3 (Hidup Baru)

22.9K 1.3K 7
                                    

Aku menatap hamparan hutan dari jendela yang menjadi kamarku sekarang. Pikiranku melayang mengenang masa lalu. Bagaimana bisa Dad dan Mom mengusirku begitu saja? Hanya karena Mike lahir, dengan begitu mudahnya mereka menyingkirkan aku yang sudah mereka rawat dari bayi. Bagaimana dengan Mike? Apa dia juga membenciku? Apa yang harus kulakukan? Aku bahkan dibuang orang tuaku.

Hidup bersama para werewolf, bisakah aku?

Aku memejamkan mataku sejenak, berharap semua akan baik-baik saja. Ya! Semua baik-baik saja tapi tidak sebaik dulu. Cukup! Bukan Clarence namanya kalau mudah menyerah. Aku memutuskan untuk keluar kamar. Tidak ada gunanya aku berdiam diri di sini.

Aku menyipitkan mataku, memperhatikan seorang wanita cantik yang belum pernah aku temui di rumah ini. Pack maksudku.

"Hai?" Sapaku canggung. Pasti kini senyumanku seperti orang kaku.

Wanita itu menatapku tajam, membuat tubuhku bergidik ngeri mendapat tatapan itu, "Siapa kau? Dimana Robert?" Wanita itu bertolak pinggang dan jari telunjuknya mengacung tepat diantara kedua mataku. Memperlakukanku seperti pencuri.

"Eh, anu... kak robert? Itu, dia ada di kamar." jawabku terbata. Astaga dia menyeramkan! Wanita itu menatapku ganas dan berjalan mendekatiku, membuatku hanya mampu menundukkan kepalaku, sadar walaupun kak Nic sudah mengenalkanku dengan semua anggota pack, tetap saja, aku hanya manusia terbuang.

Terbuang ya, miris.

"Jangan kasar padanya, Joy." Kak Nic yang baru saja datang dengan Robert. Ah syukurlah. Benar atau tidak, tapi aku melihat Robert begitu panik bahkan ia tergagap "Ah, um A-Alpha saya rasa saya mau pergi eh, ma-maksudnya akan pergi melihat para Warior."

"PRIA BRENGSEK! KEMARI KAU MATE SIALAN!! Berani skali kau meninggalkanku sendirian di bar! Dan sekarang kau tidur bersama wanita sialan ini?! Mate macam apa kau? Matilah kau!" Wanita itu berteriak sambil berjalan mendekati Robert lalu menghajar pria itu tanpa ampun. OH HELL! Maksudku dia benar-benar menghajarnya!. Wanita keren.

Aku yang melihatnya pun merasa bersalah. Kurasa wanita itu salah paham dengan perkataanku, "Anu kak, kak Robert tadi di kamarnya sama kak Dominicus, kok." Wanita itu pun berhenti dan menatap Robert datar.

"Seriously, Robert? Dominic? Hah, setidaknya jangan lakukan itu pada Alphamu. Aku tahu Alphamu itu belum menemukan matenya, tapi kau jangan buat dia seperti dirimu. Aku tidak mau punya Alpha seorang gay." aku membelalakan mataku mendengar penuturan wanita itu. Dia bahkan mengatakannya dengan santai tanpa rasa bersalah sekalipun.

Saat ini dia terdengar seperti ibu yang menasihati anaknya. Aku melirik kaa Nic yang hanya menggeleng kepalanya berat. Wanita ini benar-benar berani terhadap Alphanya.

"Joy Ashlyn, mate dari beta gay sialan itu." sapa wanita bernama Joy itu dengan senyum lebar di wajahnya. Kupastikan saat ini dia terlihat seperti perempuan yang sangat ramah.

"Clarence Aerin." jawabku melihat perempuan yang dapat dengan mudah berubah ekspresi itu, yah sepertinya dia tidak terlalu buruk. Ku harap.

"Gilbert, adikku" timpal Kak Nic menambahkan nama belakangku, membuatku menatapnya bingung. "Kini kau adalah adikku Clary, dan namamu adalah Clarence Aerin Gilbert. Ah, satu lagi! Aku bukan gay, Joy" Jelas Kak Nic.

Adik ya. Mendengar kata-kata itu entah mengapa begitu menyakitkan. Rasa sakit itu kembali lagi, takut kejadian yang sama akan terulang lagi.

Apa aku akan dibuang lagi jika tidak dibutuhkan? Apa lagi yang aku pikirkan, Kak Nic tidak akan melakukan itu. Kau harus bersikap baik, Clarence.

"Oke, oke Alpha. Nah, aku pinjam dulu Betamu. Aku ada urusan yang belum terselesaikan dengannya," izin Joy sambil merangkul Robert. Sedangkan pria itu tampak risih dengan kelakukan Joy. Aku rasa tidak masalah jika mereka dibiarkan berdua bukan?

Relateion [Re-Write]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang