu merek puma menghadangku. Kudongakkan kepalaku dan mendapati seorang lelaki dengan senyuman lebarnya yang khas.

"Sudah pulang rupanya," Ujarnya. Senyuman itu mengundang bibirku untuk membalasnya. "Berhentilah berjalan seperti itu, rambutmu menghalangiku untuk menatapmu."

Dahiku berkerut, melirik ujung rambutku yang sudah mencapai batas diafragma. "Aku harus berpikir berkali-kali bahwa gadis di depanku adalah kau."

Kekehan kecil menghiasi bibirku. Aku merasa seperti hantu saja. Tapi mau bagaimana lagi, jalanku memang seperti itu.

Taehyung memasukkan tangan kanannya pada saku jaket yang ia kenakan. Akhir-akhir ini Taehyung juga sering mengenakan topi untuk menutupi wajahnya.

Topi putih yang beberapa lalu juga ia kenakan.

Ah, perihal beberapa hari yang lalu langsung kulupakan begitu saja. Teror yang sempat menghantuiku kini tidak ada lagi.

Setelah kejadian itu, aku tidak menceritakannya pada Taehyung. Toh, hal itu juga sudah berhenti. Dan aku berharap, tidak ada lagi teror kedua dan selanjutnya.

--

Malam ini adalah pagelaran 'Summer Sound Festival 2015'.

Jadi Taehyung mengantarku pulang mengganti baju. Setelah itu, kami langsung bergegas pergi menuju kampusnya.

Reverse [BTS Taehyung FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang