S A T U

61 3 0
                                    

Jakarta, 3 Maret 2016

Ada satu hal yang berbeda dari dia. Dia yang mempunyai koleksi buku terbanyak. Mungkin yang paling banyak di antara tetangga komplek nya. Dia yang rajin membaca buku setebal 10cm,  ia menggunakan sepasang kacamata dipadukan dengan hidung mancung nya. Siapa yang tidak tertarik dengannya. Dengan kepintarannya yang pernah ia dapatkan, entah itu Beasiswa ataupun Ranking 1 paralel.

"Den kenzie, dipanggil nyonya kebawah den, kata nyonya siap-siap untuk pergi ke dokter" Panggil mbak Tia yang berada di bawah.

mbak Tia sudah dekat dari ia kecil. Bahkan saat Mamanya sibuk dengan pekerjaanya, mbak Tia lah yang sangat tulus menjaganya seperti anaknya sendiri.

Ya, Namanya Kenzie. Sebenarnya nama panjang nya itu Fazel Kenzie tapi entah kenapa Mamanya dan teman-temannya suka memanggil Kenzie. Mungkin Sudah dari SD. Oh,bahkan sudah dari Taman Kanak-Kanak.

"Iya Mbak, Kenzie lagi nyiapin buku kimia dulu. Sebentar saja, nanti Kenzie nyusul" Bahkan sampai ke dokter pun membawa buku. Sungguh Manusia yang sangat rajin.

Mbak Tia pun meng-iyakan nya dari bawah.

Lalu ia pergi menyusul mamanya yang sudah tepat di depan rumah nya dan sedang mengendarai mobil.

"Kamu bawa buku? Kita mau kedokter Ken, kita mau check-up disana. Bukan untuk lomba kimia"

Dan memang benar anak nya ini sering sekali mengikuti lomba di sekolahan nya terutama Kimia dan Fisika. Dan jangan pernah ragukan dia lagi, sekolahannya saja sangat mempercayai Dia untuk mewakilkannya bahkan sudah satu provinsi pernah ia ikuti.

"Kan Kenzie mau lomba Mah satu minggu lagi, sayang dong kalau kita buang-buang waktu hanya menunggu macet nya kota Jakarta dengan termenung dari dalam mobil?" Tanya Kenzie yang duduk nya bersebelahan dengan Mamahnya.

"Iya yaudah deh, kalau kenzie mau nya begitu Mama hanya mengikuti apa yang terbaik buat Kenzie. Tapi Mama pesan satu hal untuk kamu ken."

"Apa Mah? Mama mau kenzie bawa Piala? Kan setiap bulan Kenzie bawa Piala untuk Mama" Sambil membenarkan posisi kacamata nya yang turun dari batang hidungnya.

"Kalau itu sih Mama udah ga ragu lagi sama kamu. Tapi Mama mau kamu tetap semangat menjalani nya. Mama mau kamu selalu ada di sisi Mama. Mama udah ga punya siapa-siapa lagi selain kamu Ken." Tidak menduga ternyata sedari tadi Mamanya mengeluarkan air mata.

Kenzie tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain memeluk hangat bidadari tanpa sayap nya inilah. Kenzie yang selalu ada di sisinya di setiap runtuhnya keyakinan ada kesembuhan, keajaiban untuk sembuh dari penyakitnya.

Dan memang benar ada satu riwayat penyakit yang telah ia alami dari umur 5 tahun. Dan itu butuh waktu yang sangat lama untuk menyembuhkannya. Sangat lama. Hanya kesabaran dan selalu berdoa agar kesembuhan itu datang kepadanya.




Black HoleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang