Krik Krik
Suasana mendadak tegang saat Alfen berdampingan dengan Devon. Keduanya saling terdiam, sementara itu Firly,Sena,dan Erick terkekeh melihat suasana akward begini.
"Ekhem! Rick temenin gue ke toilet yuk, gak tahan nih!" Firly berdehem memecah keheningan
"Ayo!" Erick yang mengerti maksud dari sohibnya pun langsung mengiyakan ajakan
Firly. Mereka bergegas pergi walaupun sebenarnya bukan untuk ke toilet. Hanya ingin memberikan waktu bagi Devon dan Alfen berdua. Sebelum keluar dari aula, Firly membulatkan matanya pada Sena untuk memberi kode. Sena pun mengedipkan sebelah matanya tanda mengerti."Aduuh Von gue laper nih gue mau ke kantin dulu ya!" Sena berkata dengan melas dan memegangi perutnya yang cungkring kekurangan gizi.
"Gue ikut!"seru Devon sambil beranjak bangkit dari duduknya. Alfen tak menghiraukan hanya bermain dengan ponselnya.
"Jangan!"sontak Sena berkata dengan kencang membuat orang-orang kembali memperhatikan kami. Devon menaikkan sebelah alisnya menatap Sena dengan tatapan emang-kenapa-kalo-gue-ikut
"Maksud guee lo mending disini! Soalnya gue denger-denger kehadiran kita diabsen. Kalo lo ikut nanti siapa yang bakal dititipin nama?lagian bentar lagi Firly sama Erick balik kok!" Sena sebisa mungkin mencari akal
"Ck! Cepet balik!" Devon akhirnya mengizinkan Sena untuk pergi
"Ok ok!" Sena menghela nafas lega dan berlalu pergi meninggalkan aula.
Devon menatap ke sampingnya ada 3 bangku kosong tempat teman temannya duduk tadi. Ia pun bergegas duduk dibangku Erick yang kosong itu. (Kalo dari ujung itu gini posisinya Alfen-Devon-Firly-Sena-Erick-blablabla) artinya jarak 3 bangku dengan Alfen. Alfen hanya mendelik sebal
"Anjrit! Dikira gue najis apa? Gue juga ogah duduk deket dia walaupun dia wangi. Eh gak! Dia gak wangi. Ini semua gara-gara si Jasmine peaaa" Alfen berusaha menahan emosinya.
"Eh geser dong Von! Kan itu masih kosong! Rena mau duduk disini nih!" Rio menyuruh Devon pindah karena Rena akan duduk disitu
"Ck!" Devon pindah ke bangku yang tadi di duduki Sena. Artinya jarak 2 bangku dengan Alfen.
"Devon! boleh geser ga?aku pengen deket Rena nih!" Uci memohon pada Devon dengan mengedip-ngedipkan matanya. Devon merasa jijik dan akhirnya mengalah menggeser ke tempat duduk Firly tadi. Alfen sudah tak tahan lagi dengan sikap Devon padanya. Dia bergegas duduk di sebelah Devon membuat Devon menolehnya sekilas kemudian berkata datar.
"Ngapain lo deket-deket! Pergi sana bau lo!"
"Heh pea! Siapa juga yang mau deket sama lo? Ngapain lagi lo dari tadi geser sana geser sini! Jijik lo sama gue? Lebih jijik gue kali! Deket sama kuman kaya lo! Gue bingung deh kenapa ya lo itu selalu cari masalah sama gue?" Alfen menatap Devon tajam
"Idih! Lo itu Ke-Pe-De-An! Siapa yang cari masalah sama lo? Lo aja sensi! Dikatain sedikit mewek!" Devon mengejek Alfen membuatnya semakin naik darah.
"Anjir! Siapa yang mewek? Lo kali!"
"Lo!"
"Lo pea!"
"Lo bau!"
"Lo pendek!"
Jasmine yang berada di tempat duduknya ingin melihat bagaimana Alfen dan Devon sekarang. Apakah lagi romantis-romantisan apa gimana yaa? Tapi saat melihatnya ia malah mendapati 2 orang yang sedang beradu argumen dengan ego masing-masing. Jasmine segera menghampiri mereka
"Alfen! Lo malu-maluin ih! Liat tuh diliatin sama orang-orang! Ikut gue!" Jasmine menarik tangan Alfen keluar
"Bawa aja Yas! Yang jauh biar ga balik lagi!" Devon menjulurkan lidahnya pada Alfen
"Awas aja lu!" Alfen memelototi Devon
----
Group Chat
(4 orang biasa ajah)Devon : Cepet balik ke kelas dalam waktu 2 menit. Kalo ngga lo semua tau akibatnya
Firly : Otw
Sena : Otw.2
Erick : Otw.3"Mana tuh 3 bocah sialan! Biar gue kasih pelajaran mereka!"Devon mengepalkan tangannya kuat-kuat tiba-tiba ada bunyi notifikasi tanda ada pesan dari seseorang.
"Siapa nih?nomornya gak gue kenal!"
0818********
Gue pengen ngomong sama lo!To: 0818********
Siapa lo? Salah kirim kali0818********
Lo bakal tau nanti. Gue mau ketemu sama lo Devon Alfarez! Penting! Lo bakal nyesel kalo gak datengTo: 0818*******
Okay, where?0818*******
Cafe Pelangi malam ini jam 8!Devon sangat penasaran dengan orang itu. Apa hal yang ingin ia bicarakan? Siapa dia? Ah terlalu banyak pertanyaan tentang ini.
"Von!"
"Von!"
"Devvooon!" Firly,Sena,dan Erick berteriak di telinga Devon membuatnya reflek menutup daun telinganya"Apaan bego?"Devon menatap mereka sinis
"Dih! Kan elo yang manggil kita!" Sahut Sena
"Tau lo! Malah bengong!"Firly membenarkan ucapan Sena
"Lo ada masalah?"Erick menatap Devon cemas.
"Ah tau ah! Gue gak jadi marah sama kalian! Pusing gue!" Devon mengacak rambutnya frustasi. Dan berlalu meninggalkan mereka yang kebingungan.
"Dih! Napa tu anak?" Tanya Sena bingung.
Erick dan Firly hanya mengangkat bahu acuh.
----
"Mam! Devon pergi dulu ada urusan sama temen!" Devon berpamitan pada Anita,ibunya.
"Ya,hati -hati!" ujar Mama
Devon bergegas mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju cafe pelangi. Ia sudah tak sabar lagi ingin menemui orang itu. Entah kenapa perasaannya sangat kacau.
Sesampainya disana ia bergegas menelfon nomor itu.
"Lo dimana? Gue udah nyampe!"
"Meja pojok! Kemeja hitam! Lagi Sama cewe dress Merah!"
"Yang-"Belum saja Devon bertanya orang itu langsung memutuskan telfonnya sepihak. Benar-benar menyebalkan. Matanya akhirnya menemukan sosok yang dicari seorang cowo menggunakan kemeja hitam sedang duduk bersama seorang cewe yang memakai dress merah. Mereka membelakangi Devon sehingga ia tidak dapat melihat wajah keduanya. Devon bergegas menghampiri mereka.
"Permisi!" Sontak kedua orang tersebut menoleh.
"Loh? Elo?" Devon membeku.
.
.
.
.
.
.Siapa cobaaa???
Typoo dimanamanaaa
ČTEŠ
I Love My Enemy
HumorAlfenia Aliza, si cewek tomboi yang selalu dibuat kesal oleh ulah Devon Alfarez si tampan dan jenius tetapi playboy dan urakan. Bagaimana Alfen akan menghadapi sikap tengil Devon di kelasnya? Kesel? Atau malah Cinta? Eh :v Simak Kisah Selanjutnya d...