Suasana hening yang beberapa saat menyelimuti itu, mampu untuk membuat ketiga orang yang ada di dalamnya merasa semakin kaku. Dua orang lelaki yang masih setia memegang masing-masing satu dari tangan Nari, menunggu keputusan dengan rahang mengeras.
Nari menghela nafasnya. Ini begitu sulit. Tapi dia tau, apapun keputusan yang dia ambil, harus yang terbaik. Agar dia bisa keluar dari kelumit masalah yang terasa mencekiknya. Walau hatinya teriris perih, Nari menarik tangannya, melepaskan dari genggaman Eunhyuk.
"Nari-ya...," desah Eunhyuk tak percaya. Menatap gadis yang hanya menunduk, menyembunyikan air mukanya yang juga terluka.
"Hubungan kita telah selesai. Tak akan ada jalan lagi untuk kita bersama..." Nari segera membalikan tubuhnya, menarik Ki Bum agar keluar dari apaprtement itu.
"Nari-ya...," Eunhyuk ingin mengikuti langkah Nari, tapi Ki Bum segera menghalanginya. Mentapnya dengan tatapan yang seolah bilang; "jangan ganggu dia lagi."
Tak ada lagi yang Eunhyuk bisa lakukn, kecuali diam. Menatap dua tubuh itu hilang ketika pintu tertutup. Hatinya begitu nyeri. Kali ini telah benar-benar berakhir... Antara dia dan Nari, benar-benar berakhir... Satu titik airmatanya jatuh.
Di luar apartement, Nari langsung tergolek lemas. Jika saja Ki Bum tak segera menangkap tubuhnya, bisa dipastikan Nari akan menggelosor dilantai. Gadis itu mengeluarkan isakan yang dari tadi tertahan, lantas menenggelamkan wajahnya di dada bidang Ki Bum. Terpaksa keputusan itu Nari ambil. Dia tak ingin semakin jauh terjelembab dalam kesedihan. Terlebih, jika Eunhyuk sudah menikah nanti. Tapi nyatanya, memilih meninggalkan Eunhyuk juga sangat menyakitkan.
Dengan perlahan, Ki Bum menaruh kedua tangannya di pundak Nari. Mengelusnya lembut, bermaksud mebuat gadis itu tenang. Dia tak tau apa yang terjadi antara Nari dan Eunhyuk. Tapi kini dia tau, jika gadis dalam dekapannya ini begitu mencintai Eunhyuk. Dan dia sendiri juga merasakan perasaan tak nyaman. Apakah ini yang di sebut cemburu?
***
Seperti hari-hari sebelumnya, hari ini Nari maih setia merenung sendiri di dalam kamarnya. Merasakan setiap kesakitan yang menyebar keseluruh tubuh. Seolah rasa sakit dalam hatinya itu dapat dibawa oleh aliran darah, dan menyebarkan kesetiap sendinya. Gadis itu sedang menyembunyikan wajahnya diantara lutut, ketika ada yang mengetuk pintunya.
"Masuk," ujarnya malas, seraya turun dari tempat tidur. Dan setelah melihat siapa yang masuk kedalam kamar, Nari menatapnya dengan jengah. Kenapa dia menyuruh masuk orang yang mengetuk pintu? Dia lupa jika orangtuanya telah memberi Ki Bum akes bebas masuk kedalam kamarnya. Seolah Ki Bum itu benar-benar lelaki baik, yang tak akan melakukan hal macam-macam pada anak gadis mereka.
Nari menghela nafas. "Kenapa kau tak pernah bosan terus bertandang kesini?" Nari berpura-pura sibuk merapihkan tempat tidur. Tapi kegiatannya terhenti ketika Ki Bum meraih tangannya. Nari menatap lelaki itu, hendak menyemprotnya dengan segala macam omelan. Tapi semua itu tertahan ketika melihat raut Ki Bum. Baru disadarinya raut itu tak menampakan keceriaan biasanya.
"Wae geurae?" tanya Nari merasa sedikit hawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY IDOL IS (not) PERFECT
FanficNari hanyalah gadis biasa yang mempunyai seorang idola. Idola yang digilainya setengah mati. Idola yang dianggapnya dewa yang sempurna. Menjadi tak biasa setelah dia bertemu dengan Lee Eunhyuk, idolanya, dalam keadaan yang tak terduga. Sampai pada a...