Ep 7 (Scratched)

20 2 0
                                    

"Baiklah. Bye. Jaga dirimu baik-baik" ucap Gabe sembari memelukku. Lalu ia mulai melangkah meninggalkanku.

Sekolah akan libur selama beberapa minggu. Ya, libur musim panas adalah hal yang semua orang tunggu. Kami bisa bermain sehari suntuk di pantai, makan es krim di pinggir pantai, berenang, menggunakan baju tipis, dan lainnya.

Saat aku tertidur di hotel, aku mendengar ayah berbicara dengan seseorang di ambang pintu.

"Pak, kami sudah mengecek darah tersebut di lab dan nihil. Saat kami akan menelusuri bed cover milik istri Anda kami tidak menemukan bercak darah setitik pun, pak. Maaf kami tidak bisa menindaklanjuti kasus ini" ujar seseorang yang sepertinya salah satu anggota polisi.

Aku sangat sedih mendengarkan berita tersebut. Aku merasa sedang dalam keadaan yang tidak aman saat ini.

KRING... KRING... KRING...

"Hey mengapa Gabe mem-video call ku pagi-pagi?" ujarku seraya mengambil handphoneku.

Gabe : "Celyn. Aku menemukan kelopak-kelopak bunga untuk ibumu ada di atas kasurku. Aku bertanya kepada semua orang di rumahku tetapi tak ada yang meletakkannya di sini. Ini sangat aneh, Celyn"
Celyn : "Apa?!"
Gabe : "Bentuknya juga sama persis berbentuk hati seperti yang kemarin"

SRET...

Aku menoleh ke sumber suara yang sepertinya berasal dari samping kasurku.

Celyn : "Gabe balonnya"
Gabe : "Celyn mengapa wajahmu pucat?"
Celyn : "Apa?"

BZZZ... BZZZ... BZZZ...

Aku menoleh ke handphoneku dan kudapati tulisan "buffering" di ujung layarnya. Aku menunggu hingga sinyalku kembali membaik.

haaaaaaa....

Kudengar suara lembut keluar dari speaker handphoneku. Aku merasa ada hal yang janggal dan aku segera turun dari kasur. Balon yang tadinya ada di dekat kasur sudah tidak berada di sana lagi. Balon tersebut sekarang berada di dekat pintu kamar mandi.

Perlahan ku langkahkan kaki ku menuju ke kamar mandi. Aku tidak melihat seorang pun di dalam kamar mandi. Lagipula saat ini aku sedang sendirian di kamar hotel ini.

"Ah mungkin hanya perasaanku saja" ucapku sembari melangkah memasuki kamar mandi. Aku mulai menggosok gigiku dan sesekali melirik ke arah cermin.

Aku membiarkan tubuhku dibasahi oleh rintikkan air shower. Aku berusaha mengambil shampoku dengan mata tertutup karena mataku terkena air.

SRET...

"AAAAAAA..."

Punggungku terasa terbakar dan perih. Lalu ku matikan showerku dan aku segera menggunakan pakaianku. Aku berlari keluar dari kamar hotel lalu menuju ke ruang makan karena pastinya mom, dad, dan Jack sedang berada di sana tanpaku.

"Mom, dad. Ada seseorang yang mencakar punggungku"

"Sttt... Jangan berteriak" ucap Jack sembari menutup mulutku dengan tangannya.

"Aku serius, Jack. Lihatlah punggungku"

"Sudahlah. Ambil sarapanmu" ucap Jack dengan tetap tidak mempedulikanku.

Aku hanya mengambil yogurth dengan buah-buahan kering dan susu. Aku memakan sarapanku dengan pandangan kosong karena otakku penuh dengan pertanyaan.

Kami kembali ke kamar hotel dan balon yang tadinya ada di depan kamar mandi sudah tidak berada di sana lagi.

"Celyn, mengapa balon ulang tahun ibu ada di sini? Siapa yang mengantarkannya ke sini?" tanya Jack dengan wajah heran.

"Tidak. Tidak ada seorang pun yang mengirim balon itu. Tiba-tiba balon tersebut berada di samping kasurku"

"Apa? Yang benar saja. Kau pasti berbohong. Jangan membohongiku, Celyn" jawab Jack yang tidak percaya dengan perkataanku.

"Untuk apa aku berbohong? Untuk apa aku menakut-nakutimu? Aku serius. Aku tidak berbohong dan tidak bermaksud menakut-nakutimu. Tadi pagi balon itu ada di samping kasurku. Tiba-tiba ketika aku menutup video call dari Gabe, balon tersebut sudah berada di depan kamar mandi. Dan ketika aku kembali ke ruang ini lagi, balon tersebut kembali ke samping kasurku" jelasku dengan nada naik.

"Ketika aku mandi, aku merasa ada yang mencakar punggungku. Lihatlah" lanjutku sembari menunjukkan bekas cakaran di punggungku.

Dad, mom, dan Jack hanya terdiam dengan wajah panik.

"Baiklah. Aku pikir Celyn benar-benar serius kali ini" ucap Jack dengan wajah ketakutan.

"Lalu sekarang apa yang harus kita lakukan?" tanya ibu dengan kebingungan.

"Kita urus luka Celyn lalu kita menuju ke Hawaii untuk menenangkan diri dan liburan musim panas. Mungkin setelah berlibur ke sana kita tidak akan mengalami hal buruk lagi" ucap dad.

Kami semua mengangguk dan kami segera menuju ke rumah sakit untuk mengurus luka di punggungku yang cukup parah.

***

Dokter berkata bahwa cakaran di punggungku bukanlah cakaran hewan melainkan cakaran manusia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Unreal FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang