Dua gadis itu melangkah, mendekati pintu kamar Apartment mereka. Terasa jantung mereka berdegup kencang. Hawa mencekam terasa dari balik pintu itu, mereka berankian diri mereka lalu memutuskan siapa yang akan membuka pintu melalui kertas-gunting-batu.
"Kertas-gunting-batu" seru mereka sambil mengeluarkan simbol ditangan mereka. Rinn mengeluarkan kertas dan Rina gunting.
"Silahkan~" ucap Rina.
'Glek'
Rinn dekati pintu itu, ia tempel kartu apartment mereka .'Click'
bunyi kunci pintu yang telah terbuka, ia buka pintu itu perlahan --"Tadaimaa--" ucap Rinn tegang. Disusul oleh Rina yang berada dibelakangnya.
"Okaeri~♡" jawab bi Kayra yang telah menunggu dibalik pintu dari tadi.
Kedua gadis itu kaget bukan main. Terasa jantung mereka copot lalu tumbuh lagi .
"Eh.. bibi ..hehe" ucap Rinn grogi sambil menggaruk tengkuk nya yang tak gatal sama sekali.
"Jadi, ~ kenapa kalian bisa lolos membawa 2 kardus mie instan ini hmm?" Tanya bi Kayra dengan aura super mengintimidasi nya yang memenuhi ruangan ini.
" kami bawa, saat orang tua kami tidak lihat kami masukan ke koper... maaf bi" ucap Rina sambil menunduk ketakutan.
" tapi kalian tahu kalau aku mengawasi kan?" Tanya bibi menatap mereka dengan penuh aura mencekam.
Kedua gadis itu mengangguk , tak berani melihat mata bibinya yang sangat menyeramkan saat ini.
"Kalau begitu, kalian berjanji padaku untuk tidak memakannya setiap hari kan?" Tanya bi Kayra dengan nada suara yang lebih baik sekarang.
" iya bi.." jawab mereka sambil masuh melihat kebawah.
"Hufff..
Baiklah kalau begitu, akan kucoba percaya pada kalian" ucap bi Kayra dengan nada ceria lagi." bibi..." ucap dua orang gadis itu penuh haru, terlihat air mata di sudut mata mereka.
Mereka berdua tahu kalau bibinya tak akan menyakiti mereka ataupun mengusir mereka. Karena mereka telah menganggap bi Kayra sebagai ibu atau kakak mereka di Jepang ini.
"Baiklah kalau begitu, bibi pulang dulu ya.. " ucap bi Kayra sambil mengambil tas nya.
" baik bi, paman sedang kerja?" Tanya Rinn sambil mengantar bibinya .
"Hmm, sibuk seperti biasanya" ucap Bi Kayra sambil mengacak-acak rambut Rinn.
"Aduuh.." keluh Rinn sambil tertawa , dia senang jika ada orang yang mengusap kepalanya. Karena kedua orang tua nya jarang sekali, hampir tidak pernah melakukan itu.
"Ah iya bi, kami belum berkenalan dengan tetangga-tetangga disini" ucap Rinn .
" ahh.. tetangga kalian ya? Mereka kebanyakan sibuk. Coba kalian cari waktu yang pas untuk menyapa mereka ya" ucap bi Kayra sambil memakai coat nya.
" aah.. dan kalian tahu kan klo disini ada cc tv , selain di kamar dan kamar mandi juga ruang ganti.. jadi jangan coba-coba untuk melakukan hal yang kularang mengerti?~" ucap Bi kayra sambil membetulkan kancing coat nya.
" iyaa tenanglah" ucap Rina sambil memegang tangan bibinya .
"Baiklah , aku pergi dulu ya.. ah kalau kalian tak ada makanan kalian bisa telfon aku ok" ucap bi kayra sambil membuka pintu.
"Okay!!" Jawab mereka berdua serentak sambil bersalaman ke bibi Kayra.
"Hati-hati di jalan bi!" Ucap mereka berdua sambil mengantar bibinya sampai ke lift.
Setelah berpisah dengan bi Kayra , mereka berdua berjalan kembali kamar apartment mereka. Mereka berpapasan dengan dua pria yang sangat familiar.
"Ah!" Ucap Rinn terhenti melihat mereka berdua.
"Ada apa Rinn? " tanya Rina penasaran karena saudari nya yang tiba-tiba berhenti ditengah jalan.
"Bukan apa-apa ! Ayo" ucap Rinn sambil lanjut berjalan.
Sesampai nya didalam apartment mereka , mereka merapihkan barang-barang yang baru dibeli tadi.
Sebenarnya apartment yang mereka tempati sekarang bukanlah milik mereka. Itu adalah milik bi Kayra sebelum menikah dulu. Setelah menikah dan pindah ke Rumah suami nya.
apartment nya dibiarkan kosong, oleh karena itu mereka diperbolehkan tinggal tanpa harus bayar uang sewa.
"Ah, kue lapis ini--"
" ayo kita berikan tetangga kita kue lapis yang kita bawa sebagai slam perkenalan" ucap Rinn, sambil memindahkan kue lapis tersebut kebeberapa wadah berbeda."Tapi, apa mereka sudah ada dalam apartment mereka? Kata bibi mereka semua orang sibuk kan? " ucap Rina.
"Tapi sekarang aku lagi gabut, jadi mending kita coba" jawab Rinn sambil membawa wadah itu keluar.
Mereka berdua berada di depan pintu tetangga yang kamar Apartment nya pas disebelah kamar mereka."Coba tekan bel nya" ucap Rinn yang tiba-tiba gugup saat sudah didepan pintu.
" gak mau, kamu aja" jawab Rina yang sama-sama penakut.
Rinn coba beranikan diri dan dia coba menekan bel tersebut.
Ting tong
" ..... "
Tak terdengar apa-apa lagi. Seperti nya penghuni nya belum pulang. Saat kedua gadis itu membalikkan badan . Terdengar jawaban dari balik pintu tersebut." siapa? " tanya suara dibalik pintu itu.
'Entah kenapa suara nya sangat familiar' batin Rinn.
"Ah.. anu, saya tetangga anda yang baru pindah kesini 4 hari yang lalu, saya ingin memberikan sedikit hadiah sebagai ucapan salam kenal" jawab Rinn sambil memegang wadah berisi kue lapis tersebut.
"Ah, tunggu sebentar" ucap suara tersebut sambil membuka pintu.
'Cklek'
pintu terbuka dan muncul sesosok pria yang sangat mereka kenal. Rambut putih dan mata merah yang sangat indah itu.
'Tidak mungkin kan?'
To be continued.
AN time
Yuhuu..
Akhirnya setelah berabad-abad ..
Maafkan kalau ceritanya gaje absurd ngebosenin dan berubu kekurangan yaa..
Maaf juga kalau cara penyampaiannya bikin pusing dll
Karena pertama kali saya bikin ff panjang2 😂Semoga kalian menikmati cerita ini yaa..
KAMU SEDANG MEMBACA
my utaites neighbor
Fanfictionbagaimana rasanya jika kau pindah ke sebuah apartment dan ternyata tetanggamu adalah para utaite idolamu? akankah mereka para shut-in membuka dirinya kepada dirimu tetangga baru? soraru ▪ mafumafu ▪ amatsuki ▪luz ▪ kashitarou ▪ sou ▪ urata ▪ sakat...