Claire tak henti-hentinya tertawa. Ia membayangkan bagaimana wajah Dilan ketika meminum teh pemberiannya.Ya!! Ia memberikan teh tanpa rasa kepada Dilan. Dirinya merasa sangat puas.
Danny yang melihat adiknya begitu gembira, ikut tersenyum juga. "Hari ini kayaknya ada yang senang deh. Sampai ketawa-ketiwi terus" ucap Danny.
"Hehehe, nggak kok. Btw, kakak kenal dari mana kak Dilan??" sejak tadi, ia memang sangat penasaran kenapa kakaknya dan kakak kelasnya bisa berteman.
Danny berdehem pelan, "Dulu sebelum pindah ke Australia, dia teman kakak disekolah. Lo taukan kakak ini cukup populer di sekolah?? Jadi teman kakak banyak, mau adik kelaskah atau kakak kelaskah, semuanya teman kakak. Dan kebetulan dulu, papanya itu kepala sekolah. Jadi dia suruh papanya bantu kakak mendapatkan beasiswa di Australia . Lo taukan??" Claire mengangguk pelan. "Nah disitulah kakak dengan dia semakin dekat. Kami sering saling kontak" ucap Danny mengakhiri pembicaraannya.
Claire lalu, ber'oh'ria. Lalu berkata, "Dia kakak kelas gue" ucap Claire.
"Oh iya.. Katanya kamu satu sekolah dengan dia" Claire kembali menganggukan kepalanya.
"papa mama belum pulang" ucap Claire lirih.
"Gak papa. Kan udah ada kakak yang temenin" ucap Danny sambil tersenyum, yang mau tak mau Claire membalasnya dengan sebuah senyuman juga.
"Gue mau bobo yah kak. Good night"
"Good night too, my dear"
***
Terre menampilkan senyum cerahnya kepada Claire. Ia sangat senang dengan liburan kelas kali ini. Bukan hanya dia sih, tapi semua orang. Terkecuali Claire.
"Ayolah Claire.. Kita sudah lama tidak camping. Pasti kali ini seru, karna hanya kelas 11 dan 12 saja. Lagipula, kakak kelas kita kan rata-rata cogan." ucap Terre sambil memperlihatkan sederet gigi putihnya.
Claire tak menggubris teman satu-satunya ini. Ia memilih membaca novel dari pada mendengar ucapan Terre.
"Jahat lo, Claire. Ayolah, please. Satu kali ini saja, yah??" bujuk Terre, lalu menggoyang-goyangkan tubuh Claire.
Claire yang kesal akan perlakuan temannya pun akhirnya mengalah "Yaudah, gue ikut kalau lo diam" ucap Claire, membuat sahabatnya ini langsung mengangkat tangannya senang. "Yeay!! Claire ikut"
"Tanggal berapa dan berapa hari emang??" tanya Claire.
Dengan semangat 45, Terre menjawabnya, "nanti besok lusa. 3 hari 2 malam""Okay" ucap Claire, yang lagi-lagi membuat Terre menampilkan deretan giginya.
*
Hari ini, Claire dijemput oleh kakak kesayangannya. Baru saja ingin membuka pintu depan mobil, ia dikagetkan dengan laki-laki si pentatap tajam. "Hai" ucapnya sambil memberikan ibu jari yang menunjuk-nunjuk ke belakang."Huh" gerutu Claire, lalu membuka pintu tengah mobil dan menaikinya.
Didalam mobil, tidak ada satupun yang berbicara hingga Danny, kakak Claire, bertanya, "Claire, lo ikut camping kan?? Katanya Dilan hanya kelas 11 dan 12 aja" Ucap Danny memulai pembicaraan.
"Iya, Claire memang mau ikut rencananya" balas Claire.
Pertanyaan Danny beralih ke Dilan, "Lo ikut kan?? Bantu jaga adikku yah"
Mata Claire membesar ketika mendengar ucapan kakaknya sendiri, "kakk.. Ak--" dengan cepat Dilan membalas perkataan Danny. "Serahkan saja padaku, bro!!" ucap Dilan membuat Claire mendelik kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
When He Came
Teen FictionWhen you feel sad about him When you feel happy to see his laugh When you said to your self, 'i love him and i hope he come to my life.' But you don't know that will happen or won't to happen. You can read this story and i hope you give me a respon...