Siang itu matahari bersinar terik di suatu kota kecil di tepi laut, salah satu kota di Inggris.
Jalanan yang dilapisi batu cobble itu pun terdapat banyak orang yang berlalu-lalang.Kereta kuda, wanita berpayung renda dengan gaun kembang dan panjang menyentuh tanah dengan topi yang dihiasi beberapa helai bulu, pria bertopi dengan setelan jas yang rapi dan tongkat jalan ala Charlie Chaplin, pemain terompet, atraksi sulap, pengamen jalanan, pelukis dan seniman serta keramaian lainnya memenuhi jalanan kota itu setiap harinya tak terkecuali siang hari ini.
Di rumah kedua dari sudut jalan William street, tinggalah seorang gadis blasteran asia eropa yang berumur 14 tahun.
≡≡≡≡≡
"Ma, aku pergi jalan-jalan keluar yaa."
"Jangan pergi terlalu jauh ya."
"Iya ma."
Aku mengambil buku kesukaanku, memakai sepatu dan berjalan keluar menyusuri kesibukan kota siang itu menuju ke laut.
Tercium wangi roti yang lezat dari toko roti yang kulewati.
Tampak juga anak-anak yang sedang bermain di pekarangan rumah mereka.
Ya, karena sekarang sedang libur musim gugur maka kami tidak pergi ke sekolah.Sesampainya di pelabuhan, aku duduk di kaki menara yang menghadap ke laut dan mulai membaca buku yang kugenggam.
Hanya ada suara deburan ombak dan kicauan burung.
Pelabuhan memang selalu sepi, tak banyak orang yang keluar masuk melalui jalur laut apalagi saat musim gugur seperti sekarang.
Ini adalah tempat favoritku, hampir setiap hari aku duduk membaca buku disini.Sejenak aku tenggelam dalam cerita buku yang kubaca, hingga datang seorang anak lelaki yang terlihat seumuran denganku berjalan mendekat menuju kearahku.
Aku tak mengenalnya dan tak pernah melihatnya di kota ini sebelumnya.
Dibawah sinar matahari, rambut coklatnya terlihat bersinar.
Aku menatap sejenak padanya yang mendekat dan lanjut membaca bukuku.Anak itu berdiri disampingku dan menatapku namun tak kuhiraukan.
Setelah sekian lama, karena merasa tidak sopan dan tidak nyaman ditatapnya aku pun menutup bukuku, menatapnya dan menaikan alisku bermaksud bertanya.
"Aku sudah membaca selesai buku itu", kata si anak lelaki itu.
Sejenak aku terdiam dan hanya menatapnya.
Oke, dia adalah anak yang aneh, batinku dalam hati."Maaf, aku tidak ingin tahu apakah kamu sudah atau belum membaca buku ini. Tapi biar kuberitahu, ini sudah ke-17 kalinya aku membaca buku ini", kataku dengan kesal, kesal karena diganggu saat aku membaca.
Setelah dilihat dari dekat, baru kusadari bahwa dibalik kacamata besarnya,
terdapat sepasang mata berwarna hijau gelap yang paling indah yang pernah kulihat."Aku punya seri kedua buku itu", kata anak lelaki itu.
"Benarkah? Setahuku itu belum ada di toko buku kota ini."
Dia hanya tersenyum dan ikut duduk denganku.
"Oh, jadi kamu bukan orang kota ini?", tanyaku
KAMU SEDANG MEMBACA
The Book
AdventureApa yang akan dilakukan Ella saat melihat tokoh dalam buku kesukaanya muncul dalam wujud manusia utuh dihadapannya?