4 (Sick)

1.4K 96 3
                                    

Aku masih tidak menyangka aku bisa bercanda dengan boss jutek dan dingin ini. Di kampus sudah damai, di café, jangan harap. Ia masih seperti vampir yang mencari darah suci *korban GeGeEs*.
.
Huueekk...
.
Astaga aku muntah lagi. Mual sekali, kepalaku sangat sakit. Tahan Des, jam kerjamu masih 2 jam lagi. Tapi tubuhku benar-benar gemetar.
.
Braakkk...
.
"Des? Bangun dong"
"Saya dimana pak?"
"Kau ada di Rumah Sakit. Wanita petakilan sepertimu bisa sakit juga ternyata"
"Kenapa saya dibawa ke rumah sakit?"
"Kau pikir aku tidak tahu kau muntah 3x tadi? Ujung-ujungnya kau pingsan kan? Kau kecapekan, kata dokter kau terkena tipes"
"Thypus pak"
"Tulisannya begitu bacanya tipes"
.
Pak tolong jangan bercanda, aku ingin tertawa tapi aku benar-benar tak mampu tertawa
.
"Kau rawat inap saja ya, opname"
"Jangan pak, eh kak, kasihan papa mama saya"
"Lah kau sendiri sedang sakit, bagimana cara membantu mereka?"
"Antarkan saya pulang saja pak"
"Yasudah aku tebus obat dulu"
.
Kak Sehun mengantarku pulang ke "istana" baruku.
.
"Jadi ini rumah barumu?"
"Iya, kalau mau menghina silahkan"
"Mengapa aku harus menghina rumah imut senyaman ini. Aku antar kau masuk ya, sekalian aku ingin memperkenalkan diri ke orang tuamu. Waktu itu aku tidak sempat berbincang dengan mamamu"
"Hah?"

.

"Permisi tante, saya Sehun, seniornya Desita di kampus. Kami dari Rumah Sakit, sebenarnya Desita kena tipes dan harus rawat inap tapi Desita nya menolak"
"Astaga Desita mengapa kau membuat repot orang lain? Bagaimana keadaanmu sekarang, sayang?"
"Desita tidak apa-apa ma, oh iya, Pak Sehun ini juga boss Desita di café, dia pemilik café itu"
"Wah, sudah tampan, pengusaha muda, baik pula. Tolong jaga dan lindungi Desita ya nak Sehun"
"Apaan sih mama? Sudah-sudah, ini sudah malam, Pak Sehun sudah lelah kan Pak?"
"Kamu mengusir saya?"
"Bukan, bukan, maksud saya anu, emm... Ah begitu lah pak"
"Iya iya, besok tak usah bekerja dulu, kalau bisa tak usah ke kampus, istirahat saja"
"Tapi saya harus tetap kuliah pak. Saya tidak mau tertinggal mata kuliah saya"
"Nak Sehun, rumahnya jauh kah dari sini?". Mama tiba-tiba memotong pembicaraan kami
"Dekat kok tante, sekitar 5-10 menit dari sini?"
"Kalau begitu boleh tidak tante minta tolong untuk menjemput Desita?"
"Mama.....???!!!"
"Dengan senang hati tante"
"Hah? Serius pak?"
"Saya jemput jam 7.30 ya, Des"
.
Serasa ada angin segar yang menyejukkan hatiku yang dirundung mendung akhir-akhir ini. Tiba-tiba aku ingin sekali menghubungi sahabat-sahabatku yang hilang itu. Aku akan mencoba menghubungi mereka.
.
Line
Geng Bawel (3)
Desita: Hai guys
Desita: Geaaaaa
Desita: Restiiiiii
Desita: Main yuuuk. Haloooo
.
Tidak adakah yang merespon? Aku sangat merasa kehilangan. Persis sebulan ini kehidupanku layaknya roller coster. Entahlah, mungkin saja mereka sibuk. Positive thinking sajalah. Besok aku akan mencari Gea.

.

Hari ini aku berangkat ke kampus bersama pak Sehun atas permintaan mama dan karena aku terkena "tipes".
.
Setelah kuliah, aku tetap memaksa bekerja. Tiba-tiba mataku melihat sepasang sejoli yang sangat kukenal. Bukankah itu Gea dan Kai? Kenapa mereka berpegangan tangan dan tertawa mesra seperti itu?
.
"Desita kau kenapa? Pusing?"
"Tak apa pak". Suaraku benar-benar serak dan bergetar.
"Ayo ikut saya"
.
Pak Sehun membawaku ke suatu tempat seperti taman yang sangat nyaman dan jauh dari kebisingan.
.
"Kita duduk disini ya, ku belikan teh hangat dulu untukmu karena kau tidak boleh meminum kopi"
.
Kak Sehun meninggalkanku di sebuah kursi coklat yang tak begitu panjang. Pandanganku masih kosong, aku masih meratapi apa yang baru saja ku lihat.
.
"Itu tadi sahabat dan mantanmu kan?"
"Kok bapak tau?"
"Kakak"
"Oh iya kakak"
"Aku tahu semuanya Desita"
"Maksudnya?"
"Aku sudah memperhatikanmu sejak saat pertama kali kau melamar pekerjaan di café ku karena kau satu fakultas denganku"
"Lalu mengapa kakak pura-pura tak mengenalku dan sok cool ketika di kampus?"
"Kau memiliki pacar dan duniamu sendiri saat itu"
"Saat itu". Nada suaraku tiba-tiba melemah
"Maaf kalau kalimatku menyinggungmu"
"Aku mengerti. Masalahnya saat ini pacarku selingkuh dan meminta putus dariku, orang tuaku bangkrut, dan... sahabatku menghianatiku"
"Tapi sekarang kau memiliki sahabat baru"
"Maksud kakak?"
"Aku akan menjadi sahabatmu dan akan melindungimu. Aku juga tahu ketika kita berhenti di Indomaret, kau melihat pacarmu bersama wanita lain masuk ke hotel kan? Lalu kau pingsan juga setelah melihat dia di café"
"Kakak tega sekali membiarkanku menahan emosiku selama ini, hiks..."
"Aku menunggu kau sendiri yang bercerita"
"Sudahlah kak, aku pusing. Hikss..."
"Jangan menangis, sini kemari"
.

Kak Sehun memeluk tubuh ku dengan erat. Memberi rasa nyaman pada diriku yang sudah tak karuan ini. Kudengarkan irama jantungnya, kutenggelamkan wajahku pada dada bidangnya. Ya Tuhan, apa aku mulai menyukainya?
.
Uhuk uhuk...
.
"Eh kakak kenapa?"
"Dadaku sakit. Kau tidak melakukan apapun terhadapku kan?"
"Maksud kakak apa sih? Aku melakukan apa? Apa aku memelukmu terlalu keras? Maafkan aku"
"Tidak, aku hanya bercanda. Hehehe... Sudah, lupakan. Aku tak apa"
"Kau membuatku panik, kufikir kakak sakit"
"Tidak, aku tidak apa-apa, mungkin terkena angin malam saja"
.
HP ku bergetar sebagai tanda ada telfon masuk. .
"Halo..."
"..."
"Iya saya sendiri"
"..."
"Maksudnya? Dimana sekarang?"
"..."
"Baik saya kesana, terima kasih"
--------------
"Siapa des?"
"Kolega kantor papa menelfonku. Ia bilang papa dan mamaku kecelakaan dan sekarang sedang berada di rumah sakit. Kak tolong antar aku kesana, please"
"Iya aku akan mengantarmu. Masuklah ke mobilku"

OrOg







TBC
Minta tolong vote dan comment nya ya. Terima kasih 😊

My (Various) Tears [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang