Aluna Daisy. Namanya tidak sebagus orangnya. Dia adalah salah satu cewek pentolan SMA Adhi Bangsa. Tawuran? Sudah biasa. Dipanggil ke ruang kepala sekolah? Sudah biasa. Dan intinya, Aluna adalah cewek Troublemaker di sekolah gue.
Orang tuanya baru aja meninggal sebulan lalu akibat kecelakaan pesawat, dan Aluna tidak mempunyai satu pun sanak saudara untuk dimintai pertolongan. Satu-satunya harapan Aluna adalah keluarga gue. Mama memang bersahabat sejak kecil dengan Ibunya Aluna, dan keluarga kami cukup dekat. Tapi tidak dengan gue dan Aluna.
Kedua orang tua kami sudah mencoba membuat kami dekat sejak kecil, mengajak kami jalan-jalan bersama, hingga meninggalkan kami hanya berdua saja di rumah seharian penuh saat kami SMP. Tapi rencana mereka selalu gagal karena gue selalu menolak. Gue nggak pernah mau berurusan sama cewek yang kerjaannya tawuran dan bikin masalah di sekolah. Pada akhirnya, mereka berhenti memaksakan kami untuk dekat. Namun mereka meminta setidaknya, kami harus bersikap baik satu sama lain jika bertemu.
Dan, yang paling tidak bisa gue terima adalah, Mama memutuskan untuk menjadikan Aluna sebagai adik angkat gue. Adik angkat!! Otomatis, gue bakalan satu rumah sama dia dan ketemu dia setiap hari. Mama juga menyuruh gue untuk berangkat sekolah bareng sama dia, katanya, biar irit ongkos! Please, Perusahaannya ada di mana-mana dan masih mengkhawatirkan ongkos untuk anak sekolah?
Oh Tuhan, gue jadi gila. Pasti repot banget kan punya adik kayak Aluna? Belum lagi kalau ada masalah di sekolah, nama gue pasti ikut terseret. Gimana nanti respon anak-anak di sekolah? Secara, gue Ervan Adhimas. Gue bukan termasuk cowok yang suka tawuran, atau pun semacamnya. Bahkan, gue terkenal sebagai anak pintar dan berprestasi di sekolah.
Malam ini malam pertama Aluna tinggal di rumah gue. Dan, kami sekarang sedang makan malam bersama. Muka gue jelas cemberut sejak Aluna menginjakkan kaki di rumah gue beberapa jam yang lalu.Tapi, gue tambah marah saat mendengar informasi dari Papa barusan yang mengatakan bahwa perusahaannya di Surabaya sedang mengalami masalah finansial yang disebabkan oleh salah satu karyawan kepercayaannya. Dan besok, mereka terpaksa terbang ke Surabaya untuk menyelesaikan semua masalah tersebut. Ok, that's mean, gue bakalan berdua aja sama Aluna di rumah! Ya kan?
Bayangkan saja, perusahaan orang tua kalian sedang berada diambang kebangkrutan, dan orang tua kalian malah mengangkat seorang anak remaja yang bahkan tidak dapat diandalkan dan hanya dapat menyebabkan masalah. Ya meskipun itu bukan satu-satunya perusahaan yang dimiliki oleh orang tua gue sih, tapi tetap aja, Aluna datang di waktu yang tidak tepat!
"Tapi tenang aja, Mama sama Papa nggak akan lama di sana. Setelah semua masalah selesai, kami pasti bakalan balik kok." ucap Mama, dia melirik gue yang mukanya udah gak enak banget pokoknya.
"Maaf ya, Tan, Om, aku dateng di waktu yang nggak tepat." Kata Aluna sok baik. Dia memang selalu begitu sejak dulu, pura-pura polos jika di depan orang tuanya dan orang tuaku. Padahal, kalau di sekolah kelakuannya berubah 180 derajat. Gue udah berkali-kali ngomongin tentang ini ke Mama, tapi Mama bilang itu wajar. Aluna sedang mencari jati dirinya. WHAT?
Gue pun menggeram sambil membanting sendok dan garpu yang sedang gue pegang. Aluna kaget mendengar suara yang ditimbulkan dari sendok dan garpu tersebut yang beradu dengan piring. Gue segera pergi dari meja makan, padahal gue masih laper. Sial. Baru makan sedikit.
Gue segera menaiki tangga ke lantai dua, tepat di mana kamar gue berada. Oh ya, kabar buruknya, kamar Aluna tepat di sebelah kamar gue. Hebat kan? Sial banget hidup gue kayaknya.
***
Hari ini, seperti informasi Mama dan Papa semalam, mereka akan berangkat ke Surabaya. Papa sudah menyiapkan tiket pesawat untuk penerbangan di pagi hari. Serius, mood gue buruk sejak semalam. Jadi, gue berdiri di depan pintu rumah sambil melipat kedua tangan gue, melihat sinis Aluna yang sedang membantu Mama dan Papa memasukkan koper-kopernya ke bagasi mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
MGS [1] Troublemaker Girl
Teen FictionFull Chapter Tersedia di Dreame. Link in bio.