Chapter 3

43 16 1
                                    

Libby's P.O.V

"Yatuhan, jadi kau memiliki Xenophobia Disaster?" Jawab Rose setelah aku menjelaskan tentang apa yang terjadi, terkecuali tentang lelaki "mengagumkan sekaligus misterius" itu

"Ya, itu sangat menyebalkan. Aku selalu bertengkar dengan diriku sendiri apabila aku menemukan orang asing. Perasaan takut dan gugup tiba tiba datang begitu saja. Semua berawal saat aku masih junior school. Aku menjadi korban Bullying karena ayah ku tewas saat kecelakaan yang menimpanya. Ia tewas saat ingin menjemputku sepulang sekolah, dan teman teman ku disekolah berpresepsi bahwa aku lah yang membuat ayahku tewas. Mereka menjatuhkan ku habis-habisan dan menyebar luaskan berita itu ke angkatan lain. Maka dari itu ibu ku memindahkan aku menjadi home schooling selama 2 tahun. Dengan dirutini oleh terapi terapi untuk menghilangkan phobia itu, aku dengan berani mengambil keputusan untuk pindah ke manchester dan masuk ke sekolah normal. Ku fikir semuanya sudah hilang, tapi phobia itu masih tetap menghantui ku seperti ini." Jawabku sambil mencabuti rumput yang ada di taman belakang sekolah.

Ya, aku lebih memilih berada di taman belakang sekolah daripada berada di kantin. Penuh dengan orang asing dan itu membuatku takut. Dengan baiknya Rose menemani ku dan siap mendengarkan semua cerita ku.

"Astaga, pantas pagi tadi kau sangat gugup berbicara padaku. Maafkan aku bila aku mengambil pembicaraan terlalu jauh. Aku benar benar tidak mengetahui ini. Dan maaf soal ayah mu, aku turut berduka cita. Mulai sekarang kau tak perlu takut, aku akan menjadi teman mu dan semua hal buruk yang kau alami dulu tak akan terjadi di sini." Jawab Rose dengan senyum simpatik dan mendekat untuk memeluk ku

"Terimakasih Rosaline." Jawabku dengan senyum kecil dan membalas peluknya.

Tiba-tiba bunyi ponsel pun datang, Rose yang mungkin merasa itu adalah miliknya pun merogoh kantong jeans nya

"Sebentar, aku akan kembali." Ucap Rose lalu pergi sambil meninggalkan ku sendirian.

Disini sangat damai, mungkin ini akan menjadi tempat favorit ku selama aku akan sekolah disini. Memang tempat ini tidak terlalu menarik, hanya ada beberapa pohon, kolam ikan, ayunan dan lapangan hijau luas yang mungkin tak pernah digunakan. Tetapi ini adalah situasi terfavorit ku, sendiri, sunyi dan hampa.

Tiba-tiba fikiran ku mengarah pada lelaki yang ku temukan dikelas tadi. Pandangan nya yang tajam membuatku sulit untuk melupakan dan justru penasaran siapa dia sebenarnya. Disisi lain aku merasakan takut luar biasa terhadap tatapannya, tetapi disatu sisi yang tertutup matanya mengunci dengan pandangan ku. Dan itu membuat ku takut sekaligus penasaran.

"Hey Libby." Ucap seseorang yang menepuk pundak ku.

Rose

 Aku hanya menjawabnya dengan senyuman kecil

"Apakah akan baik-baik saja bila kekasih ku kesini? Ia butuh belajar matematika karna nanti ada test dikelasnya. Tapi apa bila kau keberatan kami bisa pergi ke perpustakaan?."

"Nope, it's okay. Apabila aku terus menerus menutup diri, kapan aku bisa menjadi seperti kau dan remaja lain? Hidup normal dan memiliki kekasih?" Jawab ku dengan senyum

"It's sound nice! Kalau begitu aku akan mengirimnya pesan!" Jawab Rose

Setelah itu kami mengobrol tentang apa yang aku suka dan Rose suka. Mungkin ini bisa menjadi jalan agar aku dapat beradaptasi dengan teman baru ku yang pertama ini. Dia terlihat sangat baik, cantik, juga periang. Apabila kami bisa terus berteman itu akan sangat mengagumkan.

Tiba-tiba ada suara seorang lelaki meneriaki nama Rose.

"ROSEYY!! KAU DIMANA?"

Rose yang merasa terpanggil pun membalikan badan dan melambaikan tangan

"James!! Aku disini!! Yaa disini!!" Teriak Rose

Perlahan lelaki yang memakai sepatu Vans full black, jeans hitam dengan robekan didengkul dan kemeja kotak-kotak pun menghampiri kami.

"Aku baru tau bahwa taman belakang sekolah sejauh in-- Uh hi?" Ujan lelaki yang ku asumsikan 'james' saat melihat ku yang duduk dibelakang Rose

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku baru tau bahwa taman belakang sekolah sejauh in-- Uh hi?" Ujan lelaki yang ku asumsikan 'james' saat melihat ku yang duduk dibelakang Rose

"Oh ya, James. Kenalkan ini Libby. Ia siswa baru sekaligus teman baru ku. Dan Libby, ini James. Ia kekasih ku. Maaf bila ia sangat bawel." Ujar Rose

Mendengar itu membuatku tersenyum kecil dan James memajukan bibirnya. Lalu James mengulurkan tangannya

"James McVey. Nice to meet you."

Aku dengan gugup memandang tangan nya lalu melihat kearah Rose. Dia menyemangatiku dengan memberikan ku anggukan kecil. Dengan gugup aku menjabat tangan James dan menjawab sapaannya

"A-aku uhm A-aku Oliviera L-libbia H-huntt. K-kau bisa memanggilku Libby a-atau d-dengan sebutan a-apapun." Jawabku sambil menunduk dan menjabat tangannya dengam cepat. Lalu kembali melepaskannya.

Jantungku mulai berdebar. Aku tidak terbiasa melihat seseorang berpenampilan seperti itu. Dengan itu, aku membereskan tas ku lalu berdiri.

"Uhm Rose, kufikir aku harus pergi. Saudara laki-laki ku akan menjemputku jadi aku tak mau membiarkan ia menunggu lama. So bye." Tanpa melihat James aku pun berlari dan menghiraukan teriakan Rose yang memanggil-manggil nama ku.

                         -------------------------





DOUBLE UPDATE DIKARENAKAN PUASA JADI BINGUNG MAU NGAPAIN DIRUMAH HEHEHEHEHEHE.. JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YAAAA!!! WISE READER😻

Risk It All || B.W.S [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang