Tiba-tiba di perjalanan Jack membanting setir ke kiri.
"Ada apa Jack?" tanyaku yang baru saja terbangun dari tidurku.
"Aku melihat seseorang berdiri di tengah jalan" jawab Jack dengan gemetar.
"Jangan mengigau, Jack" ucapku dengan kesal.
"Aku tidak mengigau, Celyn!" ucapnya dengan nada naik.
"Mana ada orang berdiri di tengan jalan pada saat tengah malam seperti ini? Itu tidak mungkin, Jack. Lihatlah! Jalanan ini sangat sepi. Lagipula besok juga masih hari kerja, jadi pasti semua orang sedang beristirahat, Jack" ucapku panjang dan lebar.
Jack hanya terdiam dengan pandangan kosong sambil menyetir dengan kecepatan 40 km/jam.
"Biar aku saja yang menyetir. Mungkin kau kelelahan, Jack" ucapku.
"Baiklah" ucap Jack sembari menghentikan mobil berwarna hitam ini ke pinggir jalanan New York yang penuh dengan gemerlap lampu.
Aku segera menggantikan posisi Jack. Di perjalanan Jack hanya diam dan ia tidak tidur. Entah ada apa dengan Jack tetapi aku saat ini tidak ingin mengajaknya berbincang.
Perjalanan menuju ke rumah hanya ku tempuh selama 12 menit karena sepinya jalanan New York. Jack dan aku segera memasuki kamar masing-masing untuk beristirahat.
Tiba-tiba seseorang memukul tanganku saat aku sedang tidur. Dengan tidak sadar aku memukul balik orang tersebut.
"Celyn! Sekarang sudah jam 7" teriak Jack.
"Benarkah?"
Aku sangat terkejut dan segera aku berlari menuju kamar mandi. Aku sangat terburu-buru. Berlari ke sana dan kemari. Mencari-cari barang yang ternyata sudah berada di dalam tasku. Aku sangat kacau hari ini.
Hari ini jadwal di sekolah adalah unjuk bakat. Aku tidak menyiapkan apa-apa untuk hal itu. Sesampainya di sekolah, aku segera mencari lagu yang cocok untuk tarian jazz yang akan aku tampilkan. Aku mendengarkan lagu jazz kesukaanku dengan serius dan tiba-tiba ada seseorang duduk di sampingku.
"Hi!"
Ternyata ia adalah lelaki yang tak sengaja menabrakku dan tak sengaja aku tabrak.
"Oh hi... Gabe" ucapku dengan terbata-bata karena aku lupa namanya.
Gabe tidak berkata apa pun kepadaku. Ia langsung duduk di sampingku sambil mendengarkan lagu dari iPhone-nya. Aku hanya diam dan melirik ke arah iPhone-nya.
"Apakah kamu akan menyanyikan lagu itu?"
Gabe melihat ke arah iPhone silverku.
"Ya. Apakah kita menggunakan lagu yang sama?"
"Ya. Tetapi aku akan menari jazz" ucapku secara singkat.
Gabe melepas headphone putihnya.
"Bagaimana jika kita berduet? Aku menyanyi dan memainkan piano sedangkan kamu menari jazz. Bagaimana?"
"Ide bagus, Gabe. Ayo kita berlatih" ucapku dengan semangat yang membara.
Jarum jam terus berjalan mengelilingi porosnya. Tiga puluh menit berlalu, Gabe dan aku sudah berlatih dengan sungguh-sungguh dan kami tidak sabar untuk menampilkannya.
Seluruh siswa mendaftarkan diri untuk unjuk bakat dan ada yang solo ada juga yang berduet. Mereka diharuskan menulis nama peserta, penampilan, dan tanggal lahir. Entah mengapa pihak sekolah menginginkan kami untuk menuliskan tanggal lahir.
Gabe dan aku menunggu nomor peserta kami dipanggil. Kami melihat peserta lain yang tampil. Mereka sangat kreatif. Ada yang menari, menyanyi, memainkan piano, biola, dan lainnya. Ternyata acara unjuk bakat ini adalah unjuk bakat yang dilombakan.
Aku melihat Madelline, teman baruku menampilkan nyanyian. Ia menyanyi dengan sangat lembut dan pelan. Menurutku itu sangat indah, tetapi ada juri yang berkata bahwa Madelline seperti orang kelaparan yang tidak bisa bernyanyi dengan keras. Madelline dengan segera turun dari panggung dengan wajah yang sangat sedih.
Setelah Madelline turun aku ingin mengejar dan menghiburnya, tetapi sekarang adalah waktuku untuk tampil. Aku tidak ingin merusak acara, jadi ku biarkan Madelline berlari.
Gabe dan aku menaiki panggung dengan gemetar. Juri yang sebenarnya adalah guru kami telah duduk di meja juri yang berada tepat di depan panggung.
Melodi-melodi indah mulai keluar dari piano yang dimainkan Gabe. Aku mulai menari dengan gemulai. Belum selesai kami menampilkan, peserta lain bertepuk tangan.
Gabe dan aku selesai menampilkan dan komentar para juri sangat singkat. Ada yang berkomentar bagus, keren, dan ada juga yang berkata kalian pasangan yang serasi.
Pengumuman pemenang akan diumumkan besok. Gabe dan aku segera pulang ke rumah masing-masing dengan riang. Lagi-lagi aku melihat Madelline berlari keluar sekolah.
Aku dijemput oleh Jack, sedangkan Gabe mengendarai mobil sendiri. Jack dan aku segera menuju ke rumah untuk menyiapkan kejutan.
Setibanya di rumah aku segera mencuci tangan dan kakiku, mengganti bajuku lalu aku berlari kecil menuju ke dapur. Aku melihat Jack berlari ke sana kemari dengan wajah panik.
"Tolong ambilkan kue pesanan kita. Saat ini jalanan di dekat sana sangat macet" ucap Jack sambil berlari ke sana kemari.
"Aku tidak tau jalan pintas menuju ke sana, Jack. Lagipula aku juga tidak terlalu lancar mengemudi di jalan yang macet"
"Apakah mereka menerima delivery order?"
"Tidak. Mereka hanya melayani di toko" lalu aku diam sejenak untuk berpikir.
Aku mencari nomor telepon Gabe di website sekolah. Tak lama kemudian aku menemukan nomor teleponnya dan aku segera menelpon nomor tersebut.
Gabe : "Halo siapa ini?"
Celyn : "Hi Gabe. Aku Celyn"
Gabe : "Oh hi, Celyn. Ada apa?"
Celyn : "Apakah kamu sedang sibuk?"
Gabe : "Tidak. Apakah ada yang bisa ku bantu?"
Celyn : "Bisakah kau pergi ke toko kue di dekat New York mall? Aku sedang membantu kakakku menyiapkan kejutan untuk ulang tahun ibuku. Bilang saja ke kasir bahwa kamu disuruh oleh seseorang bernama Jackson Smith"
Gabe : "Baiklah. Aku akan segera menuju ke sana"
Celyn : "Terima kasih banyak, Gabe"
Gabe : "Tidak masalah, Celyn"Lalu aku menutup teleponku dan segera menuju ke dapur untuk menyiapkan kejutan. Jack menyiapkan balon-balon sedangkan aku menyiapkan kelopak-kelopak bunga dengan kartu ucapan. Waktu terus berjalan dan kami segera menata balon, kelopak-kelopak bunga dan kartu ucapan.
"Jack, daddy mengirim pesan. Ia berkata bahwa sekarang ia sedang dalam perjalanan menuju ke rumah"
"Baiklah. Kita tinggal menunggu kuenya. Pastikan bahwa temanmu sudah mengambilnya" ucap Jack sambil membereskan dapur yang berantakan seperti kapal pecah.
"Baiklah akan ku telepon Gabe" ucapku sembari mengarahkan telepon ke telingaku.
Gabe : "Celyn aku sangat minta maaf aku tidak bisa tiba di sana tepat waktu. Sekarang aku dalam perjalanan menuju ke New York mall dan jalanan sedang macet sekarang. Aku sangat minta maaf, Celyn. Akan ku usahakan datang tepat waktu. Aku janji"
Celyn : "Baiklah, Gabe. Tidak apa-apa. Berhati-hatilah"Aku berjalan dengan pelan menuju ke Jack.
"Jack, Gabe tidak bisa datang tepat waktu karena macet"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Unreal Friend
HorrorBagaimana rasanya mendapatkan teman baru di sekolah baru? Pasti sangat menyenangkan bukan? Tetapi bagaimana jika kamu memiliki teman yang bertingkah tidak umum? Banyak liku-liku yang dialami Jocelyn dan Gabe menghadapi sahabat mereka yang sedikit an...