◇BEGINNING◇

45 9 1
                                    

"Woy Sean!" Zion menghampiri Sean yang sedang duduk di kantin.

"Woy! Nyaut kek kalo dipanggil!" Zion memukul punggung Sean cukup keras. Tapi Sean tidak menunjukkan reaksi seperti biasanya.

"Lo kenapa sih? Tumben banget. Biasanya lo makan lahap, kalo dipukul ngebales. Sekarang, lo jadi diem gini. Ada apaan sih?"
Sean hanya memain-mainkan bakso pesanannya tanpa mengacuhkan Zion sedikit pun

"Kenapa sih? Lo ada masalah sama si Rena?" Sean hanya menghembuskan nafas. Lalu ia segera bangkit dan bergegas menuju kelasnya karena waktu istirahat telah berakhir.

"Woy! Sean!" Zion segera berlari mengejar Sean yang sudah mendahuluinya

∞∞∞

Kriingg.. kriing.. kring..
Bel tanda pulang sekolah berbunyi. Suasana kelas seketika menjadi ricuh tak karuan.

"Terima kasih untuk hari ini, jangan lupa kerjakan pekerjaan rumah kalian, besok dikumpulkan" Ucap pak Guntoro, guru matematika terkiller sepanjang sejarah peradaban manusia

Melihat pak Guntoro yang sudah keluar dari dalam kelas, Sean bergegas pulang kerumahnya tanpa menunggu kedua sahabatnya, Zion dan Gema.

"Woy Sean! Mau kemana woy! Lo ga ikut nongkrong?! Woy!" Teriakan Gema tak diacuhkan oleh Sean sama sekali. Sementara Zion berusaha mencegah Gema yang hampir saja akan melemparkan sepatunya kearah Sean.

Ini adalah kali pertama Sean kembali cuek kepada kedua temannya setelah sekitar satu tahun yang lalu saat dia putus dari Sani.

∞∞∞

Keadaan kamar Sean sangat tidak karuan, tas sekolah tergeletak sembarangan, baju seragamnya ada di segala sudut, bahkan hingga kaus kaki pun dia letakkan sembarangan.

Saat ini Sean sedang bermain game online kesukaannya. Suasana hatinya sedang tidak baik semenjak bertemu untuk "terakhir kalinya" dengan Rena saat di uks tadi.

lalu...
Tok.. tok.. tok..
"Bang, mabar yok bang!" Suara neil terdengar dari pintu depan kamar Sean

Tidak ada suara balasan dari kamar Sean. Neil keheranan, lalu ia mencoba untuk mengetuk pintu kamar Sean sekali lagi.

"Woy bang! Budek apa gimana sih woy!" Kali ini Neil mengetuk pintu Sean lebih keras dari sebelumnya

Tetap tidak ada balasan. Neil mulai merasa kesal, akhirnya dia memukul-mukul pintunya kencang-kencang

"Bang!! Woy bang!! Woy Ba!.." Pintu kamar tiba-tiba terbuka, Neil terkejut bukan main. Bukan terkejut karena pintu yang tiba-tiba terbuka, tapi terkejut melihat seberapa kotornya kondisi kamar kakaknya ini.

"Berisik lo!" Sean menjitak kepala Neil kencang

"Aduh! Ck! Lo lagian ga jawab! Budek ato gimana sih?! Ini juga kamar berantakan banget bang sumpah, ckck.." Neil menggeleng-gelengkan kepalanya sembari berkacak pinggang lagaknya seorang bos

"Basi! Lo mau ngapain? Kalo ga penting gua mau tidur" Sean hendak menutup pintu kamarnya, tetapi pintu kamarnya ditahan oleh Neil

"Mabar yok, tapi jangan dikamar lo. Berantakan, di halaman belakang aja"

"Ga mood" Sean menutup pintu kamarnya dan segera menguncinya

"Woy bang! Et kampret dah oy!" Neil memukul-mukul pintu kamar Sean

"Berisik!" Teriakan Sean berhasil membuat Neil pergi dari depan kamarnya

Sean sedang bermalas-malasan diatas kasur. Dia sedang tidak ingin melakukan apa-apa saat ini. Yang ingin ia lakukan saat ini hanya tidur.

My Beloved Nerd GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang