Tidak ada jamuan perpisahan. Tidak ada kado perpisahan. Tidak ada farewell party. Aku merengut kesal, melakukan aksi diam sejak pagi. Wah, mereka benar-benar ingin mengusirku. Tidak ada satupun dari mereka yang peka dengan perubahan sikapku-atau mungkin tidak peduli. Memangnya perpisahan macam apa yang kau inginkan, Clary? Jangan lupa hal ini merupakan hal biasa untuk kaum werewolf. Terkadang terpikir olehku akan lebih baik jika bertemu vampire, atau tidak.
Setelah melakukan pelukan perpisahan yang sangat singkat tanpa tangis haru, pria itu menghampiriku dalam wujud wolfnya. Demi panna cotta! Serigala pria itu sangatlah besar, melebihi tinggiku. Bulunya yang hitam pekat dan geraman mengerikannya mengingatkanku akan kejadian penyerangan. Mengerikan. Serigala itu duduk bagaikan anjing terlatih dan ia menggosok-gosok wajahnya pada wajahku, kemudian menjilati wajahku dengan lidah basahnya itu.
Aku mendorong kepalanya menjauhiku, memberikan jarak yang cukup, "aku bukan makanan yang bisa kau jilati. Dan berhenti berpura-pura manis padaku." Tidak peduli respon apa yang diberikannya, aku langsung menaiki punggungnya, siap memulai perjalanan sambil menungganginya.
Perjalanan berjalan sangat lancar dan cepat. Terima kasih untuk kecepatan super mereka. Aku memainkan tanah dengan kakiku, berusaha mengusir kebosanan untuk menunggu si Pria Sinting itu memakai baju di balik pohon.
"Bersyukurlah wolfku bersikap manis, hanya padamu," Pria itu muncul dengan celana bahan dan kaos putih oblong. Jelas dia tidak menganggap kedatanganku di packnya adalah hal yang penting, "Aku tidak punya waktu menunggumu selesai dengan pikiranmu itu. Cepat ikuti aku."
Tidak ingin memulai pertengkaran, aku lebih memilih diam mengikutinya. Tidak butuh waktu lama, aku disuguhkan dengan pemandangan hutan mati dengan gerbang hitam menjulang tinggi. Jauh berbeda dengan pack kak Nic. Jika saja aku tidak tahu, aku pasti menganggap ini wilayah sarang hantu.
Good Bye Silver Moon Pack
Welcome Blood Moon Pack
Gerbang hitam itu terbuka, memperlihatkan sekumpulan werewolf pengikut Pria Sinting itu sedang berbaris rapi menyambut kami-atau hanya Pria Sinting ini-. Jika orang-orang melihat ini, mungkin mereka akan mengira aku adalah korban persembahan sekelompok sekte, mengingat pemandangan gerbang depan yang sangat menyeramkan.
"Selamat datang di Blood Moon Pack, Luna."
Luna? Menggelikan.
Tubuhku menegang kala tangan Pria Sinting itu memeluk pinggangku posesif. Astaga, dia bercanda ya. Aku menatap pria itu mencoba memberi kode arti perlakuannya, namun ia hanya diam menatap ke depan. Semua yang ada di sana berbaris dan menunduk, tidak ada yang berani mengangkat kepala mereka bahkan sekadar untuk melirikpun tidak.
Kami berhenti di depan seorang pria paruh baya. Pria tua itu terus tersenyum terhadap kami. Melihat senyumannya mengingatkanku akan boneka psikopat chucky, membuat tanganku gatal ingin menghajarnya.
"Perkenalkan saya Herbert Davies. Suatu kehormatan dapat bertemu dengan anda, Luna Clarence." Aku meneliti pria di hadapanku, sorot matanya sangat berbeda dengan Pria Sinting. Jika Pria Sinting itu punya tatapan yang tajam, maka dia punya tatapan menipu. Astaga, sejak kapan aku mulai menilai orang dari luar? Terlalu lama di dunia werewolf benar-benar membawa perubahan pada diriku dalam menilai orang.
Pertama, jauhi pria ini.
"Dia penasihat pack," ucap Erick. Aku menatapnya bingung. Penasihat? Aku tak tahu kalau pack ada penasihat. Silver Moon Pack tidak memiliki penasihan pack, apakah hal ini yang membuat pack mereka jauh lebih kuat? Aku harus mengingat ini dan membocorkannya pada kak Nic.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relateion [Re-Write]
Werewolf[Werewolf-Minor Romance] "RELATION" the title before. Highest Rank #2 in Werewolf Dia menatapku dengan mata coklatnya dan berkata "Kau mateku, milikku". Aku benci mendengarnya, sungguh. Aku sangat benci dengan hubungan takdir yang memaksa ini, karna...