MY IDOL IS (not) PERFECT

5.7K 157 6
                                    

Langit yang sore tadi nampak cerah, menjelang malam diselimuti awan kelam disertai angin yang menunjukan mungkin langit akan menurunkan airnya. Sungguh apapun yang ada di kolong langit ini tak ada yang pasti. Karna semua, tergantung kehendak yang Maha Kuasa. Seperti takdir seseorang, sudah dituliskan dan tak ada yang tau apa yang akan mereka temui di depan sana.

Seorang gadis nampak memanut dirinya di depan cermin. Berputar beberapa kali dan merasa puas dengan penampilannya yang namapak cantik dengan dress baby peach yang baru saja dia beli beberapa hari yang yaang lalu. Di dinding kamar gadis itu nampak banyak poster seorang yang nampak tampan yang menjadi idola gadis-gadis saat ini. Lee Hyuk Jae. Atau Lee Eunhyuk yang menjadi nama debut lelaki dalam postser itu.

Kim Nari. Salah satu dari ribuan atau bahkan jutaan gadis yang tergila-gila pada sosok Lee Eunhyuk. Seorang bintang multi talented. Actor yang handal, penyanyi yang gemilang, dan segala macam kelebihannya yang membuat semua orang berpikir jika kesempurnaan telah hadir di muka bumi. Lebih dari teergila-gila, gadis itu bahkan merasa telah mencintai sosok Eunhyuk yang sempurna itu.

Nari memoleskan lipstcik berwarna natural pada bibir mungilnya. "Wah... neomu ipudah." Gumamnya puas. Lalu berbalik menatap poster yang nampak paling besar dari pada poster-poster lainnya. "Eunhyuk Oppa, lihat, aku cantik bukan? Hm... jika kita bertemu nanti, aku yakin kau akan jatuh cinta padaku." Nari tersenyum senang.

Begitulah kegiatan sehari-harinya, berbicara pada benda mati seperti orang gila. Tapi siapa yang perduli jika seseorang sudah dibutakan oleh perasaan suka yang berlebihan? Nari bahkan bisa merasa sangat puas hanya dengan bicara dengan poster itu.

Langit yang sore tadi nampak cerah, menjelang malam diselimuti awan kelam disertai angin yang menunjukan mungkin langit akan menurunkan airnya. Sungguh apapun yang ada di kolong langit ini tak ada yang pasti. Karna semua, tergantung kehendak yang Maha Kuasa. Seperti takdir seseorang, sudah dituliskan dan tak ada mata pencaharian keluarga mereka. Ya, keluarga mereka memang tiggal di ruko. Bagian atas merupakan rumah tinggal dan bawahnya merupakan tempat usaha.

"Aish... sudah secantik ini kenapa harus membantu Appa!" nari menghentakkan kakinya dan berjalan keasal suara, karna yakin jika dia tidak segera datang, teriakan yang lebih dahsyat akan terdengar menggetarkan rumahnya.

Setelah samapai, Nyonya kim menatap Nari dengan tatapan sinisnya. "Wah, kau mau membantu Appamu dengan dadanan super model seperti itu?" tanya Nyonya Kim menyindir.

"Siapa bilang aku mau membantu Appa? Aku mau hangout dengan teman-temanku."

"Mwo? Kaupikir aku akan mengijinkan?" Nyonya Kim bertolak pinggang. Seperti inilah ibunya, selalu marah dan marah.

"Wah, anak Appa cantik sekali..." Tuan Kim masuk kedapur dan tersenyum senang melihat putri tunggalnya

"Appa, aku mau pergi dengan teman-temanku, tapi Eomma tak mengijinkan..." rajuknya pada Tuan Kim. Appanya memang beda dengan Eommanya. Appanya begitu baik.

"Kalau begitu pergilah, janagan hiraukan Eomma mu."

"Cih! Selalau seperti itu! Siapa yang menghiraukanku dirumah ini!" Nyonya Kim kembali mngaduk adonan Mie yang sedang dia buat tadi. Membantingnya keras-keras seolah ingin menyalurkan kekesalan pada adonan tak berdosa itu.

"Ah... gumawo Appa." Nari memeluk leher Appanya.

"Ya, pergilah, tapi Appa minta tolong sekali saja. Tolong anatarkan pesanan Mie ini di Apartement mewah depan sana. Shin Dong sedang mengantar pesanan dan belum kembali. Sedangkan orang di Apartement mewah itu ingin segera diantar pesanannya."

"Dengan senang hati, Appa. Aku pergi..." Nari mengambil bungkusan dari tangan Appanya dan segera berlalu pergi.

***

MY IDOL IS (not) PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang