Danny menggeserkan tubuhnya hingga muncullah Claire disitu sambil nyegir kuda.
"Ini adikku, Claire. Claire, ini teman kakak, Dilan"
Claire berpikir kalau Dilan pasti langsung menertawakannya atau, dia malah menceritakan hal yang memalukan. Tapi ternyata tidak. Ia hanya berjalan kearah kakaknya dan Claire. Lalu memberikan tangannya, "Hai, salam kenal, gue temannya Danny, Dilan" Dengan ragu-ragu Claire membalas salamannya. "Gue Claire"
"Tunggu gue yah,, mau ganti baju dulu" ucap Danny.
Claire yang sadar, kalau ia akan ditinggalkan berdua bersama si cowok songong,langsung menahan tangan Danny. "Gak usah ganti baju.. Bajunya bagus kok, belum bau pula" ucap Claire sambil memelas
"Yaampun,, gak lama kok palingan hanya 1 menit. Ada Dilan juga disini." Claire memutar bola matanya kesal, karna alasan itulah membuat ia tak ingin berada disini biar hanya 5 detik.
Kakaknya sudah naik ke lantai atas, menyisakan 2 sejoli. Dilan menyeringai melihat Claire yang tampak gugup. "Hai, kita ketemu lagi" ucapnya, masih dengan senyum seringainya.
"Menyebalkan. Kalau tau itu lo, si pentatap tajam. Gue tarik kata-kata gue supaya lo gak usah ikut jalan" ucap Claire.
Dilan menatap Claire dengan tatapan menggoda, "Lo masih marah?? Masih butuh kata 'maaf dari gue??" tanyanya
Claire membalas tatapan Dilan dengan tajam, "Nggak" ketusnya.
"Ckckck, tatapan yang tajam. Kita berdua sama-sama punya keahlian saling menatap tajam lohh. Jangan-jangan kita ini jo-" Claire melempar bantal kursi kearah Dilan yang otomatis langsung ditangkapnya.
"Selow aja, girl" ucap Dilan sambil menampilkan smirknya.
"Lets go" ucap Danny, lalu ia melihat kearah Claire. "Aku gak lamakan??" tanyanya. "Lama sekali" ucap Claire ketus.
***
Claire kali ini harus menjadi obat nyamuk lagi. Kakaknya dan Dilan masih terus bercerita, seolah-olah disitu tidak ada orang lain lagi.
Claire memperhatikan wajah Dilan yang tertawa. Lalu melihat kearah kakaknya. 'Dua-duanya ganteng' batinnya. Sadar akan ucapannya ia langsung menepuk kepalanya pelan.'Udah gila gue'. Batinnya lagi, lalu memakan friench friesnya dengan cepat.Claire lalu meminta uang ke Danny, karna ia ingin membeli iced chocolate lagi. Belum jauh dari meja, ia mendengar Dilan mengatakan sesuatu yang membuatnya naik darah, "Adikmu pergi beli iced chocolate lagi dengan ukuran Large. Gak takut gemuk??"
Kesal akan perkataan Dilan, tiba-tiba terlintas sesuatu dipikirannya. Senyumnya mengembang. 'Rasain lo Dilan' batinnya.
Claire datang memegang 2 minuman. Dan dua-duanya teh. "Gak jadi beli iced chocolate, Claire?" tanya Danny.
Claire menggeleng pelan lalu menampilkan smirknya. "Ini buat kak Danny" ucap Claire sambil menaruh tehnya dihadapan Kakaknya. "Kak Dilan mau??" tanya Claire, masih dengan smirknya.
Dilan yang mendengar hal itu langsung menampilkan muka heran. Tapi dengan cepat diubahnya. "Emang gak papa Claire?? Kamu gimana??" tanya Dilan
"Nanti gue beli baru lagi deh. Anggap saja kak Danny yang traktir, kan ka??" tanya Claire pada kakaknya. Kakaknya pun hanya mengangguk kepalanya.
"Claire pergi dulu yah. Mau ke toko buku" pamitnya.
Danny kembali mengangguk kepalanya. "Kalau butuh uang, sms aja yah" ucapnya pada Claire.
Dilan memperhatikan Claire dengan tatapan yang tidak bisa ditebak. "Adik lo baik yah" pancing Dilan.
"Hahaha,, biasanya dia tidak begitu. Entahlah mungkin, moodnya lagi baik"
Dilan meminum teh pemberian Claire, dahinya mengerut. "Dann, coba lo minum tehnya" ucap Dilan pada Danny.
"kenapa??" Dengan heran,, Danny meminum teh pemberian Claire padanya. "Enak kok." ucapnya lagi.
"Ada rasanya??" tanya Dilan lagi-lagi membuat Danny heran.
"Ada kok. Manis lagi. Kenapa?? Teh lo gak enak yah??" tanya Danny balik. Dilan menggelengkan kepalanya perlahan. Lalu menampilkan senyum seringai.
~TBC~
>>>>>>>>>>>NEXT PART>>>>>>>>>>>
KAMU SEDANG MEMBACA
When He Came
Novela JuvenilWhen you feel sad about him When you feel happy to see his laugh When you said to your self, 'i love him and i hope he come to my life.' But you don't know that will happen or won't to happen. You can read this story and i hope you give me a respon...