Jangan gunakan kata bosan sebagai tameng perpisahan.Bicaralah apa adanya dan dia akan mencoba merelakan kata 'kita' dari hidupnya
***
Evelyn pov
Aku mengerjapkan mataku berkali kali untuk menyesuaikan sinar yang datang.Aku segera bangkit dengan langkah gontai menuju kamar mandi.Selesai melakukan ritual mandiku aku langsung memakai sweater dan celana jeansku.
Aku menyiapkan roti selai coklat dan segelas susu hangat.Inilah kegiatanku selama musim dingin sarapan,berjalan jalan ke taman,dan mungkin melakukan olahraga kecil.Setelah menghabiskan sarapanku aku segera bangkit mengambil mantel cream ku yang panjangnya selutut dan memakai sepatu bot musim dingin berwarna abu abu menyesuaikan warna sweaterku.Tak lupa syal berwarna abu abu langsung kulingkarkan ke leherku.
Setelah di rasa selesai aku langsung mengambil sleambagku dan pergi keluar apartement.Aku menutup pintu apartement dan langsung menuju lift.Saat aku sudah keluar dari loby apartement aku segera berjalan kaki ke taman menikmati orang yang sedang jatuh cinta dan tidak lupa dengan air mancur yang membuat cuaca semakin dingin.
Aku duduk di salah satu bangku taman sambil memperhatikan orang yang berlalu lalang dengan kesibukan masing masing.Aku jadi ingat kenangan bersama angga di taman waktu itu.
"Angga ih.. angga jangan lari terus aku capek"rengek evelyn.
"Kamu kejar aku yang nyata aja capek gimana kamu mau berjuang buat kejar masa depan kita yang tak kasat mata"jawab angga bermaksud menyemangati.
"Ih angga mah udah tahu aku bukan orang bijak masih aja di kasih jawabannya bijak semua nyebelin"kesal evelyn sambil memonyongkan bibirnya.
Kemudian angga langsung menghampiri evelyn yang bersedikap dada.Angga tersenyum manis melihat kekasihnya yang satu ini.Ia langsung mencium bibir evelyn karna gemas.Evelyn yang belum siap langsung tertegun rona merah di pipinya muncul menjalar hingga ke telinga.
"Mungkin sekarang aku nggak mau ngeliat kamu capek mengejar masa depan kita.Jadi aku akan menggendong kamu dan menuntunmu menuju masa depan yang kita harapkan tapi kadang takdir mau kamu lebih mandiri so,suatu saat nanti aku akan melihat kamu yang manja mengejar masa depan kita sendiri.Berjuang melawan rasa sakit dan lika likunya.Tapi,aku akan selalu memperhatikan kamu dari sini dan berdoa bahwa nanti tangan aku bakal tergerak kembali untuk menggenggam tanganmu dan bersama kita menghadapi rintangan"jelas angga panjang lebar.
Tiba tiba air muka evelyn jadi keruh.Tersirat kekhawatiran di dalamnya.Berharap tangan yang ia genggam tak akan pernah lepas darinya.
"Kamu ngomong apa sih ngga kamu mau ninggalin aku sendiri"tanya evelyn dengan mata yang sudah berkaca kaca.
"Hei,evelyn sayang bukannya aku mau ninggalin kamu tapi terkadang kamu harus bisa berjalan sendiri untuk meraih masa depan hidup itu keras kamu harus belajar mandiri kamu juga harus terbiasa kalau nggak ada aku"jawab angga sambil menangkup wajah evelyn.dicium kedua manik mata evelyn yang terpejam berlinangan air mata.
"Tuhan itu mempunyai cara sendiri untuk menyatukan kita dan jalan itu tidaklah selalu lurus dan manis"lanjut angga mensehati.
"Tapi kata kata kamu bukan pertanda kamu mau ninggalin aku kan"tanya evelyn.
Angga menggeleng di dekapanya tubuh mungil evelyn ke dalam pelukan hangatnya.Di kecup puncak kepala evelyn berkali kali mencoba menenangkan dan memberi evelyn kekuatan.
Jawaban angga selalu terngiang di kepalaku.Dia tak pernah mengingkari janjinya tapi apa dia sudah menghancurkan dinding kepercayaan yang sudah kubuat setinggi mungkin.Tak terasa air mata jatuh membasahi pipiku.
YOU ARE READING
The Candle
Teen FictionAku adalah lilin dan kau adalah api Kita saling terkait satu sama lain Aku tidak akan mampu bersinar tanpa cahaya apimu diatasku Sama halnya denganku kau tidak akan mampu menyala tanpa tumpuan dibawahmu --- Lauro morales as angga Evelyn almaguer as...