Chapter 6 : ?

112 81 10
                                    

ඃඃඃඃඃඃංංංංංංංංංංංංංංංංංඃඃඃඃඃඃ

Hyejin bingung tidak tahu harus kemana dia bersandar selain pada Taehyung, dia belum menemukan sesuatu untuk tempat pelariannya dikala gundah dan bimbang. Dia masih harus membiasakan dirinya dengan sesuatu yang sangat berbeda dengan apa yang dia harapkan.

Tidak mungkin dia menghampiri sahabatnya Jiae. Bukan Hyejin tidak percaya pada sahabatnya tapi Hyejin takut Jiae bosan mendengar keluh kesahnya yang hampir setiap hari Jiae dengar dengan masalah yang sama. Taehyung mengerti betul tentang apa yang dia alami.

Taehyung bersandar dibalik pintu dengan telinga yang di tempelkan pada pintu. Taehyung bisa mendengar suara tangisan Hyejin.

"Apa aku terlalu berlebihan. Tapi bukankah ini yang yang dia inginkan"

Taehyung sedang berperang dengan otaknya apa dia harus menenangkan Hyejin atau mengabaikannya. Mengabaikannya mungkin terdengar jahat tapi Taehyung tidak sejahat itu pada seorang perempuan. Taehyung bukanlah ayahnya yang tidak memiliki hati. Dia juga bukanlah seorang psikopat.

Greepp...

Persetan dengan permintaan Hyejin tempo lalu, anggap saja Taehyung tidak mendengarnya atau melupakannya. Taehyung tidak bisa membiarkan Hyejin disaat seperti ini.

Taehyung memeluk erat Hyejin untuk menenangkannya. Taehyung yakin Hyejin menangis seperti ini bukan karena dia bersikap dingin pada Hyejin tetapi ada hal lainnya yang membuat Hyejin seperti ini.

"Tenanglah, ada aku disini" Suara lembut Taehyung mampu membuat Hyejin sedikit tenang.

"Hiks.. Tae-hyu-ng-a hiks.. Mian-hae hiks" Hyejin menenggelamkan wajahnya di dada Taehyung dan memeluk erat Taehyung.

"Sssttttt... Kau tidak salah. Maafkan aku sudah bersikap dingin padamu. Aku sangat berlebihan" Hyejin menggelengkan kepalanya dan terus menangis.

"Ayo bangun. Disini dingin" Taehyung memapah tubuh Hyejin masuk ke dalam apartement.

ඃඃඃඃඃඃංංංංංංංංංංංංංංංංංඃඃඃඃඃඃ

Entah apa yang tiba-tiba merasuki tubuh Taehyung beberapa hari ini. Dia tidak pernah merasa sepeduli ini pada seseorang terlebih lagi pada gadis lain selain eommanya.

Hyejin saat ini sudah sedikit lebih tenang. Taehyung bingung, apa yang harus dia lakukan. Disaat dia sendiri juga tidak tahu apa yang membuat Hyejin menangis seperti ini.

"Ingin bercerita? " Tanya Taehyung berbisik. Tangannya sedari tadi mengelus punggung Hyejin.

Hyejin menoleh menatap Taehyung.
"kau bisa percaya padaku"

"Appa dia, hiks " Taehyung mengeratkan rangkulan di pundak Hyejin.

"Ssttt cukup tidak perlu dipaksakan"

"Appaku, dia berselingkuh hiks" Taehyung dengan cepat memeluk Hyejin. Dia benar-benar tidak sanggup mendengarnya.

"Taehyung apa yang harus aku lakukan, kau tahu betul apa yang aku rasakan"

"Ayo kita bekerja sama. Ne aku sangat tahu betul" Hyejin mengangguk di pelukan Taehyung.

Taehyung melihat ke arah jam yang sudah menunjukkan waktu hampir tengah malam. Perlukah dia mengantar Hyejin pulang dengan keadaan yang sangat buruk seperti ini atau dia membiarkan Hyejin menginap di apartmentnya.

"Tunggu sebentar" Taehyung pergi kekamarnya untuk mengambil handphone miliknya. Dia berniat menelpon Hyunjae, Taehyung yakin Hyunjae tengah kelabakan mencari Hyejin.

Soleil Caché ¦¦ K.T.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang