taeyong menghela nafas kasar sambil mengacak rambutnya frustasi. gue yang liat juga malah jadi ikut frustasi. padahal sebab dari kekesalan taeyong yang sekarang ini adalah gue.
gimana enggak? ini udah jam sebelas malem dan gue tiba-tiba merengek lapar. kalo lapar yang biasa sih mungkin bisa dimasakin nasi goreng sama dia. but i'm craving for sushi right now!
rewel sih emang, tapi pernah gak sih kalian pengen banget makan sesuatu dan kalo itu gak terkabul rasanya nyesek gitu? ya itu persis seperti apa yang gue rasain sekarang.
"tapi jam segini dimana nyari sushi, sayang? udah pada tutup semua tokonya," ujar taeyong menatap gue yang udah berkaca-kaca matanya.
gue mengangkat bahu. "gak tau yang ih, ini pengen banget kalo enggak aku rasanya pengen gigit bantal aja."
taeyong memijat dahinya yang bikin gue antara merasa bersalah dan kesel sendiri.
"yuta kan orang jepang tuh, ya kali dia gak pernah belajar bikin sushi," ucap gue.
"yaudah, aku telfon yuta nya dulu," kata taeyong dan semenit kemudian, kita langsung meluncur ke kediaman nya yuta.
🐾
"untung gue belum tidur ya," adalah hal yang pertama yuta bilang ketika kita sampe di apartemen dia.
"halo juga yuta," sapa gue sarkastik.
"mau sushi katanya tadi?" tanya yuta dan gue langsung mengangguk riang.
taeyong yang keliatannya capek langsung duduk di sofa.
"iya, bikinin ya uncle yutaaaa," ucap gue.
yuta cuma cekikikan, kemudian gue mengekori dia pergi ke dapur.
yuta pernah bilang kalo dia stok bahan masakan jepang, supaya kalo kangen negara asalnya itu dia bisa mengobati rindunya dengan masak sendiri. jadi pantes aja sekarang bahan masakannya dia udah lengkap.
taeyong yang tadinya rebahan di ruang tv, sekarang udah gabung gue yang anteng nontonin yuta di dapur.
"jangan diliatin kenapa sih, gue nervous anjir," ucap yuta.
"najisin amat, lo biasanya aja gak punya malu," sahut taeyong yang bikin gue terkekeh.
merasa ngantuk, gue pun akhirnya bersandar ke lengannya taeyong dan dia siap siaga ngerangkul gue.
"asu ah kalo disini gak usah tebar PDA gitu," sungut yuta.
"jangan ngomong kasar!" tegur taeyong yang bikin yuta langsung nutup mulutnya.
emang, semenjak gue hamil, taeyong jadi strict banget dengan segala sesuatu yang negatif sekalipun cuma umpatan. katanya, biar bayinya kalo lahir bener-bener pure gak terpengaruh sama dampak negatif orang sekitarnya.
"makannya yut, cari dong! lo mah cuma deketin doang tapi gak pernah nembak," seru gue dan yuta langsung bergidik.
"ntaran aja jir, gue belum siap direpotin tengah malem cuma karena ngidam."
taeyong sih cuma ketawa ganteng dengernya.
akhirnya setelah beberapa menit bikin, sushinya jadi juga. dari luar sih visualnya lumayan bagus.
"silahkan dimakan nyonya lee dan baby lee," yuta menyuguhkan sepiring penuh sushi rolls yang bikin mulut gue berliur.
rasanya biasa aja. like it's not too bad, tapi juga gak otentik. pada akhirnya gue cuma mampu melahap dua rolls sushi.
saat gue menjauhkan piringnya dari hadapan gue, taeyong langsung mengernyitkan dahinya.
"kok gak diabisin?" tanyanya.
"hadu, gak enak ya jangan-jangan?"
gue menoleh ke taeyong yang wajahnya sekarang udah setengah khawatir gitu.
kemudian gue mengisyaratkan dia untuk mendekat dan bisikin dia sesuatu yang bikin tawanya pecah.
"duh gemes sendiri aku jadinya," kata taeyong.
"yut, anak gue pengen lo yang makan sushinya," ujar taeyong ke yuta.
"LAH KOK GUE?"
"enak kok sushinya, makannya sekarang lo yang makan," ucap gue memelas.
"ya tapi kan gue—"
"banyakan ngomong lo ah! makan aja lagi, lo mau punya ponakan ileran?" timpal taeyong.
dengan ancaman ampuh itu, akhirnya yuta nurut dan langsung melahap sushi buatannya sendiri.
gila, kepuasan tersendiri banget liat yuta begini.
"alig lo berdua, kalo ngidam jangan ajak-ajak orang kek susahnya," protes yuta dan kita berdua cuma ketawa.
🐾
"maaf ya udah ngerepotin kamu malem-malem gini, padahal besok kamu masuk pagi," ucap gue sambil mainin jari-jari gue.
pada akhirnya, rasa bersalah itu muncul.
"repot sih emang, tapi buat kalian, apa sih yang enggak?"
taeyong melirik ke arah gue dengan senyuman manisnya. padahal udah tiga taun bareng-bareng, kok dia masih bisa aja sih bikin gue tersipu?
pandangan dia masih lurus ke depan tapi tangan kirinya mengelus perut gue yang mulai membuncit.
"grow well and healthy baby lee," katanya. "liat papa mamanya ribet kan malem-malem gini nurutin keinginan kamu?"
dan kita berdua terkekeh. mungkin malam itu gelap dan gue gak bisa liat jelas muka taeyong di dalem mobil. but one thing i know for sure is that his eyes hold so much love and affection.
🐾
yap saya sebagai author jadi? undur diri. terima kasih atas segala supportnya selama ini uhuy, makasih banyak pokonya yang udah suka sm cerita ini. im flattered becos mendapat respon yang bagus termasuk misuh misuhnya. laff ya guys💛👋
❤
❤
❤
❤
✊bonusnya nih fluffku yg hard outside soft inside banget💓
KAMU SEDANG MEMBACA
jadi? ❣taeyong ✔
Fiksi Penggemar"jadi gimana kak?" "kamu maunya gimana?" [#115 in short story] ©milkbreads, 2017