Chapter 2 : Glance

228 123 39
                                    

ඃඃඃඃඃඃංංංංංංංංංංංංංංංංංඃඃඃඃඃඃ

"Piiip!"

Suara Digital O'clock memecahkan keheningan pagi hari di salah satu kamar, karena sang pemilik kamar tersebut masih enggan untuk mengakhiri mimpi indahnya.

Selang beberapa menit tidur nyenyak Hyejin mulai terganggu, perlahan-lahan tangannya bergerak keatas nakas mencari Digital O'clock untuk mematikannya dengan mata yang masih menyesuaikan cahaya yang memekakan retinanya.

"Aigoo. Daebak! Eomma benar-benar menyiapkannya dengan baik" Ucapnya bergumam.

Seingat Hyejin tidak mengatur alarm jam itu. Siapa lagi kalau bukan ibunya, jika itu kakaknya rasanya tidak mungkin.

Hyejin menyibakkan selimutnya dan bangun menuju kamar mandi.

Setelah beberapa menit Hyejin sudah rapih mengenakan kaus putih yang dipadukan jaket kulit berwarna hitam dan skinny jeans sedangkan rambutnya di biarkan menggerai.

Setelah puas mengamati penampilannya Hyejin berjalan ke meja belajar mengambil Backpack miliknya.

Hyejin keluar kamar dan turun kelantai bawah menuju meja makan. Sesampai di meja makan Hyejin hanya melihat ibunya dan kakaknya.

"Eoh.. Appa eodiso?" Tanyanya bingung pasalnya mereka akan meluangkan waktu mereka untuk bersama walau sesibuk apapun itu.

ඃඃඃඃඃඃංංංංංංංංංංංංංංංංංඃඃඃඃඃඃ

"Appa baru saja pergi, kau terlalu lamban Hyejin" Jawab Hyunjae oppa tanpa melihatku, karena dia sedang berbalasan pesan dengan kekasihnya mungkin. Aku tidak peduli.

"Eoh geurae" Aku mengangguk.

"Cepat makan aku akan mengantarmu ke sekolah" Ucap Hyunjae oppa.

Aku hanya membalas dengan berdehem dan duduk di depan Hyunjae oppa.

Selama aku makan, ibu sama sekali tidak mengeluarkan suara. Ini aneh biasanya ibu sangat cerewet.

Apa di butiknya sedang ada masalah. Batinku.

Seperti di Chicago tahun lalu design miliknya ditiru butik lain. Tapi saat itu ibu mengoceh tanpa henti mengeluarkan kekesalannya.

Ini sungguh aneh.

Aku beralih melihat ibu yang sedang menatapku datar dengan mata tajamnya.

"Eomma ada apa? jangan melihatku seperti itu" Aku tersenyum dan meraih tangan ibu tapi di tepis olehnya.

"Eomma ada apa? Apa eomma sakit?" Aku bergerak untuk memeluknya tetapi ibu dengan cepat bangkit dari kursi.

Oh god ada apa ini.

"Cepat ganti pakaianmu dengan seregam yang sudah kusiapkan" Ucapnya dan berlalu pergi.

What the flowers .

Aku menepuk dahiku pelan karena tidak ingin membuat diriku sendiri sakit karena diriku sendiri. Huft abaikan pemikiran macam apa itu.

Aku benar-benar lupa ucapan ibu kemarin. Oh ya ampun, jadi karena itu ibu mendiamkanku.

Aku segera berlari kekamar dan mengganti pakaianku dengan seragam.

Aku mengamati tubuhku yang sudah berganti mengenakan seragam di cermin.

Apa-apaan ini, terlihat seperti kekurangan bahan terlebih lagi dengan rok yang lebih dari satu jengkal dari lutut. Apa aku terlalu tinggi? Ah sepertinya tidak.

Soleil Caché ¦¦ K.T.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang