LOVE TRACE FROM JOSEON
~ When the moon and the sun meets ~
.
..
...Someday, We’ll meet again
It’ll be the means day
I will go to you like the first snow
( I Will Go To You Like the First Snow – Ailee )*
*Malam itu begitu dingin karena tengah memasuki awal musim dingin. Keadaan kota besar Korea Selatan begitu lenggang, mungkin karena cuaca dingin yang sudah di bawah minus satu derajat. Tapi tidak dengan wanita itu. Kaki tuanya yang diihiasi sepati bot itu melangkah sendirian. Wanita tua itu beberapa kali terlihat mengusap-usapkan kedua tangannya dan meletakan di pipinya.
“Harusnya aku berada di depan perapian dengan cokelat panasku. Tapi sekarang aku di luar karena hatiku tak tenang.”
Wanita tua itu berbicara dengan dirinya sendiri ditemani pula dengan gumpalan asap yang mengepul keluar dari bibirnya yang bergetar.
Wanita itu sekarang duduk di sebuah bangku taman sendirian. Ia hanya mengambil sebuah buku usang yang ada dalam tas kecilnya, ‘The Last of Wang Tei’s Divination’. Wanita tua membaca judul buku itu berulang-ulang, ia sudah membaca seluruh buku itu bahkan berkali-kali tapi ia merasa ada sesuatu yang belum terjadi dari ramalan itu.
Kala salju pertama jatuh
Waktu beranjak sangat cepat
Kala itu hanya matahari dan bulan
Berhadapan dalam ketajaman
Tak saling mengenal tapi berjalan beiringan
Seabad bergulir dengan diriku
Diakhir goresan hitam ini
Merangkai jejak cinta itu.“Aku tak mengerti akhir dari ramalan ini. ‘Seabad bergulir dengan diriku diakhir goresan hitam ini merangkai jejak cinta’,”
Wanita tua itu memaksakan otaknya untuk menemukan makna dari puisi itu. Rangkaian jalan puisi yang indah tapi menjadi mengenaskan bagi yang terperangkap dalam tiap syair itu. Puisi usang itu belum terjadi seluruhnya meninggalkan satu kisah lagi, wanita tua itu tahu. Jalan cerita akhir kisah itu belumlah berakhir, masih ada satu bait yang belum terjadi di sana.
Wanita tua adalah seorang yang memiliki kemampuan yang kurang bisa diterima oleh masyarakat modern saat ini. Membaca garis tangan seseorang bahkan dapat melihat sebuah ramalan yang telah dibuat untuk orang lain.
Disaat bersamaan, seorang wanita itu berjalan ke depan setelah keluar dari mobil hitamnya. Wanita itu hanya sendirian disaat hari sudah makin larut. Ia berjalan dengan angin yang berhembus dan membuat rambut hitamnya yang ia biarkan tergerai berayun-ayun di sana. Wanita itu tak pedul dengan itu hanya saja wajahnya terlihat gelisan dan gusar.
“Apa yang dia lakukan di sini malam-malam. Apa dia tidak tahu aku benci dingin.”
Kedua tangannya yang tadi berada disaku mantelnya ia keluarkan salah satunya. Ia mengambil sebuah benda persegi empat dari saku celananya. Tangannya dengan lihat menekan sebuah angka. Ia menghubungi seseorang.
“Aku sudah tiba. Dimana kau sekarang?” suaranya bergetar karena cuaca dingin yang senang sekali membuat orang-orang yang dipelukanya meringis dan menggigil.
“Kau di mana? Aku tak melihatmu disepanjang taman. Apa kau mengerjaiku?”
Terdengar teriakan kecil dari sebrang sana yang menyatakan ketidaksetujuannya. Ia mengatakan bahwa ia ada disisi barat taman ini, ia tengah menunggu.
“Tetap di sana dan jangan pergi kemanapun.”
Gadis itu mematikan sambungan itu dan kembali berjalan. Langkah kakinya terlihat besa-besar agar cepat sampai di sana dan mengakhiri perjalanan diawal musim dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Trace From Joseon
Fanfiction1847 - 2017 . Dua massa dengan dua kehidupan yang berbeda tapi terikat pada satu ramalan yang belum terselesaikan. . Dua massa yang menghadirkan sepasang kekasih yang harus berjuang demi orang-orang yang mereka cintai. . Dua massa dengan perjuangan...