Bab 9

12 1 0
                                    

Wajah Jovan semakin dekat, sampai wajahnya sudah dekat dengan telinga Sasya. Sasya yang masih terpejam mencoba membuka satu matanya mencoba melihat apa yang akan dilakukan Jovan.

Tapi, tiba - tiba bel masuk berbunyi dengan nyaring, sehingga suara Jovan yang berbisik hanya samar didengar oleh Sasya. "Nanti balik sekolah gue tunggu di parkiran" kata Jovan berbisik di dekat telinga Sasya.

Sasya masih bingung. Jovan ngomong apa sih?. Tanya Sasya pada dirinya sendiri. Setelah mengatakan itu, Jovan menjauhkan lagi wajahnya dari wajah Sasya. Jovan melihat Sasya yang masih terpejam. Ia terkekeh melihat wajah Sasya yang memerah.

"Hei, lo kenapa?" Tanya Jovan yang masih terkekeh.

Sasya masih bingung membuka matanya perlahan. "Hemm. Gak kok gue cuma ngantuk aja, jadi merem deh kaya tadi. Huaaaam" kata Sasya membela dirinya dengan berpura pura menguap.

"Lo ngarep ya, mau gue cium?" Tanya Jovan mencoba menggoda Sasya.

Sasya memukul lengan Jovan dan malu malu kucing, karena ternyata Jovan tahu. "Heh, dasar mesum! Udah ah. Gue balik ke kelas dulu" kata Sasya sambil melangkah pergi menjauh dari Jovan.

Jovan menaruh kedua telapak tangannya di dekat bibirnya"Hei, jangan lupa tadi yang gue bilang" kata Jovan berteriak.

Jari Sasya hanya membentuk tanda OK tanpa menoleh kan wajah ke Jovan. Ada rasa bahagia tersendiri di hati Jovan setiap kali dia melihat pipi Sasya memerah dan malu seperti tadi. Sekarang, menggoda Sasya menjadi hobi tersendiri bagi Jovan. Mungkin mulai sekarang Jovan akan terus menggoda Sasya karena Jovan sangat suka dengan hobi barunya ini.

~~~~~

Di rooftop kelas 12 terdapat segerombolan siswa yang berpenampilan sangat urakan. Banyak puntung rokok yang berserakan di lantai. Asap rokok juga beterbangan di sana sini.

"Woi, bos. Lo kenapa, mikirin Sasya lagi?" Tanya salah satu anggota dari geng itu ke lieder geng mereka.

Edgar membuang nafasnya berat. "Iya nih. Gue kepikiran Sasya lagi."

"Udah lah. Masih banyak kok cewek diluaran sana. Yang cantik mah banyak. Gak cuma disekolah ini aja kan?" Kata Sirga. Dia adalah salah satu anggota dari geng Edgar yang juga paling dekat dengan Edgar.

"Kenapa, bisa bisanya dulu gue nyakitin Sasya ya Ga?"

"Setiap manusia pasti gak ada yang gak pernah ngelakuin kesalahan Gar. Kalo lo masih suka sama dia, kejar Gar. Mungkin aja kan Sasya masih sayang sama lo. Lo sih dulu gak langsung nembak dia, malah main pergi ama ama cewek lain."

"Gue juga ngerasa, gue ini bego banget. Mungkin, dulu cara berfikir gue masih kekanak kanakan. Cuma mau ngerasain rasanya ngejar cinta itu kaya apa. Setelah gue bosen, hati gue memutuskan untuk meninggalkan Sasya, Ga. " kata Edgar sambil mengusap wajahnya gusar.

Dulu Sasya dan Edgar pernah saling suka ketika Sasya masih kelas sepuluh dan Edgar kelas sebelas. Tapi, setelah hubungan mereka sudah semakin dekat, Edgar malah menggandeng cewek lain yang sudah sangat sasya kenal di depan Sasya. Hingga hubungan mereka merenggang. Tak lama dari itu, ada kabar bahwa Edgar jadian sama sahabat Sasya sendiri, Fifi. Tapi, hubungan mereka cuma berlalu selama dua bulan.

Dari itulah Fifi mulai membenci Sasya, karena Fifi mengira Sasya telah menghancurkan hubungannya dengan Edgar. Tapi, dari situ juga Edgar mulai membenci Fifi, karena dia sadar bahwa perempuan yang benar benar ia cintai adalah Sasya.

Don't Follow MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang