PROLOG

133 8 4
                                    

London, 23 juni 1999

Cuaca yang sangat sangat tidak mendukung. air jatuh menangis dari langit kota london. suhu yang lumayan sangat dingin sangat. sangat. Sebuah keluarga kecil yang berada di dalam apartemen termahal di kota london. Keluarga yang sangat hangat saat berada di pelukannya. tapi pada suatu saat semua nya berubah entah lah mungkin jalan-nya takdir ini.

Manager Perusahaan. pekerjaan yang sangat di idamkan bagi seluruh karyawan tapi tidak semuanya. Tapi lain hal-nya dengan 'Gaviz Arkan' seseorang yang sedikit lagi telah menjadi Ayah dan Calon Mertua bagi anak nya saat dewasa kelak.

Saat berada di sebuah ruangan yang khusus dan sudah di atur oleh Arsitek ternama di london ini mempunyai berbagai macam-macam fasilitas yang salah-satunya tisu terbuat dari emas 18 karat.

"Terima kasih pak, atas kerja sama nya" The Boss of CEO ini telah berjabat tangan dengan tersimpul senyum kecil nya itu.

Manager yang sebentar lagi telah menjadi seorang ayah karena istri tercinta nya ini telah hamil dan berusia sekitar 9 bulan dan ia dinobatkan menjadi istrinya. Untuk selamanya.

Tiba-tiba ada suara dering handphone nya itu yang berwarna blacklight dengan gambar apel dipotong tertulis nama 'Kang Ikan' Panggilan sayang.

"Hai kang ikan malaikat ku pasti kali ini lagi siap-siap mau ke ruang Manager aku ini. Gimana alisnya udah seperti clurit?" Masih tertahan tawa dalam hati dan meminum secangkir kopi susu. Dan tidak bisa ditahan akhirnya tertawa lepas dan muncrat lah kopi tersebut dari hidung nya yang lancip.

"MASS KANG SOMAY AKU PENDARAHAN"

PRANGGG...

suara pecahan secangkir kopi yang masih hangat tercium oleh lantai dikala hujan yang sangat dingin.

"KAMU ADA DIMANA SEKARANG KANG SOMAY AKAN MELUNCUR TAK TERBATAS DAN MELAMPAUI-NYA"

Segera ia memakai jas berwarna biru dongker dipadukan dengan dasi berwarna hitam yang super amolet itu.

"aku udah dibawa ke rumah sakit terdekat tolong mas cepetaaannn..." ia langsung menuju ke lift yang dekat dengan ruang manager tersebut. "Aku gatahan lagiii mas..."

"Sabar kang ikan aku lagi menuju tempat kamu. sabar sayang" Ia langsung mematikan ponsel nya dan langsung menuju tempat tersebut dengan rasa sedikit agak gugup. Tapi bahagia melihat seorang bayi yang akan digendongnya kelak.

                                              🌺

"Terus ibu terus tarik nafas panjang setelah itu hembuskan coba di praktekan sedikit lagi tapi agak lebih keras" Suara 4 suster dan 2 Dokter itu pun membantu 'Amanda Azelea' yang sedang kesusahan untuk mendorong anak-nya untuk keluar dari rahim-nya.

"Dokter gimana keadaan istri saya apa ia kesusahan? apa ada pendarahan lebih?. tolong bantu istri saya dok"

"Saya sedang usahakan sebaik mungkin pak, bapak bisa membantu dengan mendoakan-nya. seperti-nya ibu amanda tidak kuat dengan kelahiran ini."

"Tolong pak bantu doa"

Dokter yang sedang memakai masker itu sedang mengutak-atik alat medis pada getaran jantung istri dan anaknya.

Ruangan yang berbentuk persegi dengan perlengkapan yang super lengkap. Dinding yang dipadukan oleh stiker khusus untuk ibu hamil. Dengan Dokter lulusan dari berbagai Universitas terkenal di London kini di dalam ruangan tersebut sedang sepanik-paniknya.

"Kesayangan aku. kang ikan yang kuat ya aku mohon" memegang erat telapak tangan-nya dan sedang berdoa se-khimat-khimat nya.

"Aku mohon maafkan aku mas. disaat nantinya aku tidak kuat. kamu bisa adzan-kan di kuping nya nanti."

"Aku maunya bareng sama kamu. Tolong jangan berbicara seperti itu" mengusap puncak kepala Amanda dengan tasbih yang selalu ia ucapkan

"Tolong jangan kamu benci anak ini mas.. maafkan aku"

"Maaf mass...aku gakuat"

Terdengar suara alat detak jantung berhenti seketika dan semua yang berada dalam operasi itu terkejut.

"Dok istri saya..." Menggeleng kan kepala nya seraya tidak sama sekali percaya atas kejadian nya

"AMANDA TOLONG BANGUN AMANDA"

"Maaf pak kami tim medis sudah memberi yang terbaik"

"Maaf pak istri bapak tidak bisa tolong"

Dokter menundukkan kepala seraya ia ikut berduka cita dengan meninggalnya sesosok malaikat tersayang.

"Maafkan aku Amanda yang sudah friendzone kan kamu selama 10 tahun dan kita baru bersama 2 tahun terakhir"

"maaf kan aku sayang"

"Terima kasih telah melahirkan anak kita persis mirip kamu" Sekali lagi dan untuk Terakhir kalinya menyentuh kulit istri nya. Terakhir Dan Selamanya.

"Dan percayalah Rencana Tuhan akan lebih indah"
                                -Gaviz Arkan-





Black HoleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang