Bab 13

26 1 0
                                    

Sasya dan Jovan berjalan beriringan menuju koridor kelas Sasya. Sebenarnya Sasya risih dengan tatapan aneh yang selalu dia temukan belakangan ini. Semenjak dia dekat dengan Jovan. Sebegitu besarkah efek Jovan sebagai murid baru disini? Pastinya. Dengan wajah yang tampan dan tampilan cool. Siapa sih yang tak kagum dengan itu.

Jovan melepaskan rangkulannya ketika mereka sudah sampai di kelas Sasya. Sasya menatap Jovan datar. Ia terlalu kesal untuk berbicara dengan Jovan hari ini.

"Hei, jangan datar begitu dong" kata Jovan sambil mencubit hidung Sasya. Sasya memanyunkan bibirnya dan mengusap hidungnya yang sekarang merah.

"Ini lagi. Jangan dimanyunin"  kata Jovan lagi sambil menoel dagu Sasya.
"Jovan, bisa gak lo gak usah bersikap gitu di sekolah?" Kata Sasya geram.

"Loh, kan emang lo pacar gue kan?"

"Ya kan jangan di sekolah juga. Malu tau" kata Sasya san membalikkan badannya. Tapi Jovan langsung membalik bahu sasya.

"Masa sih, lo malu punya pacar yang tampan kaya gue?" Tanya Jovan sambil memainkan alisnya.

Sasya mengusap wajah Jovan kasar. "Tampan ndasmu"

Jovan hanya tersenyum miring. "Ya udah kalau gitu gue ke kelas dulu yah. Istirahat nanti gue jemput lo" Sasya hanya tersenyum menunjukkan barisan giginya 3 detik setelah itu berwajah datar lagi.

Tiba tiba ada seseorang yang merangkul lehernya. Karena kaget, Sasya langsung membalikkan badannya.

~~~~~

Jovan berjalan sangat fokus sampai tak sadar kalau dari tadi ada yang memanggil namanya. Karena merasa panggilannya tidak didengar, orang itu menepuk bahu Jovan. Jovan terlonjak dan langsung membalikkan badannya.

"Edgar...?" Kata Jovan lirih setelah mendapati Edgar yang menepuk bahunya.

"Lo gak lupa kan, jangan bilang siapa siapa kalau lo mau Sasya selamat" ancam Edgar dengan wajah yang memerah.

"Gue bukan pengecut" kata Jovan datar dan langsung menyingkirkan tangan Edgar dari bahunya dengan kasar.

Edgar mengepalkan tangannya berusaha meredam emosinya."Lo harus buktikan itu. Ingat!" Katanya datar dan langsung pergi.

Jovan masih saja fokus sehingga tidak mempedulikan siswi siswi yang sedari tadi menyapanya. Tak peduli kalau nanti dibilang sombong.

~~~~~

"Ah, lo Kay. Ngagetin gue aja lo" kata Sasya dan berjalan ke kursinya yang memang duduk bersama Kayra.

"Sama siapa tadi, hayoo" Tanya keyra jahil.
 
"Pastinya lo udah tau!" Jawab Sasya ketus.

Kayra berfikir dengan menempelkan telunjuknya ke dagunya. "Emm siapa ya? Pacar lo?" Sasya yang sibuk dengan ponselnya hanya mengangguk tak peduli apa yang ditanyakan keyra tadi.

Raut wajah Keyra berubah menjadi shok. "DEMI APA LO?" Sontak, kayra langsung teriak.

Sasya langsung menyelamatkan telinganya dari teriakan Kayra yang mirip toa takbir keliling. "Jangan teriak gitu deh. Emang lo tadi tanya apa? " kata Sasya  dengan polos nya.

Terdengar Kayra menghembuskan nafasnya. "Jadi, lo gak denger tadi gue tanya apa?" Sasya menggeleng acuh dan langsung membuat kayra geram.

"Hhhh lo ini!" Kayra mengacak rambutnya kesal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Don't Follow MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang