#7: Bertemu

148 17 0
                                    

°•°•°•°•°•

Tut...Tut...Tut...

Nomor yang anda tuju se-

Klik

"Yang benar saja, kenapa nomornya tidak aktif disaat genting seperti ini" gerutu Neji.

"Sudahlah,kita hanya bisa menunggu laporan dari pihak kepolisian. Bukankah kita sudah memberikan bukti yang kita temukan kemarin" ucap Hiashi tanpa menunjukan raut khawatirnya. Namun didalam hati ia begitu khawatir kepada sang putri kesayangannya.

Sudah dua hari berlalu, Hinata masih belum di temukan. Kemarin, beberapa antek-anteknya menemukan barang-barang serta pakaian yang diduga kuat itu milik Hinata. Tak heran, membuat ia menduga-duga bahwa Hinata telah-

Puk

"Hiashi-sama. Kita akan menemukan Hinata-sama dan itu pasti. Jangan khawatir. Belum tentu hal seperti itu terjadi,bukan?" ujar Neji menenangkan pamannya yang terlihat kalut akan keadaan sepupunya, Hinata.

"Ya,itu pasti"

•°•°•°•°•

Tap,Tap,Tap,Tap

Hah,hah,hh

Seorang gadis berlari dengan tergesa-gesa di jalanan sepi dengan nafas ngos-ngosan. Gadis berambut merah itu terus berlari sambil mendekap sebuah butalan kain putih.

"Onegai, bertahanlah" batin Sara.

Ia terus berlari,hingga akhirnya ia sampai di sebuah rumah kecil dan apa adanya.

Brakk

"Tadaimaa!!" teriaknya saat membuka pintu rumah itu kasar.

"Okaeri"jawab seseorang dengan suara baritone yang membuat siapa pun tahu kalau itu laki-laki.

"Are,Nee-san. Kore wa... Nandesuka" tanya Naruto sambil menunjuk ke arah buntalan yang di peluk sara.

"Ini..." sara membuka buntalan itu menampilkan seekor kucing putih yang sepertinya dalam keadaan sekarat.

"Neko? "

°•°•°•°•

Sekarang, kucing putih yang malang itu telah dibalut handuk hangat. Sara dan Naruto memperhatikan kucing itu dengan pandangan sendu.

"Ne,Naruto" panggil Sara pelan tanpa mengalihkan pandangannya.

"?" yang di panggil menoleh kearah Sara dengan pandangan penuh tanya.

"Bagaimana jika kau yang mengurus kucing ini. Hitung-hitung sebagai pengganti Taka. Bagaimana?" tawar sara

"....." Naruto tak bergeming. Sesaat kemudian, ia membuka mulutnya.

"Bagaimana,ya? Aku pun masih bingung juga.... takut" ucap Naruto memelankan suaranya di akhir kalimatnya.

"Takut? Kenapa? Bukankah itu bukan salahmu. Tapi,si angkuh Ootsutsuki itu,eh. Aku sudah geram dengan dia itu." geram Sara merasa risih dengan pemuda yang satu itu. Rambut putihnya itu mengingatkannya kepada seorang 'penghancur' keluarganya.

"Bukan itu. Aku takut kalau suatu saat..." Naruto memotong kalimatnya. Safir itu menyendu dan meredup.

"Kucing itu pergi,ne?" tebak Sara. Naruto tak menjawab atau membenarkan pernyataan Sara.

"Tenanglah, rawatlah dia dulu."

"Siapa tahu, kucing itu akan membawa keberuntungan bagimu. Itulah yang kurasa saat melihat kucing itu." ujar Sara. Berusaha membujuk sepupunya untuk merawat kucing itu.

Bukannya ia tak mau, tapi hatinya mengatakan bahwa kucing itu akan membawa keberuntungan bagi adik sepupunya ini. Ya, Sara yakin.

"Baiklah, aku akan berkemas untuk pulang. Arigatou,Nee-san sudah merawatku saat sakit. Aku jadi banyak berhutang budi pada mu" ucap Naruto sambil mengusap tengkuknya. Sebenarnya dia tidak enak pada kakak sepupunya yang sudah direpotkan olehnya.

"Hey, tak perlu sungkan begitu. Aku tak keberatan. Nah, cepat bereskan barang-barang mu itu" Perintah Sara.

°•°•°•°

Brukk

"Hah,akhirnya" ucap Naruto saat sudah sampai di 'Apartement kumuh'nya itu ia pun langsung menyerbu futon kesayangannya.

"Apa kucing itu baik-baik saja?" ia menenggok ke arah keranjang yang biasanya tempat Taka,kucingnya untuk tidur tidur.

"Atau lebih baik..." Naruto beranjak dari futon nya. Menghampiri kucing itu. Lalu,digendong dan ia membawanya ke futon. Ia juga merebahkan tubuhnya di atas futon.

"Oyasuminasai,neko-chan" ujarnya lalu terlelap menuju alam mimpi.

°°°•••°°°•••

Disebuah ruang yang gelap gulita, terbaring seorang gadis berkulit putih seputih porselen dan berambut indigo. Ia mengenakan dress pendek selutut dan lengannya yang pendek pula berwarna putih. Kelopak matanya mulai bergerak tidak nyaman. Hingga akhirnya ia membuka mata berwarna bak batu amethyts.

"Ini dimana?" gumamnya dan mulai terduduk dari posisi awalnya.

"Kenapa gelap? Aku dimana? Apa aku sudah mati?" rancaunya bergema di seluruh ruang tersebut.

"Huh?"teringat sesuatu, ia membelalakan matanya dan liquid bening pun keluar dari netranya.

"Toneri-kun.... Hiks,Hiks..."

"Kau masih mengharapkannya,eh? Orang yang sudah membuat luka di hatimu itu, kau masih mengharapkannya? BAKAYARO"

"Huh?"

Tiba-tiba terdengar suara yang menyeramkan mengema di ruang gelap itu.

"Kau bodoh,Hinata. Ada orang yang tulus padamu. Namun kau mengabaikannya. Terima akibatnya,nyan~" ucap suara itu lagi. Beberapa menit berselang. Suara itu tak terdengar lagi.

"Neko-tidak kau Yuka,kan? Kau menjadi nekomata karena arwahmu tidak tenang begitukah yuka-chan" ucap Hinata sedikit berteriak. Ia menyeka air matanya dan mulai berdiri.

"Yuka-chan, kau dimana? Yuka jawab aku!!" teriak Hinata.

"Yuka-chan...Yuka....YUKAA!!!"

•••°°°•••

Seekor kucing membuka matanya secara tiba-tiba. Kebingungan dengan tempat asing ini. Ia lihat sekelilingnya. Dan mendapati seorang pemuda berambut pirang tidur disampingnya. Matanya terbelalak.

'Uzumaki Naruto?!'










TBC,Nyan•

A/n : Yo,minna-san!!!

Sebagai awalan aku kembali update segini dulu aja,Ne?

Gomen ne, kalo aku updatenya lama buangett U,U.

Demo,Arigatou Gozaimasu yang sudah Vomment cerita ini.

Jaa na!!!

Cintya_Tiwi

Neko In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang