Baru saja aku hendak berteriak, namun lelaki tersebut segera menutup mulutku dengan tangan kananya.
Lelaki tersebut terlihat seumuran denganku, pakaian serba hitam yang dikenakannya pun terlihat aneh, seperti seseorang yang baru keluar dari dunia game.
Mungkinkah dia seorang perampok?!
Tidak mungkin kan?? Lagipula dia terlalu muda dan tampan untuk menjadi seorang perampok.
Apa yang kupikirkan sih??!
Batinku dalam hati dengan heran karena terpesona dengan seorang perampok."Jangan berteriak, aku takkan menyakitimu", bisiknya sambil menaruh jari telunjuknya dibibirnya.
"Mmhh", aku mengerang.
"Oh maafkan ketidaksopananku", katanya sambil segera melepaskan tangannya dan agak menjauh dariku.
"S-siapa kamu?"
Aku seharusnya berteriak histeris saat ini karena kehadiran orang asing di kamarku.
Namun kedua mata biru terangnya dan muka polosnya meyakinkanku bahwa dia bukanlah orang yang jahat."Kau mengenalku Ella, namaku adalah Orion Grey."
Aku hanya menatapnya kebingungan.
"Yah, Orion dalam bukumu", katanya singkat sambil menggaruk tengkuknya.
Oke, mungkin aku belum sepenuhnya bangun dari mimpi berhutan-hutanan tadi.
Aku menampar diriku sendiri sekuat mungkin.
You know, mereka bilang jika tidak sakit berarti kau sedang bermimpi.
Dan yah, tamparan itu terasa sangat sakit, bukan hanya sakit fisik, namun juga bisa membuat orang didepanku ini menganggapku sakit mental.Lelaki yang mengaku bernama Orion tadi terlihat terkejut melihat aksi yang baru saja kulakukan, namun tetap berdiri diam menatapku dengan canggung dari tempatnya berdiri.
"Oke? Jadi kamu adalah Orion dari dalam buku? Em, maksudku, keluar dari dalam buku??"
"Yah, cerita panjang, tapi ya, aku baru saja keluar dari buku, lebih tepatnya dunia buku".
"Kau tak terlihat seperti Orion dalam bayanganku", kataku.
Yah, membaca buku cerita tanpa gambar itu membuatmu sendiri membayangkan wajah tokoh tersebut dalam imajinasimu.
"Yah, maaf bila tidak setampan bayanganmu", katanya dengan nada tersakiti.
Yang benar saja, dia tampak berkali-kali lipat lebih tampan dari yang kubayangkan selama ini dalam imajinasiku.
"Apa yang kau lakukan disini?", tanyaku.
"Maksudmu, disini di dunia nyata, atau disini di dalam kamarmu?", tanyanya kembali sambil menaik-turunkan alisnya.
"Erm, keduanya?" jawabku dengan bingung.
"Oke, aku baru saja terjatuh dari lantai 3 dan hampir menimpa seorang penyihir yang mungkin salah mengucapkan mantra sehingga mengirimku ke dalam duniamu."
Aku tak tahu bagaimana harus menanggapi penjelasannya tadi.
Bayangkan saja Harry Potter keluar dari buku dan berada di hadapanmu, dikamarmu, di tengah malam hari.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Book
AdventureApa yang akan dilakukan Ella saat melihat tokoh dalam buku kesukaanya muncul dalam wujud manusia utuh dihadapannya?