Suara mesin mobil mulai bersahut-sahutan dari kejauhan. Satu per satu mobil mulai memasuki halaman rumah Sean. Rumah Sean kini penuh sesak oleh murid SMA Kusuma Jaya. Sean turun dari lantai atas. Semua mata tertuju padanya
"Ganteng banget pangeran gua malem ini"
"Hh.. Keren banget!"
"Gadoin aku bang!"
Para siswi yang datang ke pool party Sean segera membicarakan kegantengan makhluk ciptaan tuhan yang satu ini. Wajar saja, karena ketampanan Sean sama seperti kepintarannya, Sudah-Tidak-Bisa-Di-ragu-kan-Lagi.
"Eitss ma bro! Keren juga party lo! Salut gua!" Gema senang sekali dengan acara ini bak seorang anak yang baru saja dibelikan balon oleh orang tuanya
"Alay lo lama-lama gem, geli gua." Zion menyindir kelakuan Gema yang memang malam ini "sedikit" kekanak-kanakan dan terlalu dramatis.
"Biarin alay, yang penting ganteng" Gema membalas sindiran Zion. Zion tidak memperdulikan Gema, ia justru melirik Sean sekilas, ia heran kepada temannya yang satu ini, sejak tadi celingak-celingukan tidak jelas seperti mencari sesuatu
"Nyariin siapa sih? Kita sampe dianggurin kaya barang bekas" Sean menoleh kearah Zion
"Gua ga sabar ngeliat reaksi anak-anak ke si kutu buku itu" Gema menggeleng-gelengkan kepalanya
"Ckckckck... Tobatlah kau nak, tobat" Gema menepuk-nepuk bahu Sean
"So banget alim lo, biasanya juga tawuran tiap minggu, sekarang malah sok-sokan ceramahin orang" Sean meneloyor kepala Gema
Gema memberikan tatapan tajam pada Sean. Sean tidak menanggapi Gema dan segera pergi meninggalkan kedua temannya untuk pergi ke rooftop rumahnya.
∞∞∞
Mana sih tuh anak satu, gasabar gua batin Sean sambil menghisap rokoknya
"Lo segitu niatnya ya ngerjain tu cewek sampe ngebela-belain nungguin sampe dia dateng?" Sean hanya mendenguskan napasnya
"Apa jangan-jangan lo suka ya sama tu cewek?" Sean yang sedari tadi mengabaikan omongan Zion segera menoleh kearah Zion
"Jangan ngelantur!" Sean menatap tajam kearah Zion
"Bercanda bro, santai." Zion membuang puntung rokoknya
"Ga masuk akal kalo gua sampe suka sama dia" Sean memandang lurus kearah pintu gerbang utama rumahnya
"Jangan gitu, nanti kalo lo beneran suka sama dia baru tau rasa" Sean memutar bola matanya malas
"Gema mana?"
"Di taman belakang, nyamperin si Sheila" Zion menunjuk kearah taman belakang, "Enak ya kalo punya pacar, ga akan kesepian kek model gua ini yang cuma bisa pegangan sama mouse tiap malem"
"Takdir, terima aja." Ledek Sean
"Dasar teman, bukannya bantuin, malah ngeledek."
"Yang tabah"
"Ah bisa aja kamu say" Zion mencolek bahu Sean. "Sayton"
Sean memasang raut wajah jijiknya. Zion tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Sean terhadap leluconnya
Sean melempar puntung rokonya sembarangan dan bergegas pergi menuju pintu masuk rumahnya. Tiba-tiba ada seorang anak laki-laki yang membuka pintu tersebut
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Nerd Girl
Teen FictionSean dikenal sebagai orang yang angkuh, dan sombong. Dia tidak memperdulikan lingkungan sekitarnya sama sekali, bahkan kepada kedua temannya. Namun sikap buruk Sean perlahan-lahan mulai lenyap saat ia berkenalan dengan seorang perempuan. Perempu...