Nari terbaring, menatap langit-langit putih diatasnya tanpa berkedip. Satu titik airmata mengalir disudut matanya. Hanya satu titik. Karena gadis itu bertekad tak akan pernah menangisi apa yang terjadi. Tangannya memengang selimut erat-erat. Seolah takut selimut tebal itu tertiup angin dan menampakan tubuh polosnya. Di sisinya, Eunhyuk masih terpejam menghadap kearahnya dengan nafas teratur.
Gadis itu membalik arah tubuhnya, menghadap kearah Eunhyuk. Menatap lekat-lekat wajah tampan yang ada dihadapannya. Bahkan dia nampak seribu kali lebih mempesona saat terpejam. Nari tersenyum kecut. Lalu, kini apa bedanya dia dengan gadis-gadis murahan lainnya? Tak ada!
Nari bangkit. Keluar dari selimut yang menutupi tubuhnya. Lantas masuk kedalam kamar mandi. Membiarkan dirinya terguyur air dingin yng keluar dari shower. Menghapus jejek-jejak Eunhyuk yang masih begitu terasa. Tubuhnya mengelenyar sakit ketika bayangan itu kembali terlintas. Ya Tuhan! Apa yng telah dia lakukan?
"Nari-ya...," panggil Eunhyuk ketika Nari keluar dari kamar mandi, dengan hanya selembar handuk membalut tubuhnya. Lelaki itu masih duduk diatas tempat tidur. Wajahnya masih menampakan sisa-sisa kantuknya. Namun raut penyesalan tercetak jelas disana.
Nari tak terlalu memperdulikannya. Gadis itu tanpa malu melepas handuk, menampakan tubuh polosnya. Membuat Eunhyuk memalingkan wajahnya dari Nari, yang sedang memakai pakaian yang terserak dilantai.
"Aku akan pulang." Nari baru membalikan tubuhnya ketika Eunhyuk menariknya. Membuatnya terduduk dikasur empuk itu.
"Kau akan pulang dengan rambut basah dan berantakan seperti orang gila ini?"
Nari menarik lepas tangannya, lalu memalingkan wajah. Dia duduk dipinggiran tempat tidur membelakangi Eunhyuk. Dia sendiri tak tau apa yang harus dilakukan atau katakan. Untuk beberapa saat mereka diselimuti keheningan.
"Maafkan aku...," ujar Eunhyuk dengan suara serak.
"Tak ada yang perlu kumaafkan. Toh itu terjadi bukan sepenuhnya kesalahanmu."
"Tapi...,"
"Sudahlah!" Nari memutar kepalanya menatap Euhyuk. "Semua sudah terjadi! Seperti apapun pembicaraan ini, tak akan merubah apapun!"
Eunhyuk tercekat. Apa ini? Kemana Nari yang diakenal? kenapa dia solah tak mengenali gadis yang duduk di hadapnnya ini? Sejauh itukah Eunhyuk telah merubahnya?
"Nari-ya...," Eunhyuk hendak meraih wajah Nari, tapi gadis itu menghindarinya. Hati Eunhyuk teriris perih mendapati tatpan itu. Ya, tatapan itu memang tak menyalahkannya. Tapi... tatapan sinis itu seolah begitu enggan melihat wajahnya. "Nari-ya...," Eunhyuk ingin meraih Nari kedalam pelukannya, tapi lagi-lagi gadis itu menolak. Nari malah berdiri.
"Aku tak akan menuntut apapun. Ini semua terjadi juga karena kesalahanku. Yang aku mau hanyalah, tak pernah bertemu denganmu lagi." Nari berbalik dan berjalan pergi. Namun belum sampai dia dipintu, Eunhyuk yang turun dari tempat tidur dan lagi-lagi menarik tangan Nari. Sedangkan satu tangannya yang lain, memegangi selimut agar tetap menutupi tubuh bagian bawahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY IDOL IS (not) PERFECT
FanfictionNari hanyalah gadis biasa yang mempunyai seorang idola. Idola yang digilainya setengah mati. Idola yang dianggapnya dewa yang sempurna. Menjadi tak biasa setelah dia bertemu dengan Lee Eunhyuk, idolanya, dalam keadaan yang tak terduga. Sampai pada a...